Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Action Against Stunting Day, Doni Bicara Pentingnya Pangan Lokal dan Perlindungan Sumber Air

Doni Monardo, Action Against Stunting Hub (ASSH), SEAFMO RECFON, dan Nasyiatul Aisyiah bicara soal penanganan stunting yang menunjukkan angka kemajuan

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Di Action Against Stunting Day, Doni Bicara Pentingnya Pangan Lokal dan Perlindungan Sumber Air
Ist
Doni Monardo di webinar Action Against Stunting Day, Sabtu (9/10/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Letjen (Purn) Doni Monardo, Action Against Stunting Hub (AASH), SEAFMO RECFON, dan Nasyiatul Aisyiah bicara soal penanganan stunting yang menunjukkan angka kemajuan meskipun mengalami tantangan selama masa pandemi Covid-19.

Dalam rangkaian acara Action Against Stunting Day, dipahami bahwa sejumlah program terus digencarkan untuk mencapai visi Indonesia 2024 dan target SGDs untuk menghapus semua masalah gizi buruk khususnya stunting.

“Action Against Stunting Day ini bertujuan untuk menguatkan kembali komitmen dan aksi mencapai penurunan stunting secara global, mempromosikan dialog dan advokasi mengenai SDG2, mengidentifikasi prioritas dan visi bersama untuk penurunan stunting, serta menumbuhkan rasa kebersamaan dengan menyatukan berbagai aktor dan generasi”, ujar Direktur SEAMEO RECFON Muchtaruddin Mansyur dalam sambutannya, Sabtu (9/10/2021).

Muchtaruddin mengatakan untuk mencapai target penumpasan stunting, seluruh elemen baik pemerintah maupun non pemerintah harus saling berkolaborasi.

"Pengambil kebijakan, akademisi, polisi, pebisnis dan organisasi juga harus masif ikut menyuarakan isu penumpasan permasalah stunting," tambahnya.

Sementara itu, Doni Monardo selaku eks Kepala BNPB dan juga eks Ketua Satgas Covid-19 menyampaikan bahwa perlu digalakkan pangan lokal dan pangan hewani untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas di Indonesia.

"Dengan aktif menginisiasi kerja sama berbagai pemangku kepentingan yang merupakan pendekatan pentahelix, diharapkan nantinya dapat membantu percepatan pelaksanaan program percepatan penurunan stunting terlebih di tengah kondisi pandemi dan paska pandemi Covid-19," tambahnya.

Baca juga: Pentingnya Pengetahuan Pemenuhan Gizi pada Keluarga untuk Cegah Stunting

Berita Rekomendasi

Selain itu, Doni juga menilai pentingnya menjaga sumber air sebagai salah satu cara pencegahan stunting.

"Jika kita bisa menjaga sumber air kita,  maka kita bisa membantu bangsa kita untuk terhindar dari stunting. Kenapa? Karena pada 1999, saya bertemu warga Jerman yang ditugaskan membantu pemerintah di Singaraja, Buleleng," katanya.

Doni pun bertemu dengan peneliti tersebut dan peneliti itu bertanya soal warga Jerman yang disebut cerdas-cerdas.

"Kata dia, karena warga Jerman sangat menghargai dan melindungi sumber air. Jadi kenapa Jerman bisa cerdas, bisa postur tubuhnya sangat bagus karena mereka melindungi sumber air," katanya.

"Sekarang, apakah Anda sekalian sudah memberikan kontribusi untuk melindungi sumber air bangsa kita? Jangan bicara stunting terlalu jauh kalau kita belum memberikan kontribusi sekecil apa pun untuk menyelamatkan ekosistem kita, baik di hulu, di tengah, maupun di hilir," kata Doni.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan masyarakat sipil menjadi salah satu pemeran penting dalan percepatan pengurangan stunting.

Dia mengklaim Lazismu ikut berperan dalam menangani stunting di Indonesia.

"Kontribusi program Lazismu sebagai salah satu program pencegahan stunting bertajuk Peningkatan Kemampuan Gizi Seimbang Seluruh Indonesia di 34 Provinsi dan 462 Kabupaten/Kota," pungkasnya.

Sebagai informasi, AASH adalah studi interdisiplin yang dilaksanakan di tiga negara (India, Indonesia, Senegal) dan Lombok Timur menjadi lokasi di Indonesia.

"AASH bertujuan untuk mempelajari tipologi faktor-faktor yang membentuk jalur menuju stunting (stunting typology) dengan pendekatan anak secara utuh (whole child approach) termasuk komponen fisik (gizi, epigenetik, kesehatan saluran cerna), lingkungan pengasuhan, pendidikan dan pangan," kata peneliti senior SEAMEO RECFON dan Country Lead AASH Indonesia Umi Fahmida.

"Dari studi ini, diharapkan akan dihasilkan alat pendukung kebijakan (decision support tool) nasional dan lokal yang relevan dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting," tandasnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas