Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PROFIL Usmar Ismail, Sutradara Film Tiga Dara dan Bapak Film Indonesia yang Dapat Gelar Pahlawan

Berikut profil Usmar Ismail, salah satu penerima gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Jokowi yang telah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in PROFIL Usmar Ismail, Sutradara Film Tiga Dara dan Bapak Film Indonesia yang Dapat Gelar Pahlawan
(Tangkap layar kemdikbud.go.id)
Usmar Ismail (Tangkap layar kemdikbud.go.id) 

Setelah lulus dari AMS, ia melanjutkan lagi pendidikannya ke University of California di Los Angeles, Amerika Serikat.

Baca juga: Bamsoet Dukung Usmar Ismail Diangkat Sebagai Pahlawan Nasional

Bakat Sasta Usmar Ismail Sudah Terlihat Sejak SMP

Bakat Usmar di bidang sastra sudah terlihat sejak ia masih duduk di bangku SMP.

Saat itu, ia bersama teman-temannya, antara lain Rosihan Anwar, ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang.

Usmar ingin menyajikan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan.

Sayangnya pertunjukkan yang sudah direncanakan Usmar harus gagal, karena ia baru sampai saat matahari tenggelam.

Baca juga: Usmar Ismail Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Rudi Soedjarwo: Harusnya Sudah Sejak Lama

Meski demikian acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara.

Berita Rekomendasi

Setelah duduk di bangku SMA, di Yogyakarta, Usmar semakin banyak terlibat dengan dunia sastra.

Ia memperdalam pengetahuan dramanya dan aktif dalam kegiatan drama di sekolahnya.

Tak hanya itu, Usmar juga mulai mengirimkan karangan-karangannya ke berbagai majalah.

Baca juga: Hari Pahlawan, Presiden Joko Widodo Berikan Anugerah Gelar Pahlawan Nasional untuk Empat Tokoh

Perjalanan Karir Usmar Ismail hingga Pernah Dijebloskan ke Penjara oleh Belanda

Bakat Usmar semakin berkembang saat ia bekerja di Keimin Bunka Sidosho (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang).

Bersama dengan Armijn Pane dan budayawan lainnya, Usmar pun bekerja sama untuk mementaskan drama.

Kemudian pada Pada tahun 1943, Usmar Ismail bersama abangnya, El Hakim, dan bersama Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, serta HB Jassin mendirikan kelompok sandiwara yang diberi nama Maya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas