Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengetatan Libur Akhir Tahun Berdampak pada Pelaksanaan Muktamar NU, Ini Penjelasannya

Sekretaris SC Muktamar ke-34, Nahdlatul Ulama (NU), Asrorun Ni'am Sholeh, menjelaskan informasi terbaru terkait pelaksanaan muktamar NU ke-34.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Pengetatan Libur Akhir Tahun Berdampak pada Pelaksanaan Muktamar NU, Ini Penjelasannya
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Presiden RI, Joko Widodo didampingi Rais Akbar PBNU, KH Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin dan Gubernur Jatim, Soekarwo usai membuka Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Sabtu (1/3/2015) hingga Rabu (5/8/2015). 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Tim Pengarah (Steering Committee) Panitia Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), Asrorun Ni'am Sholeh, menjelaskan informasi terbaru terkait pelaksanaan muktamar NU ke-34.

Berkaitan dengan adanya pengetatan pergerakan massa saat libur Natal dan Tahun Baru (Baru), maka berdampak pada pelaksanaan Muktamar ke-34 NU pada 23-25 Desember 2021.

Pengetatan pergerakan massa saat libur Natal dan Tahun Baru tersebut, disampaikan setelah hasil Rapat Terbatas (ratas) pemerintah.

"Salah satu hasil ratasnya adalah menimbang bahwa akhir tahun akan ada pengetatan sebagai wujud langkah preventif dari pemerintah agar tidak ada peningkatan pergerakan yang bisa berpotensi menaikkan angka Covid-19," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Muktamar ke-34 NU Angkat Tema 100 Tahun NU, Bahas Kemandirian Nahdliyin hingga Reforma Agraria

"Maka dalam rentang waktu mulai tanggal 20 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 ini ada pengetatan kegiatan yang bersifat publik."

"Termasuk aktivitas masyarakat yang hendak berlibur memanfaatkan libur Nataru," tambahnya. 

Berdasarkan informasi tersebut, panitia diberikan pertimbangan penyelenggaran muktamar sebelum 20 Desember 2021 atau sesudah 2 Januari 2022.

Berita Rekomendasi

"Untuk itu, diharapkan kepada panitia untuk melaksanakan kegiatan Muktamar sebelum tanggal 20 Desember 2021 atau sesudah tanggal 2 Januari 2022," kata Asrorun Ni'am Sholeh.

Lebih lanjut, Sekretaris SC Muktamar NU ke-34 ini menjelaskan, pertimbangan bila dilaksanakan sebelum 20 Desember 2021 atau sesudah 2 Januari 2021.

"Tadi dilakukan rapat konsolidasi, kalau maju mungkin agak maraton penyiapan khususnya terkait infrastruktur karena hari-hari ini di dalam proses pembangunan fisiknya untuk kepentingan kegiatan muktamarnya."

"Untuk kepentingan materi kita terus mengkonsolidiasi dan mengakselerasi persiapan, mudah-mudahan dengan waktu yang terbatas tanpa mengurangi kualias muktamar," jelasnya.

Adapun panitia akan menyampaikan informasi kepada PBNU karena ranah menunda tanggal muktamar merupakan kewenangan PBNU.

Saat ini, PBNU sedang mempertimbangkan masukan dari pemerintah.

Panitia Muktamar NU Lampung Tengah Siap Transparansi Penggunaan Dana Bantuan.
Panitia Muktamar NU Lampung Tengah Siap Transparansi Penggunaan Dana Bantuan. (Tribunlampung.co.id/Syamsir)

Muktamar ke-34 NU Angkat Tema 100 Tahun NU Tentang Kemandirian Nahdliyin hingga Reforma Agraria

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, rencananya Muktamar ke-34 NU akan diselenggarakan pada 22-25 Desember 2021 di Lampung.

Muktamar tahun ini, akan mengangkat tema “100 tahun NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Membangun Peradaban Dunia”.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Ketua Panitia Muktamar ke-34 NU, Imam Aziz.

Menurutnya, kemandirian Nahdliyin dan warga bangsa secara umum di bidang ekonomi menjadi salah satu hal yang harus diberi perhatian khusus.

“Mandiri itu kan berdaulat. Misalnya dari sisi ekonomi dan pengelolaan sumber daya yang ada. Kita sangat kaya tetapi belum berdaulat. Inilah yang harus refleksikan untuk ke depan,” ujar Imam Aziz dalam keterangan yang diterima, Jumat (12/11/2021).

Imam juga menjelaskan, kemandirian warga NU di bidang ekonomi secara umum, belum sampai pada cita-cita yang diharapkan.

“Dalam teori makro-ekonomi, kemandirian itu akan berbasis pada beberapa hal. Pertama, pengetahuan dan intelektual. Ini lebih kepada pengembangan sumber daya manusia. Saya kira, kita harus rendah hati mengakui bahwa kita belum sampai pada taraf pengetahuan yang cukup untuk dijadikan sebagai landasan,” kata Imam.

Baca juga: Soal Fatwa Haram Uang Kripto, Arah Coin Ikuti Keputusan MUI

Kedua, basis yang harus dikembangkan NU untuk mencapai kemandirian adalah soal teknologi, khususnya teknologi informasi.

“Kita juga masih ketinggalan di situ. Harus direfleksikan, meskipun sekarang sudah mulai banyak, tetapi kan kalau dibandingkan tetangga,” tambahnya

Ketiga, Imam menekankan bahwa sebagian besar warga NU yang kehidupannya berbasis pada pertanian harus lebih dieksplorasi.

Hal ini masih harus diperjuangkan untuk meningkatkan kualitas dan jumlahnya.

Tanah garapan, teknologi pertanian yang bagus, dan jejaring ekspor-impor yang baik hingga kini juga harus ditingkatkan dengan baik oleh warga NU.

“Kita harus melihat ke belakang dan ke depan. Kadang kita lupa bahwa negara kita sangat kaya dari sisi agraria, tetapi kita juga sangat miskin dari segi produk-produk agraria. Kita juga kaya dengan laut, tetapi kita juga miskin dengan produk-produk laut. Itu akan menjadi agenda besar NU ke depan,” ujarnya.

Sehingga, pada gelaran Muktamar ke-34 NU di Lampung nanti, salah satu forum bahtsul masail akan membahas soal reforma agraria yang sampai saat ini belum tuntas.

"Banyak kebijakan-kebijakan negara terkait reforma agraria yang perlu sinkronisasi agar tidak tumpeng tindih," katanya.

Dia juga menjelaskan, tema perdamaian dunia sengaja dipilih karena saat ini telah menjadi kebutuhan mendesak untuk mendapat perhatian NU.

Artinya, warga dunia saat ini sangat membutuhkan peran-peran NU di kancah global.

Imam bercerita, ketika menerima kunjungan Duta Besar Afghanistan yang sangat berharap agar NU berperan untuk menjadi ‘mentor’ bagi keberlangsungan penyelenggaraan negara di sana.

Dikatakannya, Afghanistan tidak hanya membutuhkan gagasan Islam moderat dari NU, tetapi juga hal-hal lain yang berkaitan dengan konsiliasi demokrasi pengembangan ekonomi hingga keamanan.

Berkaitan dengan teknis, Imam menjelaskan, Muktamar ke-34 NU kali ini akan dilaksanakan di empat tempat.

Basis penyelenggaraan Muktamar ini di Pondok Pesantren Darussa’adah, meliputi pembukaan dan pleno.

Sementara acara lain, seperti sidang komisi dilaksanakan di UIN Raden Intan, Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Malahayati.

Ketua PBNU ini juga menegaskan, komitmenya untuk menjaga protokol kesehatan.

Hal ini diseriusi dengan pengurangan jumlah peserta dari tujuh orang dari setiap perwakilan wilayah, cabang, dan cabang istimewa, menjadi tiga orang.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Reza Deni)

Simak berita lainnya terkait Muktamar Nahdlatul Ulama

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas