Azyumardi Azra Jelaskan Golkar Lebih Bisa Diterima Masyarakat Ketimbang Parpol Lain
Dinastik itu artinya dikuasi anak cucu, kalau oligarkis itu artinya dikuasai oleh elit politik yang terbatas. Kalau golkar tidak. Siapa saja bisa jadi
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra menyampaikan peluang partai Golkar diterima masyarakat, khususnya lebih terbuka ketimbang partai lainnya.
Hal tersebut lantaran kepemimpinan Partai Golkar bukan berdasarkan pada kepemimpinan dinasti dan oligarkis.
Demikian disampaikan Guru Besar UIN Jakarta itu dalam webinar bertajuk 'Dua Dasawarsa Kemenangan Partai Golkar 2004-2024', Sabtu (16/10/2021).
"Dinasti itu artinya dikuasai anak cucu, kalau oligarkis itu artinya dikuasai oleh elit politik yang terbatas. Kalau golkar tidak. Siapa saja bisa jadi pemimpin. Bisa mengalami mobilitas politik di golkar, jadi ini beda sekali ya. Ini satu keunggulan ya. Bisa dijual dan dipasarkan dalam masa-masa sekarang ini terutama terhadap generasi milenial," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, Golkar juga diisi oleh kader-kader dari kalangan terpelajar dan bukan politisi karbitan serta memiliki jaringan yang luas ke berbagai organisasi masyarakat.
Hal itu berdampak lebih gampang diterima masyarakat.
Baca juga: Sebut Prabowo dan Paloh Sukses Berpartai, Doli Kurnia Ajak Mantan Kader Gabung Kembali ke Golkar
"Ada partai yang seperti itu, orang yang tidak dikenal tiba-tiba nongol. Bisa dibayangkan bagaimana visi mengenai keindonesiaan dan pembangunan indonesia dan lainnya. Golkar enggak, lebih teknokratis. Ini bisa dijual untuk indonesia ke 2024 sampai 2045," ucapnya.
Lebih lanjut, Azyumardi menyarankan agar pimpinan Partai Golkar untuk terus menjalin hubungan dengan berbagai ormas dan masyarakat secara luas.
Selain itu, untuk meningkatkan figur yang akan diusung sebagai Calon Presiden 2024, Partai Golkar harus meningkatkan political marketing figur tersebut.
"Politik marketingnya luar biasa waktu itu (zaman Akbar Tanjung tahun 2004). Nah ini perlu ditingkatkan lagi (saat ini). Apalagi di zaman medsos seperti ini, apa saja harus dipasarkan. Politik marketingnya harus mantap. Mungkin enggak perlu buzzer. Mungkin influencer bisa diperlukan," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.