Kornas-Jokowi Minta Presiden Kurangi Jatah Menteri dari Parpol yang Sibuk Persiapan Pemilu 2024
Ketua Umum Kornas-Jokowi, Abdul Havid Permana angkat bicara mengenai tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha Candraditya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kornas-Jokowi, Abdul Havid Permana angkat bicara mengenai tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Menurutnya sangat disayangkan dalam perjalanan tahun ketiga ini, beberapa menteri kabinet Indonesia Maju hanya sibuk mempertontonkan publik untuk persiapan Pemilu 2024.
Baik yang berasal dari partai politik dan yang berasal dari profesional.
“Sebagai kelompok pendukung presiden yang setia, sejak tahun 2012, 2014 dan 2019, tentu kami perlu mengingatkan presiden untuk menegur keras menteri menterinya yang sibuk persiapan Pemilu 2024. Baik itu yang berasal dari parpol maupun profesional,” ujar Abdul Havid Permana, dalam keterangannya, Jumat (12/11/2021).
Selain itu, dia juga meminta secara langsung kepada menteri yang hanya sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya agar kembali menjalankan tugas-tugas demi kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.
“Menteri-menteri ini yang sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompoknya padahal sejak awal sudah ditegaskan oleh presiden bahwa tidak ada visi misi menteri, yang ada hanyalah visi misi presiden dan wakil presiden. Tapi mereka malah tetap ngeyel,” tegas mantan aktivis mahasiswa ini.
Maka dari itu, sambung Havid, Kornas-Jokowi perlu mengingatkan menteri-menteri yang sibuk dengan persiapan pemilu 2024 untuk kembali kepada rel yang telah ditentukan presiden sejak awal mereka dilantik.
Baca juga: Kornas-Jokowi Minta Presiden Tegur Keras Menteri yang Sibuk dengan Persiapan Pemilu 2024
Oleh karenanya, Kornas-Jokowi meminta presiden untuk mengurangi volume menteri yang berasal dari partai politik.
“Karena kami menilai menteri-menteri yang berasal dari parpol akan meninggalkan presiden di tahun 2022 mendatang,” pungkasnya.