KSAD Bicara Penguatan Babinsa untuk Tumpas Radikalisme, Ini Respons BNPT
Nurwakhid menegaskan RAN PE saat ini masih berjalan dan berproses untuk membangun sinergitas antar kementerian dan lembaga tersebut.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid merespons rencana KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang akan memperkuat Babinsa untuk turut mencegah radikalisme dan terorisme.
Nurwakhid mengatakan saat ini negara sudah sudah mengeluarkan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE) Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme yang dikuatkan dalam regulasi Perpres Nomor 7/2021.
Ia mengatakan RAN PE adalah program atau regulasi penguat BNPT dalam fungsi koordinasi untuk mengkoordinasikan pencegahan dan penanggulangan terorisme yang melibatkan kementerian dan lembaga terkait termasuk TNI-Polri, Babinsa dan Bhabunkamtibmas.
"RAN PE ini adalah program atau regulasi sebagai penguat BNPT dalam fungsi koordinasi untuk mengkoordinasikan dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme dengan melibatkan mengkoordinasikan kementerian/lembaga terkait, Pemda, termasuk seluruh elemen masyarakat bangsa dan negara, termasuk dalam hal ini TNI-Polri, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan sebagainya," kata Nurwakhid usai acara di Ancol Jakarta Utara pada Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Wapres Sebut Pendekatan Humanis KSAD Bisa Memudahkan Kinerjanya di Papua
Nurwakhid menegaskan RAN PE saat ini masih berjalan dan berproses untuk membangun sinergitas antar kementerian dan lembaga tersebut.
"Maka dibentuk sinergitas. Cuma, karena RAN PE ini masih relatif baru sehingga masih by process, masih mengalami proses dan masih running," kata Nurwakhid.
Diberitakan sebelumnya, Jenderal TNI Dudung Abdurachman berjanji setelah dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), dirinya akan menumpas paham-paham terorisme dan radikalisme di Indonesia.
Hal tersebut dibenarkan KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, saat diwawancarai di Kodam XVIII/Kasuari.
Kata Dudung, penumpasan paham terorisme dan radikalisme seperti di zaman orde baru.
"Di zaman Pak Harto, semua Babinsa itu ketika jarum jatuh pun dia harus tahu," ujar Dudung, kepada sejumlah awak media, Kamis (25/11/2021).
Zaman orde baru menurutnya sama seperti yang saat sekarang.
"Saya tekankan kepada Babinsa, apapun perkembangan situasi yang mengganggu persatuan dan kesatuan, kalian harus tahu," tuturnya.
Sehingga, bisa ditentukan langkah-langkah strategis yang harus ditempuh.
Jangan sampai, lanjut dia, orang-orang yang punya paham terorisme dan radikalisme berkembang di tanah air Indonesia.