Sejarah Gingerbread, Kue Jahe Khas di Hari Natal, Begini Resep Cara Membuatnya
Berikut sejarah gingerbread, kue jahe khas di hari Natal dan cara membuatnya.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah gingerbread, kue jahe khas di hari Natal dan cara membuatnya.
Orang Yunani dan Mesir kuno menggunakan gingerbread atau kue jahe untuk tujuan upacara.
Pada abad ke-11, gingerbread muncul di Eropa ketika Tentara Salib membawa kembali jahe dari Timur Tengah untuk para juru masak bangsawan guna bereksperimen.
Gingerbread kemudian mulai populer ketika jahe dan rempah-rempah lainnya menjadi lebih terjangkau bagi massa.
Baca juga: Sejarah Hari Natal 25 Desember, Lengkap dengan Tradisi, Fakta, dan Pentingnya Peringatan Natal
Dikutip dari thespruceeats.com, resep gingerbread Eropa awal terdiri dari kacang almond, remah roti basi, air mawar, gula, dan jahe.
Adonan yang dihasilkan kemudian ditekan ke dalam cetakan kayu.
Karya seni ukir ini berfungsi sebagai papan cerita yang menceritakan berita pada hari itu, memuat rupa raja, kaisar, dan ratu baru, atau simbol agama.
Kue yang sudah jadi lalu didekorasi dengan cat emas yang dapat dimakan (bagi mereka yang mampu membelinya) atau lapisan gula putih datar untuk menonjolkan detailnya.
Pada abad ke-16, orang Inggris mengganti remah roti dengan tepung dan menambahkan telur serta pemanis, menghasilkan produk yang lebih ringan.
Gingerbread pertama disajikan pada saat menyajikan tamu Ratu Elizabeth I, dengan tampilan gingerbread yang dipanggang dalam rupa mereka sendiri.
Kemudian, gingerbread yang diikat dengan pita menjadi sangat populer di pameran dan ketika ditukar menjadi tanda cinta.
Sebelum gingerbread dalam tahap pendinginan, gingerbread remuk aromatik ditambahkan ke dalam resep untuk menutupi bau daging yang membusuk.
Gingerbread saat ini
Gingerbread adalah makanan manis yang dipanggang, mengandung jahe dan terkadang kayu manis, cengkeh, pala, kapulaga dan adas manis.