Rekam Jejak Max Sopacua, Mantan Penyiar TVRI yang Dikenal Pendiri Partai Demokrat
Kabar duka datang dari politisi senior sekaligus salah satu pendiri Partai Demokrat, Max Sopacua.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari politisi senior sekaligus salah satu pendiri Partai Demokrat, Max Sopacua.
Max dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (17/11/2021) hari ini di RSPAD Gatot Soebroto.
Kabar berpulangnya mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat ini tersebar dalam pesan berantai di grup WhatsApp.
"Innalillahi wainnailaihi roji'uun..
Telah berpulang ke Rahmatullah Bung Max Sopacua, mantan penyiar TVRI, mantan waketum partai Demokrat, pada pagi ini Rabu tgl 17 November 202, pkl 05.53 wib di RSPAD Gatot Soebroto.
Mohon dimaafkan segala kesalahan Almarhum," tulis pesan yang beredar.
Pesan ini juga dibenarkan oleh politikus Demokrat, Imelda Sari.
Melalui cuitannya di akun @isari68, Imelda pun menuliskan doa untuk Max Sopacua.
Sebelum menjadi politisi, Max dikenal sebagai penyiar olahraga yang wajahnya hampir setiap hari muncul di layar TVRI.
Kemudian, Max terjun ke dunia politik dan menjadi satu di antara pendiri Partai Demokrat.
Namun pada 2020 lalu, Max berpindah ke Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) dan menduduki jabatan Ketua Dewan Pembina.
Nama Max pun kembali muncul setelah diberhentikan sebagai kader Demokrat pada Maret 2021.
Hal itu lantaran Max bergabung dalam gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) yang berupaya melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Lantas, seperti apa profil dan sepak terjangnya?
Dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber, berikut profil dan sepak terjang Max Sopacua:
Max Sopacua, lahir di Ambon tanggal 2 Maret 1946.
Suami Tutie Irawaty ini menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMA di Ambon.
Dia lalu melanjutkan pendidikan tinggi di STIE Gotong Royong untuk pendidikan sarjana.
Bapak tiga anak ini lalu melanjutkan pendidikan magister di kampus yang sama.
Dikenal sebagai Penyiar TVRI
Nama Max Sopacua dikenal luas saat menjadi penyiar berita olahraga TVRI.
Selain menjadi penyiar berita olahraga, Max juga pernah menjadi produser TVRI.
Seperti dicatat dalam buku Wajah DPR dan DPD, 2009-2014 (2010), Max menjadi produser di TVRI sejak 1985 hingga 2002.
Dia pernah memproduseri beberapa program olahraga internasional seperti Olimpiade Atlanta (1996), Piala Dunia Perancis (1998), Sea Games Bangkok (1999), dan Olimpiade Sidney (2000).
Baca juga: Politisi Senior Max Sopacua Meninggal Dunia di RSPAD, Jenazah Disemayamkan di Bogor
Sempat menjadi Pengurus KONI
Selain menjadi penyiar televisi, Max juga aktif di sejumlah organisasi seperti Organisasi Kemasyarakatan Daerah IPMAL 2000 dan Sekjen Forum Rekonsiliasi dan Rehabilitasi Maluku.
Dia juga aktif sebagai Humas di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Di organisasi ini, mantan Kepala Staf Angkatan Darat yang juga salah satu kerabat Tien Soeharto, Jenderal Wismoyo Arismunandar, pernah jadi ketuanya.
Max juga aktif di LSM Gemakarsa (Media Komunikasi) serta menjadi anggota ABU (Asia Pacific Broadcasting Union).
Saat Soeharto lengser, Max mulai tidak aktif membaca berita di TVRI.
Jadi Pendiri Partai Demokrat
Max kemudian terjun ke politik dengan terlibat dalam pendirian Partai Demokrat pada 9 September 2001 yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam Pilpres 2004, Demokrat berjaya.
Begitu juga SBY yang terpilih langsung sebagai Presiden RI.
Max juga ikut berjaya dan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan daerah pemilihan Jabar V Bogor.
Baca juga: Bela Ibas Dalam Kasus Hambalang, Kamhar ke Max Sopacua: Menepuk Air di Dulang Terpercik Muka Sendiri
Tak hanya di tahun 2004, pada 2009 Max terpilih lagi sebagai anggota DPRI.
Di Partai Demokrat, Max juga sempat menduduki jabatan penting.
Max pernah menjadi Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat dari 2002 hingga 2005.
Dari 2005 hingga 2010, Max juga pernah menjadi Ketua Bidang Pendidikan, Penduduk, Kominfo DPP Partai Demokrat.
Max Sopacua juga pernah menjadi anggota Majelis Tinggi Partai.
Bergabung dengan Partai Emas
Dilansir Kompas.com, Max sudah menyatakan mundur dari Partai Demokrat dan bergabung dengan partai Esa Masyarakat Sejahtera (Emas) pada 11 Desember 2020 lalu.
Saat itu Max merasa bahwa dirinya disingkirkan oleh Partai Demokrat. Ia mengibaratkan upaya menyingkirkan dirinya, seperti menurunkan penumpang di pinggir jalan.
"Yang saya prihatin tetapi saya doakan Partai Demokrat semoga bagus dan makin jaya. Yang saya sayangkan, saya disingkirkan dari Partai Demokrat seperti menurunkan penumpang angkot di pinggir jalan," tutur Max saat itu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Emas, Kemang, Jakarta Pusat.
Ia menyebut dirinya bergabung dengan Partai Emas karena ingin mengabdi dan menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Bergabungnya Max dengan Partai Emas ditandai dengan pelepasan jaket Partai Demokrat miliknya, kala itu.
Inisiator KLB Kontra AHY
Diketahui, konflik antara Max dengan Partai Demokrat sudah nampak sejak tahun 2019.
Saat itu Max bersama sejumlah senior Partai Demokrat membentuk Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD).
Gerakan itu meminta SBY yang saat itu masih menjabat sebagai ketua umum untuk melaksanakan KLB.
GMPPD beralasan, KLB harus segera dilaksanakan karena perolehan suara Partai Demokrat anjlok.
Baca juga: Konpers di Hambalang, Max Sopacua: Proyek Inilah yang Meruntuhkan Elektabilitas Partai Demokrat
Saat itu, GMPPD juga mendesak agar segera ditunjuk ketua umum dan pengurus baru.
Konflik itu nampaknya juga menjadi pemicu Max keluar dari Partai Demokrat dan bergabung dengan Partai Emas.
Selain itu, Max kemudian juga diketahui menjadi salah satu tokoh yang mendukung KLB kontra kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat AHY, yang berlangsung di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021.
Ia meminta para kader Partai Demokrat tidak perlu takut dipecat jika mendukung berlansungnya KLB itu.
"Jangan takut dipecat, tidak bisa sembarangan memecat kader. Semua ada prosedurnya," kata Max.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Tatang Guritno)