SEJARAH Hari Raya Natal 25 Desember, Lengkap dengan Twibbon untuk Dibagikan ke Media Sosial
Berikut sejarah singkat Hari Raya Natal 25 Desember, disertai Twibbon untuk memperingatinya
Penulis: Faishal Arkan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah singkat Hari Raya Natal, serta Twibbon untuk dibagikan ke media sosial.
Hari Raya Natal diperingati pada 25 Desember setiap tahunnya untuk memperingati hari kelahiran Anak Allah, Yesus Kristus.
Dalam satu pandangan mengapa 25 Desember dipilih sebagai tanggal resmi untuk Natal, karena para sejarawan percaya gereja mula-mula ingin menghubungkan kelahiran Anak Allah dengan “kelahiran kembali matahari”, yang terjadi setelah titik balik musim dingin.
Pandangan kedua, mendasarkan sekitar tanggal konsepsi Yesus pada 25 Maret, saat titik balik musim semi.
Kemudian, 25 Desember menjadi tanggal kelahiran Yesus tepat sembilan bulan kemudian.
Anda dapat memperingati Hari Natal dengan saling mengirimkan Twibbon bertemakan Hari Raya Natal.
Tribunnews.com merangkum sejarah singkat Hari Natal, serta 20 Twibbon yang dapat dibagikan di media sosial.
Baca juga: ATURAN Bepergian saat Libur Natal dan Tahun Baru, Berlaku 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022
Baca juga: 15 Ucapan Hari Raya Natal dalam Bahasa Inggris dan Indonesia, serta Twibbon untuk Memperingatinya
Sejarah Hari Raya Natal
Mengutip dari laman nationaltoday.com, secara tradisional, orang Kristen mengklaim Natal sebagai hari di mana Yesus Kristus, Anak Allah, lahir.
Meskipun banyak dari ritual dan tradisi Hari Natal berevolusi dari momen tunggal tersebut, itu bukanlah keseluruhan cerita.
Meskipun ada mitos dan kebenaran tentang Natal, faktanya adalah tidak ada yang tahu waktu dan tempat pasti kelahiran Yesus.
Dalam Perjanjian Baru Alkitab, rasul Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes berbagi cerita serupa, tetapi mereka tidak pernah benar-benar menyebutkan tanggal kelahiran Yesus.
Tanggal 25 Desember sebagian besar dikaitkan dengan sejarawan Kristen pertama, Sextus Julius Africanus, pada 221 M.
Dalam satu pandangan mengapa 25 Desember dipilih sebagai tanggal resmi untuk Natal, para sejarawan percaya gereja mula-mula ingin menghubungkan kelahiran Anak Allah dengan “kelahiran kembali matahari”, yang terjadi setelah titik balik musim dingin.