Presiden Jokowi Sampaikan 5 Arahan Terkait Pemulihan Ekonomi Nasional
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan lima arahannya terkait pemulihan ekonomi nasional.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
![Presiden Jokowi Sampaikan 5 Arahan Terkait Pemulihan Ekonomi Nasional](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-jokowi-hadiri-malam-puncak-ffi-2021_20211110_225353.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan lima arahannya terkait pemulihan ekonomi nasional.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna yang membahas mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2022, Rabu (17/11/2021).
Pertama, percepatan realisasi APBN dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Menghadapi akhir tahun 2021, Presiden Jokowi meminta kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk mempercepat realisasi belanja pemerintah baik melalui APBN maupun APBD.
“Sudah bulan November, sudah mau masuk ke Desember, jadi percepat realisasi APBN dan APBD. APBN artinya setiap kementerian dan lembaga harus konsentrasi mempercepat realisasi ini. Kemudian Mendagri lihat APBD–APBD yang masih serapan anggarannya masih kecil juga berikan perhatian. Tekankan kepada mereka bahwa APBD ini penting untuk pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Jokowi.
Disebutkan Kepala Negara, realisasi Program Perlindungan Sosial baru mencapai 77 persen dari DIPA.
Sementara Program Padat Karya baru mencapai 67 persen dan Program Dukungan untuk UMKM dan Korporasi baru mencapai 60 persen.
Baca juga: Musim Bencana, Jokowi Minta Kepala BNPB Suharyanto Segera Bekerja
Kedua, waspadai risiko perkembangan ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia.
“Seperti perlambatan ekonomi di Tiongkok, betul-betul dilihat karena ekspor kita ke sana gede. Kemudian risiko tapering off dari Amerika, betul-betul dilihat dampak dan apa yang harus kita siapkan, apa yang harus kita lakukan,” ujarnya.
Selain itu, Presiden juga meminta jajarannya untuk mewaspadai serta mengkalkulasi dan mengantisipasi dampak dari inflasi global.
“Waspadai juga terjadinya fenomena siklus commodity supercycle, karena kita tahu saat ini komoditas unggulan ekspor Indonesia melonjak tinggi. Ini umumnya biasanya hanya berlangsung 18 bulan. Jadi langkah-langkah antisipasi untuk itu harus diberikan dengan menguatkan industri pengelolaan yang berorientasi ekspor,” ucap Jokowi.
Baca juga: Jokowi Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik, Berikut Mobil Listrik Yang Telah Dipasarkan di Tanah Air
Ketiga, waspadai potensi berlanjutnya pandemi yang juga berdampak pada perlambatan ekonomi dunia.
Presiden menekankan bahwa APBN harus bisa menjadi instrumen utama untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi, memperkuat daya tahan ekonomi, serta mengakselerasi daya saing, utamanya daya saing ekspor dan investasi.
Selain itu, Presiden juga menekankan perlunya penajaman dan efisiensi belanja. Ia meminta belanja rutinitas yang tidak perlu untuk segera dihilangkan dan digeser ke belanja yang bersifat produktif.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.