BRIN Luncurkan Aplikasi MonMang Versi 2
MonMang v2.0 adalah aplikasi digital pendukung penelitian, monitoring, sekaligus edukasi publik mengenai hutan Mangrove di Indonesia.
Editor: Content Writer
Namun, tetap saja hal itu membutuhkan kerja input data dan nantinya melakukan kompilasi. Dari sanalah muncul pemikiran bagaimana memindahkan template excel ke dalam gawai digital. “Lokasi mangrove di Indonesia luas, sementara sumber daya terbatas. Teman-teman berpikir bagaimana cara mengefisienkan keseluruhan proses kerja monitoring tersebut,” kata Udhi.
Oleh karena itu, dilemparlah pemikiran ini ke civitas BRIN lainnya (waktu itu masih Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-LIPI) untuk membuat program digitalnya. “Ketemulah dengan mas Andarta F. Khoir, yang sekarang di Malang, dan saat itu kang Yaya juga sudah kembali dari studinya,” kata Wayan menceritakan awal lahirnya aplikasi MonMang versi 1.0 pada Oktober 2020 lalu.
MonMang Ver.1.0 merupakan aplikasi digital berbasis sistem operasi Android yang dapat dipasang dalam perangkat mobile, seperti smartphone dan Tablet. Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencatat data lapangan dan mereduksi penggunaan kertas. Selain itu, data yang telah dimasukkan dapat diolah langsung dalam perangkat secara realtime ketika data dimasukkan.
Melihat manfaat versi pertamanya, tim peneliti BRIN pun mengembangkan MonMang ke versi yang lebih baik, maka lahirlah MonMang Ver.2.0. Pada versi ini, aplikasi sudah bisa di-instal di perangkat dengan sistem operasi IOS dan aplikasinya bisa diunduh di AppStore.
Selain untuk fungsi riset dan monitoring, Versi 2.0 juga sudah dipasangkan Automated Mangrove Species Identification (AMSI), sebuah fitur yang memanfaatkan analisis Artificial Intelligence untuk proses identifikasi jenis mangrove. Pengguna cukup memfoto bagian mangrove dengan kamera pada fitur AMSI, maka informasi umum terkait jenis mangrove tersebut langsung tampil di layar ponsel. “Jadi, tidak perlu menjadi ahli mangrove untuk mengetahui jenis mangrove,” kata Udhi.
Fungsi lain yang ditambahkan adalah fitur mapping. Fitur ini memberikan pengalaman bagi pengguna untuk mengetahui sebaran spatial dan temporal dari beberapa nilai analisis yang disajikan, seperti: MHI; Stok Karbon, dan indeks vegetasi. Bagi surveyor, fitur ini sangat bermanfaat dalam penentuan kondisi di titik pengambilan data monitoring, sedangkan bagi manager, fitur mapping dapat memberikan gambaran potensi kerusakan hutan mangrove di area pengelolaannya.
Menariknya, pada versi 2.0 ini telah pula ditambahkan fitur Learning Centre. Ini merupakan fitur bagi pemula, non-expert personel, citizen scientist, journalist, anak sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum. Isinya berupa materi edukasi pengenalan hutan mangrove. Pengguna dapat belajar tentang jenis mangrove dan manfaatnya bagi manusia. Fitur ini sangat cocok digunakan di wilayah wisata Mangrove bagi siswa sekolah atau masyarakat umum. Harapannya mampu meningkatkan kepedulian mereka terhadap kelestarian hutan mangrove di Indonesia khususnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.