Bursa Calon Ketua Umum PBNU, Kiai As'ad Said Ali Dinilai Progresif Bagi Masa Depan NU
KH Asad Said Ali sebagai salah satu sosok yang dianggap progresif untuk masa depan PBNU.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) 2003-2018 Banyuwangi, KH Masykur Ali, bicara soal dinamika Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung.
Di tengah munculnya dua nama kandidat yakni KH Said Aqil Siraj dan KH Yahya Cholil Staquf, Masykur memiliki pandangan tersendiri sesuai kiprah dan pengaruh kandidat tersebut di tubuh NU.
Dia menyebut nama KH Asad Said Ali sebagai salah satu sosok yang dianggap progresif untuk masa depan PBNU.
"Terbukti beliau (Kai Asad Said Ali) menginisiasi PKPNU yang mengokohkan warga NU hingga paling bawah," kata Masykur dalam pesan yang diterima, Selasa (14/12/2021).
Dilanjutkannya, progres seperti itu sangat penting karena mampu menguatkan warga hingga di desa-desa untuk mengabdikan diri untuk NU yang selalu siap ketika di butuhkan organisasi.
Alumni PKPNU mayoritas siap mencurahkan pikiran, tenaga hingga harta benda untuk kepentingan NU.
"Hal ini tak lepas dari Sosok inisiatornya yakni Kiai Asad Ali," ujarnya.
Baca juga: Melibatkan 3000 Peserta, Muktamar NU Di Lampung Akan Terapkan Prokes Ketat
Ia sendiri sangat paham seperti apa tiga pelaksanaan muktamar NU sebelumnya, di mana banyak kepentingan di luar NU berkecamuk di dalamnya.
"Lebih parahnya lagi mereka tidak paham itu NU dan Aswaja tetapi seakan-akan menumpang dalam Muktamar," ujar Masykur.
Dia menambahkan, pengalamannya mengikuti Muktamar sebelumnya menjadikan sebagai pelajaran bahwa banyak sekali kepentingan asing di luar NU yang memanfaatkan kekuasan elite politik dan uang dalam mengusung calon ketua PBNU.
Baca juga: Jelang Muktamar, Selain Kiai Said & Gus Yahya, 2 Sosok Ini Juga Disebut Masuk Bursa Calon Ketum PBNU
"Di Muktamar Surakarta, Makassar dan Jombang saya amati ada 2 kelompok yang berkubu ditubuh NU yang satu sama lain membawa kepentingan Kelompoknya didalam NU," ujar ketua yang sudah 3 periode memimpin NU Banyuwangi itu.
Pihaknya berharap jangan sampai pada Muktamar NU ke 34 di Lampung kepentingan asing dan penyokong komoditas kepentingan elit politik masih merasuki acara yang sakral di NU tersebut.
"Jelas sangat berdampak buruk untuk idealitas dan kemajuan organisasi NU," ujarnya.
Dia berharap jika Kiai Asad Ali terpilih, hal tersebut akan mampu mengembalikan masa kejayaan NU yang hingga kini masih terus diperjuangkan.
"Meski tanpa finansial besar saya optimis beliau terpilih, semoga saja," ujarnya.