Soal Erick Thohir Dituding Terlibat Bisnis PCR, Pengamat: PT GSI Hanya 2,5% dari Total 28,4 Juta
Pengamat menilai, tuduhan keterlibatan Erick Thohir dalam bisnis PCR sengaja dibuat untuk menganggu penanganan pandemi yang sudah berjalan baik.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Centre For Indonesian Progres (CIP), Irfan Ahmad Fauzi, ikut menanggapi soal isu bisnis PCR yang turut menyeret nama pejabat negara, termasuk Menteri BUMN, Erick Thohir.
Irfan menilai, tuduhan keterlibatan Erick dalam bisnis PCR sengaja dibuat untuk menganggu penanganan pandemi yang sudah berjalan baik.
"Isu ini sengaja dimanfaatkan dan ditunggangi untuk menyerang pribadi Erick Thohir selaku menteri yang banyak terlibat dalam penanganan dampak pandemi Covid-19."
"Saat ini penanganan pandemi sudah berjalan di jalur yang benar, dibuktikan dengan rendahnya tingkat penularan Covid-19 di tanah air," kata Irfan, Sabtu (6/11/2021), dikutip dari Tribunnews.com.
Menururt Irfan, tuduhan yang dilayangkan kepada Erick Thohir itu tidak terbukti.
Mengingat, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang merupakan yayasan kemanusiaan itu tidak terbukti memonopoli tes PCR.
Baca juga: Harga Tes PCR Dievaluasi, Kemenkes Bersama BPKP Tutup Celah Kepentingan Bisnis
Baca juga: Pemerintah Jepang Gratiskan Biaya Tes PCR dan Antigen
Hal ini dapat dilihat dari kecilnya porsi layanan PCR dari PT GSI.
"Perlu diingat bahwa dari total 28,4 juta tes PCR di Indonesia, GSI hanya melakukan tes sebanyak 2,5 persennya."
"Dan saham yang ada dalam perusahaan GSI juga atas nama yayasan kemanusiaan bukan atas nama pribadi maupun perusahaan Erick Thohir," jelas Irfan.
Untuk itu, Irfan meminta agar semua pihak bisa menahan diri dari kegaduhan-kegaduhan yang sengaja diciptakan.
"Jangan sampai pejabat takut mengambil terobosan kebijakan hanya karena isu yang dimainkan oleh sekelompok pihak yang tidak bertanggung jawab."
"Seharusnya terobosan-terobosan kebijakan untuk penanganan pandemi didukung bukan malah sengaja dibuat-buat untuk menjatuhkan," tambah Irfan.
Baca juga: Luhut Sebut Ada Motif Politik Terkait Pelaporannya ke KPK, Bantah Ambil Untung Bisnis PCR
Lebih lanjut, kata Irfan, masyarakat lebih baik fokus untuk percepatan penanganan pandemi Covid-19
"Yang dibutuhkan saat ini adalah seluruh elemen bangsa fokus untuk percepatan penanganan pandemi Covid-19."
"Isu-isu desktruktif yang sengaja diciptakan untuk menghambat penanganan Pandemi harus segera ditinggalkan," tegas Irfan.
Luhut Angkat Bicara
Mengutip Tribunnews.com, untuk diketahui, selain Erick Thohir, isu bisnis PCR ini juga menyeret nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menanggapi hal tersebut, Luhut menegaskan ia tak pernah sedikit pun mengambil keuntungan dari bisnis tersebut.
"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," kata Luhut.
Luhut mengatakan, keuntungan dari PT GSI banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu.
Baca juga: Kemenkes Diminta Membuka Secara Terang terkait Kebijakan Pengadaan PCR Agar Tidak Dipolitisasi
Termasuk memberikan tes swab gratis kepada tenaga kesehatan khususnya di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
Luhut menjelaskan, pada masa awal pandemi pada 2020, Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes Covid-19 untuk masyarakat.
Merespons hal itu, Luhut mengajak rekan-rekan pengusaha dari Indika Group, PT Adaro Energy Tbk, serta Northstar untuk membiayai penyediaan tes dari hasil keuntungan mereka.
"Partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekan saya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain yang sepakat bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar," ungkap Luhut.
Ia menegaskan, GSI tidak bertujuan untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham.
"Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis."
"Kenapa saya tidak menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia berada dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang saya sembunyikan di situ," tegas Luhut.
Baca juga: Dugaan Keterlibatan Bisnis Tes PCR, KPK Ditantang Segera Periksa Erick Thohir dan Luhut
Awal Mula Tuduhan
Mengutip Tribunnews.com, sebelumnya Mantan Direktur Publikasi dan Pendidikan Publik Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Agustinus Edy Kristianto, mengungkapkan ada sejumlah nama menteri yang disebut terafiliasi dengan bisnis tes Covid-19.
Baik itu tes PCR maupun tes Antigen.
Nama menteri yang disebut terafiliasi dengan bisnis tes Covid-19 yakni Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan; dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Kedua menteri ini diduga terlibat dalam pendirian perusahaan penyedia jasa tes Covid-19, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Edy menerangkan, PT GSI lahir dari PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra, anak PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang sebagian kecil sahamnya dimiliki oleh Luhut.
Selain itu, PT GSI juga dilahirkan oleh PT Yayasan Adaro Bangun Negeri yang berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang 6,18 persen sahamnya dimiliki Boy Thohir yang tak lain adalah saudara dari Erick Thohir.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Chaerul Umam/Muhammad Zulfikar/Reynas Abdila)