Sosok Anggita Pasaribu yang Cekcok dengan Arteria Dahlan, Bukan Anak Jenderal, Teman Ketua DPRD DKI
Sosok wanita yang terlibat cekcok dengan Arteria Dahlan dan mengaku anak jenderal, ternyata istri Brigjen Zamroni.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Edi sendiri menyebut Anggita adalah temannya.
Baca juga: Kisruh Arteria Dahlan & Wanita Ngaku Anak Jenderal: Golkar Minta Usut Tuntas, PDIP Sarankan Mediasi
Baca juga: Sikap Panglima TNI Andika Perkasa Terkait Cekcok Arteria Dahlan Lawan Wanita Anak Jenderal TNI
Karena itu, Edi mengaku ingin menengahi kedua belah pihak lantaran sama-sama mengenal Anggita dan Arteria.
"Karena mengetahui di partai yang sama jadinya menelpon. Makanya spontan saya menengahi kedua belah pihak."
"Karena ini sama-sama teman nih," ungkapnya, dilansir Tribunnews.
Mengaku Kenal Megawati
Saat terlibat cekcok dengan Arteria Dahlan, Anggita Pasaribu mengaku kenal Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Anggita pun mengancam akan melaporkan Arteria pada Megawati.
"Awas lu, ya, gue buat karier lu rusak, nama lu rusak, kena lu, kena lu," kata Arteria Dahlan menirukan ucapan Anggita, Senin (22/11/2021), dilansir Tribunnews.
Lebih lanjut, Arteria mengaku heran saat mengetahui Anggita bisa memerintah protokoler TNI di bandara.
"Terakhir pas di mobil ada videonya dia bilang 'hajar lu', menyuruh si protokol yang saya bilang orang-orang sipil itu, ada tiga atau empat orang sipil yang mengawal dia," ujar Arteria, dilansir Tribunnews.
"Saya saja, orang tua saya, enggak bisa. Kok bisa menggunakan protokoler TNI di bandara, menyuruh-nyuruh semua orang, 'mana kapolres, mana siapa, lu enggak tahu siapa gue' dan sebagainya," lanjutnya.
Baca juga: Respons Panglima TNI Andika Perkasa Sikapi Cekcok Arteria Dahlan dengan Wanita Mengaku Anak Jenderal
Baca juga: Soal Cekcok Arteria dengan Wanita yang Ngaku Anak Jenderal, Polisi Periksa Pelapor dan Panggil Saksi
Ia pun meminta agar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman melakukan evaluasi agar tak ada pihak mencoba mengambil keuntungan dari polemik yang dialaminya.
"Jangan sampai polemik ini dimanfaatkan oleh banyak pihak."
"Kami minta betul Pak Panglima, Pak KSAD, Pak Danpuspom untuk pertama mengevaluasi, mengevaluasinya masalah protokoler yang ada di Soekarno-Hatta," tandasnya.