Soal Polisi Tolak Laporan Warga, Pengamat Nilai Ada Gap antara Semangat Kapolri dengan Bawahan
Soal kasus polisi menolak laporan warga, pengamat menilai ada kesenjangan (gap) antara semangat Kapolri dengan jajaran di bawah.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Kasus anggota polisi Polsek Pulogadung menolak laporan warga yang menjadi korban perampokan di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur pada Jumat (10/12/2021) lalu, viral di tengah masyarakat.
Imbas dari viralnya kasus, bahkan muncul tagar #PercumaLaporPolisi di media sosial.
Melihat kasus tersebut, Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai ada kesenjangan antara semangat Kapolri Listyo Sigit Prabowo dengan jajaran bawahannya.
Baca juga: FAKTA Polisi Tolak Laporan Korban Perampokan, Kapolda Metro Jaya Marah hingga Permintaan Maaf
Seperti diketahui, Listyo Sigit dalam kepemimpinannya di Polri selalu menggaungkan semangat presisi.
"Ada GAP antar semangat Kapolri Pak Listyo dengan jajaran di bawah. Semangat presisi itu kan memang responsibilitasnya yang tinggi, bagaimana melayani melindungi maengayomi masyarakat."
"Jajaran di bawahnya masih jauh, semangat kawan-kawan di bawah masih pada penegakan hukum, " kata Bambang dikutip dari tayangan YouTube TV One, Selasa (14/12/2021).
Ia menyayangkan tindakan oknum aparat yang menolak laporan warga saat menjadi korban perampokan.
Baca juga: Oknum Polisi Hamili Istri Napi Narkoba, Diduga Jalin Hubungan Asmara, si Wanita Telah Ditalak Suami
Bambang menilai aparat punya rasa empati yang kurang pada warga.
Seharusnya jajaran di bawah Kapolri bisa memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Ini yang harus diutamakan, semangat melayani. Kalau melihat kasus yang viral ini , saya melihatnya memang respon pelayanan sangat jauh dan sangat disayangkan sekali."
"Sense empati kurang terhadap masyarakat yang menjadi korban, sednag mengeluh," kata dia.
Baca juga: Respons Polisi Soal Tagar #PercumaLaporPolisi Seusai Anggotanya Tolak Laporan Korban Perampokan
Dia tak heran, imbas dari kasus ini, muncul tagar #percumalaporpolisi di media sosial.
Bambang menyebut seruan tagar tersebut sebagai bentuk kritik masyarakat pada kinerja Polri.
Terlebih lagi, publik sempat membandingkan sikap polisi dengan satpam di suatu perbankan.