Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Ingatkan Potensi Lonjakan Kasus Covid-19: Kita Kendalikan Bersama agar Ekonomi Lebih Baik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak untuk mewaspai potensi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia jelang libur Natal dan Tahun Baru.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Jokowi Ingatkan Potensi Lonjakan Kasus Covid-19: Kita Kendalikan Bersama agar Ekonomi Lebih Baik
Tangkap layar kanal YouTube KompasTV
Presiden Joko Widodo dalam kegiatan rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu (24/11/2021). Dalam artikel mengulas tentang Presiden Joko Widodo yang mengingatkan seluruh pihak terhadap potensi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau semua pihak untuk mewaspadai potensi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia jelang libur Natal dan Tahun Baru.

Mengingat adanya perkembangan Covid-19 di Eropa dan Amerika yang sedang tinggi-tingginya.

Hal tersebut, disampaikan oleh Presiden saat acara rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021, Rabu (24/11/2021).

"Hati-hati, saya ingin mengingatkan kembali di Eropa, di Amerika ini sedang tinggi-tingginya."

"Setelah gelombang 1, gelombang 2, gelombang 3, gelombang 4 muncul," katanya dalam dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: Aturan PPKM Level 3 di Tempat Wisata Selama Libur Nataru, Jumlah Wisatawan Dibatasi 50 Persen

Presiden juga mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama dalam mengendalikan kasus Covid-19.

Apalagi, saat ini kasus Covid-19 di Indonesia sudah mengalami penurunan.

BERITA TERKAIT

"Kita ingin apa yang sudah Alhamdulillah terkendali, Covid di negara kita ini tidak mengalami lonjakan lagi."

"Oleh sebab itu, saya kemarin rapat, marilah kita bersama-sama utamanya menghadapi Natal dan Tahun Baru," ucap Jokowi.

"Kita kendalikan bersama-sama dalam rangka ekonomi kita agar bisa lebih baik, " imbuhnya.

Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. Dalam artikel mengulas tentang Presiden Joko Widodo yang mengingatkan seluruh pihak terhadap potensi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.(Freepik)

Sebelumnya, Jokowi menjelaskan dampak pandemi Covid-19 yang berimbas ke berbagai sektor.

"Dan dampaknya, betul-betul semua di luar perkiraan kita, berimbas ke mana-mana."

"Banyak negara yang mengalami kelangkaan energi, sebelumnya tidak kita duga," tuturnya.

Selain itu, pandemi Covid-19 juga berdampak pada pendistribusian barang.

"Banyak negara mengalami kelangkaan kontainer, sehingga distribusi barang menjadi terganggu."

"Juga banyak negara mengalami inflansi, ini yang menakutkan semua negara," jelas Jokowi.

Baca juga: Polri Tegaskan Tidak Akan Buat Posko Penyekatan Selama PPKM Level 3 Liburan Nataru

Ia menambahkan, banyak negara mengalami kenaikan harga produsen yang dikhawatirkan berimbas karena harga produsennya naik dan harga di konsumennya juga ikut naik.

Oleh sebab itu, kata Presiden, agar pertumbuhan ekonomi bisa maju maka harus bisa mengendalikan pandemi Covid-19.

"Kuncinya, kita bisa mengendalikan pandemi Covid-19. Kenapa saya kadang berbicara keras kepada Gubernur, Bupati, tanpa bisa mengendalikan Covid-19 jangan berharap pertumbuhan Covid-19 ada," ungkapnya.

Satgas Sebut Libur Nataru Jadi Tantangan Indonesia Menuju Endemi Covid-19

Diberitakan Tribunnews.com, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan Indonesia harus terus mempertahankan kondisi kasus yang terkendali di tengah lonjakan kasus di berbagai negara di dunia.

Saat kasus terkendali terus menerus, diharapkan pandemi dapat diakhiri, dan Indonesia dapat memasuki tahapan endemi Covid-19.

Pemerintah mulai menyusun rencana menuju tahapan perkembangan endemi.

"Perlu menjadi perhatian, transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi," katanya dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 virtual, Selasa (23/11/2021).

Untuk itu, diharapkan kerjasama berbagai elemen masyarakat untuk mensukseskan target pengendalian terkini.

Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan agar target menuju endemi dapat terealisasi.

Pertama, penetapan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar.

Kedua, pemantauan kasus melalui surveilans kasus dan genomik Covid-19 secara konsisten.

Ketiga, terus menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan serta pengobatan kasus yang berkualitas.

Keempat, menjaga laju penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui upaya testing dan tracing, penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif serta mobilitasnya.

"Kita berharap perkembangan kasus di Indonesia yang semakin baik ini tetap bertahan. Bahkan pasca periode nataru seringkali menimbulkan lonjakan kasus," lanjut Wiku.

Diharapkan, momen nataru dapat dilalui Indonesia dengan baik tanpa ada lonjakan kasus drastis.

"Saya pun meminta masyarakat Indonesia juga berempati untuk negara lain karena pandemi Covid-19 baru akan selesai apabila semua negara dapat mengendalikan kasus sehingga mendukung proses pemulihan ekonomi global," ucapnya.

Baca juga: WHO Prediksi Wilayah Eropa Hadapi 700.000 Kematian Baru Akibat Covid-19 pada Maret 2022

Berdasarkan ilmu epidemiologi, jika berdasarkan luas penularannya, maka kondisi penularan suatu penyakit, termasuk Covid-19 menjadi 3 bagian.

Pertama, ialah epidemi, berarti kondisi dimana peningkatan kasus yang cepat di wilayah tertentu.

Contohnya, Covid-19 yang awalnya ditemukan pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, China dan terus menyebar sampai seluruh penjuru Negeri tersebut.

Kedua, yaitu tahapan pandemi.

Kondisi dimana peningkatan jumlah kasus Covid-19 secara cepat dan bersamaan di banyak negara bahkan diseluruh dunia.

Contohnya, penetapan pandemi Covid-19 pada tanggal 11 Maret 2020 hingga kini.

Diketahui, kondisi kasus masih tergolong tinggi di beberapa negara, bahkan merupakan lonjakan berulang setelah pelandaian.

Seperti contohnya di negara Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Jerman.

Ketiga yaitu endemi, kondisi dimana kasus masih tetap ada di beberapa wilayah dengan jumlah kasus yang rendah dengan laju penularan yang stagnan.

"Tahapan epidemi menjadi pandemi Covid-19 telah banyak memberikan pelajaran bagi kita. Khususnya terkait pentingnya mencegah agar lonjakan kasus tidak lagi terjadi di kemudian hari," tegas Wiku.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Rina Ayu)

Simak berita lainnya terkait Virus Corona

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas