Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dijagokan Jadi Pangkostrad, Ini Sosok Mayjen TNI Maruli, Pelepas Dahaga di Bali dan Nusa Tenggara

Maruli Simanjuntak, disebut-sebut calon kuat menempati jabatan sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) baru.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Dijagokan Jadi Pangkostrad, Ini Sosok Mayjen TNI Maruli, Pelepas Dahaga di Bali dan Nusa Tenggara
Ist
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (kanan) meninjau pembangunan pompa hidram. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayor Jenderal TNI, Maruli Simanjuntak, disebut-sebut calon kuat menempati jabatan sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) baru.

Sebelumnya, posisi Pangkostrad ditempati Jenderal Dudung Abdurachman, yang kemudian
dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang terpilih sebagai Panglima TNI.

Kini, Maruli Simanjuntak masih menjabat sebagai Pangdam IX Udayana. Pangdam IX Udayana merupakan komando kewilayahan pertahanan meliputi Provinsi Bali, NTB dan NTT.

Dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com, pada Kamis (18/11/2021),  salah satu program Maruli Simanjuntak adalah ketersediaan air bersih.

Ketersediaan air bersih masih menjadi masalah bagi warga. Bahkan untuk sekadar mencuci tangan seperti anjuran di masa pandemi Covid-19, susah dilakukan.

Baca juga: 2 Sumber Kekayaan Terbesar Mayjen Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Diisukan Jadi Pangkostrad

“Air adalah kebutuhan utama untuk hidup. Sebagian warga Bali, NTB, dan NTT masih sulit untuk mendapatkan air bersih,” kata jenderal bintang dua yang menjabat Pangdam Udayana sejak 23 November 2020.

"Mereka harus berjalan kaki berkilometer, bahkan terpaksa harus naik-turun bukit. Itu mereka lakukan  tiap hari,".

Berita Rekomendasi

Upaya pemetaan situasi pun dilakukan. Sebanyak 168 titik menjadi prioritas pertama.

Sebagian mengandalkan mata air dan  sebagian lagi dari sungai.

Masalahnya sama, mata air dan sungai tersebut lokasinya jauh, bahkan sangat jauh dari pemukiman warga.

“Kami menyiapkan pompa, kemudian mengalirkan air bersih melalui pipa, hingga dekat pemukiman untuk dibuatkan penampungan air bersih,” ujar Pangdam Udayana.

Secara teoritis, tampaknya simpel. Namun praktiknya, sangat sulit. Seperti yang dilakukan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.


Para prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus berjibaku menyusuri hutan di tengah lembah, untuk membangun tempat penampung air hingga memasang pipa.

Bahan material seperti semen dan bagian mesin pompa, harus dibawa ke lokasi menggunakan tali, dari ketinggian ke sumber air di lembah.

Baca juga: Harta Kekayaan Menantu Luhut, Mayjen Maruli Disebut Calon Pangkostrad

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas