Dirjen Bimas Katolik Manfaatkan Teknologi Digital Untuk Mengenalkan Moderasi Beragama ke Milenial
memanfatkan perkembangan teknologi digital sebagai sarana dalam menambah wawasan terkait moderasi beragama.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik Kementerian Agama Yohanes Bayu Samodro mengatakan akan memanfatkan perkembangan teknologi digital sebagai sarana dalam menambah wawasan terkait moderasi beragama.
Terlebih, Kementerian Agama memiliki program unggulan yang disebut transformasi digital.
Ia menyebut, bahwa pemanfaat teknologi digital untuk memberikan informasi tentang moderasi beragama ini juga menyasar kalangan anak-anak milenial yang akrab dengan media sosial.
Hal itu disampaikan Yohanes Bayu dalam sesi wawancara bertajuk Jaga Kerukunan Dengan Moderasi Beragama yang disiarkan kanal YouTube BeritaSatu, Jumat (10/12/2021).
"Kita harapkan tidak ada lagi ruang yang batas ruang dan waktu untuk masyarakat, saat ini apalagi masyarakat milenial yang sangat ini akrab dengan dunia teknologi informasi bahwa konten-konten kerukunan, toleransi, komitmen kebangsaan penghargaan terhadap kearifan lokal itu selalu akan kita sampaikan melalui konten-konten digital," kata Yohanes Bayu.
Yohanes juga menjelaskan, dalam konsep kekatolikan pemberian pengajaran saat ini adalah yang kontekstual tidak bicara tentang bagaimana Yesus Kristus berkorban, menyembuhkan penyakit dan sebagainya.
Baca juga: Dirjen Bimas Katolik: Moderasi Beragama Cara Pandang dan Sikap Jalur Tengah Agar Tak Menjadi Radikal
Tetapi, lebih dalam dari itu apa yang akan terjadi konsep tentang kekatolikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Nah konsep ini akan disampaikan secara digital jadi kita juga sedang menggarap tentang film-film pendek lalu juga film-film animasi program-program renungan tidak lagi disampaikan dengan bentuk teks, tetapi juga masuk ke YouTube," ucapnya.
Yohanes juga menjelaskan, karena moderasi merupakan bagian dari cara pandang masyarakat. Dimana, masyarakat Indonesia sangat majemuk dengan macam-macam agama, suku, etnis serta bahasa.
Sehingga, diharapkan dengan munculnya konten-konten digital bisa menambah wawasan masyarakat terhadap moderasu beragama.
Baca juga: Dirjen Bimas Katolik Beri Penyuluhan Umat Tetap Patuh Prokes Saat Perayaan Natal 2021
"Maka itulah yang kita harapkan moderasi beragama ini menjadi cara untuk merekatkan kehidupan berbangsa ini. Selain Pancasila sebagai ideologi negara kita, maka di situlah kita membutuhkan moderasi beragama untuk membuat pemahaman yang berimbang antara agama satu dengan agama yang lainnya," jelas Yohanes.