Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buka Usaha Kedai Kopi, Hotman Tambunan Eks Pegawai KPK Bawa Cita Rasa Toba Sampai ke Blok M

Hotman Tambunan mulai kembali menggeluti dunia kopi yang sempat ditinggalkannya setelah tidak bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Buka Usaha Kedai Kopi, Hotman Tambunan Eks Pegawai KPK Bawa Cita Rasa Toba Sampai ke Blok M
Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama
Eks pegawai KPK Hotman Tambunan membuka kedai kopi di lantai basement blok J 077, Kuliner Toba, Blok M Square, Jakarta Selatan, Rabu (13/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hotman Tambunan mulai kembali menggeluti dunia kopi yang sempat ditinggalkannya setelah tidak bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebuah kedai kopi yang diberi nama Tabe Coffee ia rintis bersama kawan-kawannya sekira empat tahun lalu.

Hotman sebelumnya meninggalkan kedai kopi itu lantaran sibuk bekerja di KPK sebagai Kepala Satuan Tugas Pembelajaran Antikorupsi.

Ia bekerj di KPK sejak 2005 dan berakhir per 30 September akibat tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK).

Setelah tak lagi menjadi pegawai KPK, Hotman bersama kawan-kawannya mendirikan Tabe Coffee di bilangan Blok M, Jakarta Selatan.

Tepatnya berada di dalam Blok M Square.

Baca juga: KPK Sidik Dugaan Korupsi Kerja Sama Pengolahan Anoda Logam PT Antam dan Loco Montrado

Berita Rekomendasi

Hotman, pria tulen asal Balige, ibu kota dari Kabupaten Toba, Sumatera Utara menceritakan asal-muasal kedainya diberi nama Tabe Coffee.

"Tabe itu mempunyai makna berarti 'salam', jadi kalau di masyarakat Batak itu ya orang kalau sudah salaman itu, berarti semua masalah sudah selesai, harusnya," kata Hotman saat berbincang dengan Tribunnews.com persis di depan kedai Tabe Coffee yang terletak di lantai basement blok J 077, Kuliner Toba, Blok M Square, Jakarta Selatan, Rabu (13/10/2021).

Hanya saja, Hotman yang masih terkenang pekerjaannya di KPK, mengatakan justru saat ini orang lebih banyak salam tempel ketimbang salam dalam arti sesungguhnya.

Baca juga: Desak KPK Hadirkan Lili Pintauli jadi Saksi, MAKI: Berikan Contoh yang Baik ke Masyarakat

"Sekarang orang nyalam, salam isi, untuk nyuap, harusnya itu salah kan ya. Kalau sudah minum kopi, salaman, masalah selesai. Bukan malah salaman malah dapat komisi, itu menyalahi kata tabe, sangat menyalahi sekali," kata dia.

Di Tabe Coffee, Hotman dan kawannya menjual tiga jenis kopi khas Toba, yaitu Lintong, Gurgur, dan Sidikalang.

"Kita ada tiga jenis kopi ya yang khusus berasal dari kampung Toba, yang pertama adalah kopi Lintong, yang kedua adalah kopi Gurgur, yang ketiga adalah kopi Sidikalang," ucapnya.

Kedai Tabe Coffee yang didirikan eks pegawai KPK Hotman Tambunan di lantai
Kedai Tabe Coffee yang didirikan eks pegawai KPK Hotman Tambunan di lantai basement blok J 077, Kuliner Toba, Blok M Square, Jakarta Selatan, Rabu (13/10/2021).

"Kita tidak memasarkan kopi dari daerah yang lain, karena memang tujuan kita salah satunya adalah pemberdayaan petani kopi yang ada di kampung kami sana," lanjut Hotman.

Tujuan awal Hotman beserta rekan-rekannya dari Institut Pertanian Bogor (IPB) membawa kopi khas Toba ke Jakarta memang ingin membantu petani kopi di kampungnya.

Baca juga: Eks Pegawai KPK Ternak Kambing hingga Siap Jadi Kernet Bangunan, Pengamat: Kerja Apapun Asal Halal

"Petani di kampung kami sana itu banyak menanam kopi dan mereka tidak mengurus kopinya dengan bagus. Kami mengambil area di perkopian sehingga kami berpikir bisa memberikan sedikit kontribusi lah buat orang-orang tua di kampung kami sana, di Toba, Sikumbang, sama di Tapanuli," tuturnya.

Kopi Lintong, Gurgur, dan Sidikalang yang dijual Hotman masing-masing dikemas dalam kantong seberat 14 gram.

Satu pack berisi 10 kantong.

Harga yang mesti ditebus untuk mendapatkan satu pack kopi Lintong, Gurgur, maupun Sidikalang yaitu Rp100.000.

Baca juga: Mantan Pegawai KPK Jadi Pebisnis UMKM, Begini Komentar Pengamat

"Kita lebih ke pemberdayaan petani di kampung kami sana, di Toba, kami melihat bahwa harus ada perdagangan yang adil antara petani kopi, penjual kopi, dan peminum kopi," ujar Hotman.

Selain menjual biji kopi khas Toba, Tabe Coffee juga menjajakan kopi siap saji seperti kedai kopi pada umumnya.

Harganya bervariasi, dimulai dari Rp 15.000 sampai Rp 39.000.

Niat Hotman untuk membuka cabang Tabe Coffee terhalang pandemi Covid-19.

Padahal di tahun kedua, katanya, Tabe Coffee sudah mendapatkan cukup cuan.

"Ada masalah dalam konteks pemasaran, sehingga kita tidak mengembangkan outlet yang baru. Nanti kalau sudah pandemi selesai, akan menambah outlet-outlet yang baru," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas