Surpres Calon Panglima TNI akan Dikirim Bulan Depan, Faldo Maldini: Secara Jadwal, Semua Masih Aman
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, mengungkapkan surpres calon Panglima TNI akan dikirim bulan depan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Memasuki masa pensiun Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, DPR RI hingga saat ini belum menerima nama calon penggantinya.
Padahal, DPR RI sudah memasuki masa reses sejak 8 Oktober hingga 7 November 2021 mendatang.
Terkait hal ini, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Faldo Maldini, mengatakan surat presiden (surpres) calon Panglima TNI akan diserahkan pada November 2021.
Saat ini, kata Faldo, pihaknya tengah mempersiapkan calon pengganti Hadi.
"Benar, Insyaallah (bulan depan)," ujar Faldo saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
Baca juga: Pengamat Nilai Pertemuan Mensesneg dan KSAD Andika Tak Harus Dicurigai: Biasa Saja, Tidak Salah
Baca juga: Panglima TNI Resmikan Markas Kogabwilhan I, II, III dan Monumen Tri Matra
Seperti diketahui, Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada akhir November 2021.
Terkait waktu penyerahan surpres mendekati masa pensiun Hadi, Faldo menilai masih ada waktu.
Selain itu, Istana juga sedang menanti hingga DPR kembali menggelar sidang hingga masa reses selesai.
"Secara jadwal, semuanya masih aman, menunggu jadwal DPR sidang lagi."
"Kita masih ada waktu sampai masuk pensiun panglima di akhir November nanti," katanya.
Lebih lanjut, Faldo mengatakan saat ini pemerintah tengah berfokus pada agenda nasional.
Karena itu, ungkapnya, pertimbangan utama terkait kriteria calon Panglima TNI adalah menyangkut strategi pemulihan dari pandemi.
"Kita sedang fokus ke agenda nasional maka kriteria untuk menjawab tantangan itu jadi penting."
"Ini yang sebelumnya tidak menjadi kriteria utama," tandasnya.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mengungkapkan pihaknya dan pemerintah masih memiliki waktu 21 hari untuk menentukan pengganti Hadi Tjahjanto.
Baca juga: Markas Kogabwilhan I, II, III dan Monumen Tri Matra Diresmikan Panglima TNI
Baca juga: Mensesneg Pratikno Temui KSAD Andika, Bahas Pemulihan Pandemi hingga Coba Alat Gym di Mabes TNI AD
Tenggat waktu itu terhitung sejak DPR RI selesai reses, tepatnya 9 hingga 30 November 2021.
"Pertama, Presiden mengirim surpres. Kedua, melaksanakan fit and proper test di Komisi I."
"Kemudian pelantikan panglima TNI yang baru sebelum tanggal 30 November. Jadi 21 hari prosesnya cukup," kata TB Hasanuddin usai menghadiri Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (7/10/2021), dilansir Tribunnews.
Menimbang Peluang Calon Panglima TNI
Menjelang masa pensiun Marsekal Hadi Tjahjanto, nama KSAD Jenderal Andika Perkasa dan KSAL Laksamana Yudo Margono disebut-sebut menjadi kandidat terkuat Panglima TNI selanjutnya.
Lantas, bagaimana peluang keduanya?
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan Andika dan Yudo sama-sama berpeluang menjadi Panglima TNI selanjutnya.
Khairul menilai, peluang Andika memang cukup besar, tapi kesempatan Yudo juga semakin menguat seiring berjalannya waktu.
"Jika pergantian panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat peluang Andika memang cukup besar."
"Namun peluang Yudo Margono juga terus menguat seiring berjalannya waktu," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Baca juga: Video Menteri Pratikno Pull Up di Pusat Fitnes Mabes TNI AD, Jenderal Andika Tepuk Tangan
Baca juga: KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa Dikunjungi Mensesneg, Ini yang Dibicarakan
"Relatif tak ada masalah baginya (Yudo Margono) dan bagi organisasi TNI jika pergantian dilakukan sekarang ataupun menjelang masa pensiun Hadi Tjahjanto," lanjutnya.
Kendati demikian, Khairul mengatakan, pemilihan Panglima TNI selanjutnya bisa mempertimbangkan dari dua sisi, yaitu sisi profesionalisme dan politik.
Dari sisi profesionalisme, khairul mengatakan setidaknya Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus mempertimbangkan dua hal untuk menentukan pengganti Hadi, yakni soal masa aktif dan kebutuhan organisasi.
Dari sisi masa aktif, kata Khairul, masa jabatan Andika lebih singkat dibandingkan Yudo.
Terkait hal itu, masa aktif tentu saja akan memengaruhi efektivitas Panglima TNI selanjutnya dalam memimpin dan mengelola organisasi.
"Andika Perkasa sekitar 1 tahun lebih sedikit. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2 tahunan lebih."
"Dari sisi organisasi, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi," kata Fahmi, dilansir Tribunnews.
Lalu secara politik, menurut Khairul, Presiden Jokowi membutuhkan Panglima TNI yang loyal, terutama untuk memuluskan agenda politik dan pemerintahan.
Dari hal tersebut, kata Khairul, bisa dilihat tidak ada penghalang dalam relasi antara Jokowi dan Yudo.
Kendati demikian, Khairul menilai Yudo tak memiliki pendukung kuat untuk menjamin dirinya terpilih sebagai Panglima TNI.
Baca juga: Mensesneg Pratikno Temui KSAD Andika Perkasa di Mabes AD, Bahas Panglima TNI?
Baca juga: Pengamat: Pertemuan KSAD dan Mensesneg Tidak Bisa Disimpulkan Terkait Calon Panglima TNI
Sedangkan Andika, dinilainya punya pendukung sekaligus penghalang yang kuat, yaitu sang ayah mertua, Hendropriyono, serta pernyataan sejumlah politisi dan tokoh.
"Sementara Andika Perkasa memiliki endorser kuat sekaligus barrier (penghalang)."
"Melalui sosok ayah mertuanya, Hendropriyono, maupun dari beragam pernyataan dukungan dari sejumlah politisi dan tokoh," ungkapnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas 17 Agustus 45 (Untag) Jakarta, Fernando Ersento Maraden Sitoris, yakin pengganti Hadi Tjahjanto adalah Yudo.
Alasannya, berdasarkan Undang-undang TNI, matra AL berpeluang mengisi poisisi Panglima TNI.
Karena itu, Fernando yakin Presiden Jokowi sebagai orang yang taat pada UU akan menjalankan ketentuan tersebut, sama halnya dengan Andika.
"Berdasarkan UU TNI, kali ini matra AL berkesempatan mengisi posisi Panglima TNI."
"Selain itu, Presiden Jokowi juga berkepentingan untuk menjaga soliditas dukungan TNI," terangnya, Kamis (16/9/2021), dilansir Tribunnews.
"Saya yakin Presiden Jokowi akan taat kepada konstitusi dalam hal ini UU TNI."
"Selain itu, Jokowi tidak ingin dianggap gagal membangun soliditas di TNI karena menganakemaskan matra AD dan menganaktirikan matra lain," tegasnya.
Jika Yudo dipilih menjadi Panglima TNI, Fernando memprediksi Andika nantinya akan dipercaya memimpin Badan Intelijen Negara (BIN).
Sedangkan Kepala BIN saat ini, Budi Gunawan, diperkirakan Fernando akan menggantikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM, Mahfud MD.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reza Deni/Vincentius Jyestha/Malvyandie, Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Dandy Bayu Bramasta)