Dijagokan Jadi Pangkostrad, Ini Sosok Mayjen TNI Maruli, Pelepas Dahaga di Bali dan Nusa Tenggara
Maruli Simanjuntak, disebut-sebut calon kuat menempati jabatan sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) baru.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Setelah bak semen penampung air selesai dan mesin pompa dipasang, kesulitan berikutnya adalah pemasangan pipa.
Di Desa Gobleg itu, pipa harus dipasang hingga dua kilometer, melewati hutan di tengah lembah, demi mengalirkan air dari sumber air ke pemukiman warga.
Dari 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT yang direncanakan sebagai prioritas pertama, setidaknya sudah 60 titik yang sudah selesai dikerjakan.
Sudah mendekatkan warga dengan air bersih.
Mayjen Maruli Simanjuntak mengakui, salah satu kunci penting program Air Bersih untuk Bali, NTB, dan NTT adalah prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Dia menjelaskan, prajurit Babinsa ada di tiap desa. Ada pula seorang prajurit Babinsa, untuk 1-2 desa, karena terjadi pemekaran desa.
Babinsa itulah yang sehari-hari secara langsung menyerap aspirasi warga desa.
"Mereka pula yang berinteraksi secara langsung dengan tokoh-tokoh desa. Atas dasar itulah, Pangdam IX-Udayana menyusun rencana membangun 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT sebagai prioritas pertama,” terangnya.
Selain membangun pompa untuk air bersih, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak juga membangun pompa skala besar untuk areal pertanian.
Salah satunya membangun pompa hidram di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Tabanan, Bali.
Menurutnya sumber tenaga pompa hidram itu menggunakan gravitasi, tidak menggunakan aliran listrik.
Pompa hidram berskala besar mampu mengairi areal pertanian seluas 220 hektar di Kecamatan Selemadeg Timur, khususnya di Subak Lanyah Delod, Bali.
Pada kesempatan itu Mayjen TNI Maruli Simanjuntak mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang sudah berdonasi.
Menurutnya upaya penyediaan air bersih hanya bisa dilakukan melalui kerja sama semua pihak di negeri ini.