Pengamat Nilai Pertemuan Mensesneg dan KSAD Andika Tak Harus Dicurigai: Biasa Saja, Tidak Salah
Soal pertemuan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa apakah terkait calon Panglima TNI, pengamat beri tanggapan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati, menanggapi pertemuan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa.
Wanita yang akrab disapa Nuning ini berpendapat, bisa saja pertemuan keduanya adalah sinyal positif Istana untuk mengajukan Andika sebagai calon Panglima TNI.
Karena itu, menurutnya bukanlah kesalahan jika memang kedatangan Pratikno terkait pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Pasalnya, kata Nuning, Andika juga punya kualitas dan pengalaman yang mumpuni untuk menggantikan Hadi.
"Apabila toh kedatangan Mensesneg betul urusan Panglima TNI dan yang jadi KSAD, tidak salah juga yang bersangkutan punya kualitas dan pengalaman yang mumpuni," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Pratikno Datangi KSAD Andika Perkasa, Ini Kata Stafsus Mensesneg dan Pengamat, Apa yang Dibahas?
Baca juga: Mensesneg Pratikno Temui KSAD Andika, Bahas Pemulihan Pandemi hingga Coba Alat Gym di Mabes TNI AD
Kendati demikian, ia menilai pertemuan antara Pratikno dan Andika, yang sama-sama pembantu presiden, adalah hal biasa.
"Menurut saya saling mengunjungi di antara para pembantu presiden biasa saja, tidak harus kita curigai macam-macam," katanya.
Nuning pun meyakini, tiga kepala staf TNI saat ini berpeluang sama menjadi calon pengganti Hadi.
Ia berharap Panglima TNI selanjutnya adalah pilihan yang terbaik bagi TNI dan Indonesia.
"Saya tetap melihat tiga Kastaf punya kesempatan yang sama."
"Siapapun yang terpilih semoga yang terbaik bagi TNI dan bagi NKRI," tandasnya.
Sementara itu, pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai pertemuan antara Pratikno dan Andika tidak bisa disimpulkan sebagai sinyal positif dari Istana terkait pergantian Panglima TNI.
Lantaran, menurut Khairul, dalam proses politik, apa yang tampak di layar mungkin saja berbeda dengan apa yang sesungguhnya terjadi di belakang layar.
"Pertemuan itu kan kita ketahui dari unggahan akun TNI AD, jadi tidak bisa kita simpulkan bahwa itu merupakan sinyal positif istana."