Jauhi Narkoba, Sayangi Keluarga
Prinsip utama pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah meminimalisasi faktor risiko, salah satu yang berperan adalah keluarga
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Kejahatan narkotika merupakan salah satu jenis kejahatan terorganisir lintas negara dan dapat menjadi ancaman serius karena dapat merusak sendi – sendi kehidupan suatu bangsa. Hal ini juga masih menjadi tantangan di Indonesia.
Sebagai ujung tombak pemberantasan narkoba di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki tiga strategi dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Tiga strategi tersebut adalah hard power, soft power, dan empowering.
Hard Power menekankan pada pemberantasan. Penekanan strategi soft power terletak pada pencegahan, pemberdayaan masyarakat, serta rehabilitasi. Sedangkan empowering memperkuat kerja sama dalam upaya pemberantasan narkoba.
Dalam strategi soft power, pencegahan dapat dilakukan oleh keluarga. Menurut Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah Deputi Bidang Rehabilitasi, Badan Narkotika Nasional, dr. Bina Ampera Bukit, M.Kes, upaya pencegahan narkoba dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Peran orang tua amat sangat dominan dalam intervensi ketahanan keluarga terhadap pengaruh narkoba. Jika keluarga memiliki ketahanan yang kuat, hal tersebut akan berdampak pada level lebih tinggi seperti ketahanan kecamatan, kabupaten / kota, provinsi dan akhirnya ketahanan Indonesia bersih narkoba.
Pengaruh Narkoba Bagi Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang. Perkembangan secara fisik dan psikis anak-anak tidak terlepas dari fungsi keluarga.
Dilansir dari laman resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), keluarga berfungsi sebagai pelindung pertama dan paling utama dalam memberikan kebenaran dan keteladanan. Keluarga juga menjadi tempat pelindung dan bernaung bagi anak dan keturunan.
Apabila ada anggota keluarga yang menyalahgunakan narkoba, maka akan memicu konflik di dalam keluarga. Salah satu dampak dari penyalahgunaan narkoba adalah, pengguna akan memiliki kepribadian yang tidak stabil. Menurut psikiater dr. Santi Yuliani, SpKJ, kecanduan narkoba dapat menghalangi seseorang mengekspresikan emosi kemarahan dengan cara sehat. Pecandu memiliki kontrol emosi yang kurang dan pemecahan masalah yang lebih buruk. Selain itu, saat menghadapi suatu masalah, pecandu cenderung marah pada dirinya sendiri namun mereka menyalahkan atau melampiaskan ke orang terdekat.
Sikap ini akan merusak hubungan pengguna dengan orang lain, terutama keluarga. Tidak berhenti sampai di situ, keluarga juga akan terdampak, di antaranya dikucilkan masyarakat, serta terbebani secara ekonomi. Pengguna cenderung akan meminta bahkan mencuri uang dari keluarga untuk membeli narkoba.
Upaya Pencegahan Narkoba Dimulai Dari Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama di mana anak menjalani proses sosialisasi menuju kedewasaan. Pola asuh yang diterapkan orang tua sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak.
Prinsip utama pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah meningkatkan faktor proteksi dan meminimalisasi faktor risiko. Oleh karena itu, penting bagi keluarga mengenali faktor-faktor tersebut. Mengenali faktor pelindung dan risiko dapat dilakukan melalui pengenalan karakter dan minat anggota keluarga khususnya anak, pola asuh dalam keluarga, penjabaran harapan keluarga, dan tata nilai dalam keluarga.
Saat seseorang menggunakan narkoba, maka bukan hanya dirinya yang menjadi korban. Keluarga, terutama orang tua, juga akan merasakan penderitaan dari penyalahgunaan narkoba. Selalu meluangkan waktu serta menjaga komunikasi dengan keluarga dapat menciptakan kondisi keluarga yang harmonis dan membentengi diri dari hal negatif seperti narkoba.