Saat Pimpinan MPR Kesal Anggarannya Dikurangi Lalu Minta Jokowi Copot Sri Mulyani
Bamsoet dkk menilai sebagai perwakilan pemerintah, bendahara negara itu tak menghargai lembaga yang dipimpinnya.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan rekan-rekannya di jajaran pimpinan MPR RI mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Sri Mulyani Indrawati dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan (Menkeu).
Bamsoet dkk menilai sebagai perwakilan pemerintah, bendahara negara itu tak menghargai lembaga yang dipimpinnya.
Bamsoet mengatakan dalam beberapa kesempatan Sri Mulyani tidak menghadiri undangan MPR membahas refocussing anggaran Covid-19.
Padahal, kata dia, MPR senantiasa mendukung berbagai kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.
"Sudah beberapa kali diundang Pimpinan MPR, Sri Mulyani tidak pernah datang. Dua hari sebelum diundang rapat dia selalu membatalkan datang. Ini menunjukkan bahwa Sri Mulyani tidak menghargai MPR sebagai lembaga tinggi negara," tegas politikus Golkar itu dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/12).
Baca juga: Penyebab Perseteruan Sri Mulyani dan Pimpinan MPR, Dipicu Pemangkasan Anggaran dan Absen Rapat
Desakan agar Sri Mulyani dipecat sebelumnya juga diutarakan Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Ia kesal karena Sri Mulyani kerap memotong anggaran MPR.
Padahal jumlah pimpinan DPR RI saat ini sebanyak sepuluh orang, bertambah dari sebelumnya hanya empat orang.
Menurut Fadel, Sri Mulyani tidak cakap mengatur kebijakan pemerintah yang berkelanjutan.
”Kami di MPR ini kan pimpinannya 10 orang, dulu cuma empat orang, kemudian 10 orang. Anggaran di MPR ini malah turun, turun terus," kata Fadel di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/11).
Ia juga menyebut MPR sudah pernah rapat dengan Sri Mulyani. Namun dalam rapat yang dijanjikan enam kali setahun, faktanya baru dilakukan empat kali.
Saat pertemuan dengan Jokowi di Bogor pun MPR telah mengungkapkan bahwa anggaran mereka terbatas.
”Saya ini Wakil Ketua MPR Bidang Anggaran. Dengan Bapak Bambang [Ketua MPR] bicara dengan Mensesneg, bilang ke Menteri Keuangan tetapi dia acuhkan. Yang paling berat kecewa kita adalah kita rapat Banggar, okelah kalau Banggar saya koordinator, kemudian teman-teman Ketua Banggar dan lain-lain rapat itu dengan Dirjen. Pimpinan MPR rapat dengan Menteri Keuangan, kita undang dia, sudah atur waktu semuanya, tiba-tiba dia batalin dua hari kemudian, atur lagi, dia batalin,” tambah Fadel.
Fadel menganggap selama ini Sri Mulyani sangat meremehkan dan menyepelekan MPR sebagai lembaga negara.