Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Menarik Wayang Kulit yang Ramai Dibicarakan usai Adidas Sebut Berasal dari Malaysia

Simak fakta menarik wayang kulit yang ramai dibicarakan setelah Adidas menyebut berasal dari Malaysia.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Fakta Menarik Wayang Kulit yang Ramai Dibicarakan usai Adidas Sebut Berasal dari Malaysia
Tangkapan layar akun Instagram @adidassg
Gambar wayang pada tampilan produk Adidas. 

"Kami meminta maaf secara tulus atas tindakan yang tidak disengaja yang mungkin telah dilakukan, dan sekarang (kami) telah mengganti (keterangan) unggahan kami," bunyi permintaan maaf yang diunggah di Instagram Story.

Wayang diakui oleh UNESCO

Dikutip dari jendela.kemdikbud.go.id, wayang merupakan seni edipeni adiluhung, artinya seni yang selain indah, juga mengandung nilai-nilai keutamaan hidup.

Pada 7 November 2003, UNESCO menetapkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Selanjutnya, wayang masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO untuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Kategori tersebut berjudul The Wayang Puppet Theater tertanggal 4 November 2008.

Ilustrasi wayang kulit.
Ilustrasi wayang kulit. (ISTIMEWA)

Perkembangan wayang di Indonesia

BERITA REKOMENDASI

Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya.

Wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang.

Wayang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

Oleh karena itu, wayang dianggap memiliki nilai yang sangat berharga dalam pembentukan karakter dan jati diri bangsa serta peradaban Indonesia.

Sejak 1500 SM, wayang diperkirakan mulai dikenal dan berkembang di Nusantara sebagai bagian dari ritual.


Nenek moyang percaya, roh atau arwah orang yang meninggal tetap hidup dan bisa memberi pertolongan pada yang masih hidup.

Karena hal itu, roh-roh tersebut lantas dipuja dengan sebutan “hyang” atau “dahyang” yang diwujudkan dalam bentuk patung atau gambar.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas