Empat Provinsi Masuk Program Infrastruktur Hijau RI-Jerman
GII merupakan babak baru dalam mengidentifikasi, mengembangkan, mengimplementasikan investasi infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Glery Lazuardi/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dan Jerman mengumumkan inisiatif kerjasama strategis untuk mempercepat dan mengimplementasikan proyek infrastruktur hijau atau Green Infrastructure Initiative (GII).
Pengumuman kerjasama strategis itu diumumkan dalam rangkaian acara di Paviliun Indonesia pada COP 26 Climate Change Conference 2 November 2021.
Tujuan dari GII untuk mempromosikan pengembangan proyek infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim di tiga sektor: Pengelolaan Limbah Padat, Pengelolaan Air dan Air Limbah, dan Angkutan Umum Perkotaan.
GII saat ini beroperasi di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Rencananya GII akan diperluas ke dua provinsi lagi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Kementerian Federal Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Prof. Claudia Warning, mengatakan GII merupakan babak baru dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengimplementasikan investasi infrastruktur yang relevan dengan lingkungan dan iklim.
“Kami berharap melalui mekanisme kerja sama yang strategis ini, kami dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya kami untuk memerangi perubahan iklim sejalan dengan urgensi yang kita semua sadari”, kata Prof. Warning, dalam keterangannya.
Baca juga: Pemerhati Lingkungan Kritik COP26 Konferensi Iklimnya Negara Kaya
Dalam diskusi panel tersebut, para peserta menyampaikan tanggapan mereka tentang keunikan serta tantangan untuk mewujudkan inisiatif dan mengimplementasikannya dengan sukses.
Prof. Claudia Warning menjelaskan bahwa inisiatif ini unik dalam pendekatan komprehensifnya, di mana Indonesia mengoordinasikan dirinya sendiri dan dengan demikian membantu Jerman untuk memprioritaskan dukungan teknis dan finansial.
Dia menyatakan bahwa dengan cara ini, para mitra Indonesia mencapai kejelasan urutan yang ingin diimplementasikan dan di mana untuk mengimplementasikannya.
Member of the Management Committee KfW Development Bank, Europe, and Asia Stephan Opitz menambahkan dari perspektif pembiayaan, bahwa GII mempunyai cara inovatif dalam mekanisme pembiayaan yang fleksibel.
Dari sudut pandangnya, hal dapat memenuhi kebutuhan Pemerintah Indonesia untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di setiap provinsi atau sektor tertentu.
Menurut Nani Hendiarti, tantangan yang dihadapi Indonesia di GII adalah mengidentifikasi proyek dan membangun mekanisme komunikasi yang koheren dengan dan antar pemerintah daerah dalam inisiatif yang kompleks ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.