Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terkait Dugaan Bisnis Tes PCR oleh Luhut dan Erick, Mahfud MD Persilakan Masyarakat Lakukan Audit

Menko Polhukam Mahfud MD mempersilahkan masyarakat untuk melakukan audit terkait dugaan permainan bisnis tes PCR yang menyangkut nama dua menteri.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Terkait Dugaan Bisnis Tes PCR oleh Luhut dan Erick, Mahfud MD Persilakan Masyarakat Lakukan Audit
Tangkapan Layar: Kanal Youtube Kemenko Polhukam RI
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD. 

Diketahui, isu bisnis PCR ini telah menyeret Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Arsjad menjelaskan, Luhut dalam hal ini, sama sekali tidak turut serta.

"Terus terang Pak Luhut itu tidak ikut-ikutan sama sekali. Saya bukan membela Pak Luhut atau mengalihkannya ke Pak Erick karena berbicara tentang ini saja (bisnis PCR) saya tidak pernah."

"Saya mau bicara apa adanya saja, profesional dari apa yang saya ketahui," jelas Arsjad dikutip dari Kompas Tv, Senin (15/11/2021).

Menurut Arsjad, publik semestinya tidak perlu mempeributkan terkait penjabat ingin menginvestasikan dananya dimana.

Baca juga: Kemenko Marves Beri Penjelasan Soal Kewajiban PCR Bagi Penumpang Pesawat

Lebih lanjut, kata mempersoalkan Arsjad, publik mestinya melacak dari mana asal dananya.

"Saya merasa, kalau asalkan itu uang dapatnya yang yang bener, orang mau menaruh di perusahaan mau investasi memangnya salah?"

BERITA REKOMENDASI

"Yang harusnya di track itu kan harusnya dana itu awalnya dari mana, itu saja."

"Dan kalau orang sudah jadi pejabat, apa orang tidak boleh investasi? orang nggak boleh hidup lagi?" kata Arsjad.

Penggagas PT GSI Arsjad
Penggagas PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Arsjad Rasjid angkat bicara menanggapi isu bisnis PCR yang menyeret nama Menteri Luhut dan Erick Thohir (Tangkap Layar Kompas Tv) Senin (8/11/2021)

Mengenai kenapa GSI dibuat sebagai perusahaan, Arsjad menyebut lantaran di Indonesia belum ada perusahaan yang bergerak untuk menghimpun para pelaku bisnis agar mau menyatukan visi dalam memberikan dampak positif bagi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Terutama dengan modal usaha rintisannya sebagai kekuatan utama.

Baca juga: Masyarakat Diminta Tak Terprovokasi Tuduhan Pejabat Terlibat Bisnis Tes PCR

"Itu karena entitas yang namanya perusahaan sosial itu belum ada (di Indonesia). Kalau di luar negeri (misalnya) Amerika itu sudah ada namanya B Corp, di Inggis dan Singapura (juga ada)."


"Sementara di Indonesia belum ada, yang dimana itu mempunyai wujud kedua-duanya, yakni social and price," kata Arsjad.

Bergerak Atas Nama Kemanusiaan

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas