Erick Thohir Membantah Dituding Terlibat Bisnis PCR, Sebut Kebenaran Pasti Terbukti
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan tanggapannya terkait tudingan keterlibatan dirinya dalam bisnis PCR.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Menteri BUMN Erick Thohir memberikan tanggapannya terkait tudingan keterlibatan dirinya dalam bisnis PCR.
Bisnis PCR yang dimaksud adalah layanan tes PCR dan antigen yang dijalankan di PT Genomik Solidaritas Indonesia (PT GSI).
Diketahui dalam perusahaan tersebut ada nama Garibaldi Thohir yang merupakan kakak dari Erick Thohir.
Erick pun dengan tegas membantah adanya tudingan tersebut.
Baca juga: Sempat Ditolak, Laporan ProDEM Soal Dugaan Bisnis PCR Luhut dan Erick Thohir Akhirnya Diterima
Meski terus dikaitkan dengan isu bisnis PCR yang menghantam dirinya, Erick menegaskan tidak akan berbalik menjadi zolim kepada orang-orang yang menuding dirinya.
"Ramainya tudingan bisnis PCR yang menghantam InsyaAllah tidak membuat Saya berbalik menjadi zolim," kata Erick dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya @erickthohir pada Senin (15/11/2021).
Lebih lanjut Erick mengatakan bahwa reputasi yang dimilikinya bukan dibangun untuk menyakiti orang lain, apalagi demi kekuasaan.
"Reputasi Saya dibangun bukan untuk menyakiti orang lain demi 'kekuasaan,'" imbuhnya.
Baca juga: Diterpa Isu Bisnis Tes PCR, Erick Thohir Kenang Permintaan Jokowi
Erick mengakui memang banyak individu yang suka membangun persepsi negatif.
Namun Erick percaya bahwa kebanaran pasti akan terbukti.
"Banyak individu suka membangun persepsi negatif, tapi kebenaran pasti terbukti," ungkap Erick.
Baca juga: Luhut Tanggapi Tudingan Bisnis PCR: Silakan Diaudit, Kita Bicara Datanya Saja, Jangan Kampungan!
Banyak Kelompok Gagal Pikir Kaitkan Erick Thohir dengan Bisnis PCR
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Direktur Suropati Syndicate M Shujahri mengatakan banyak kelompok yang gagal pikir selalu mengaitkan aktivitas bisnis keluarga Erick Thohir memanfaatkan BUMN untuk memperkaya diri dan memperluas jejaring bisnis.
Isu tersebut, menurut Shujahri, terkesan lebih mengarah pada isu kebencian pribadi.