Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Peringatan Hari Pahlawan, Dilengkapi Pesan dari Para Pahlawan, dan Kumpulan Link Twibbon

Inilah sejarah Hari Pahlawan 10 November, dilengkapi pesan dari Pahlawan Nasional mulai dari Bung Tomo, Jenderal Sudirman, hingga Gubernur Suryo.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
zoom-in Sejarah Peringatan Hari Pahlawan, Dilengkapi Pesan dari Para Pahlawan, dan Kumpulan Link Twibbon
tangkap layar dari twibbonize.com
Inilah sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945 dan pesan-pesan dari Pahlawan Nasional. 

Mereka meminta semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya wajib datang ke tempat yang ditentukan, selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi.

Ultimatum itu tidak dipatuhi oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945 dan berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.

Pertempuran itu menggugurkan 20 ribu rakyat di medan perang.

Kemudian, 150 ribu orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya.

Sementara itu dari pihak Inggris tercatat 1,6 ribu gugur, hilang, dan luka-luka.

Peristiwa pertempuran itu dikenal sebagai pertempuran 10 November dan tanggal terjadinya peristiwa itu diperingati sebagai Hari Pahlawan karena banyaknya pahlawan yang gugur mempertahankan Indonesia.

Baca juga: Mengenal 5 Tokoh Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang Diperingati sebagai Hari Pahlawan

Pesan-pesan Pahlawan Nasional

Melansir bpkp.go.id, berikut ini beberapa Pahlawan Nasional yang menyampaikan pesan-pesan pada bangsa Indonesia:

Berita Rekomendasi

1. Bung Tomo

“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga.”

2.  Jenderal Sudirman

“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.

3. Prof. DR. R. Soeharso

Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya.“

4. Prof. Moh. Yamin, SH

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas