Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf, Dua Sosok yang Bersaing Jadi Ketua Umum PBNU

KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bersaing untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Profil KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf, Dua Sosok yang Bersaing Jadi Ketua Umum PBNU
KOMPAS.com Achmad Faizal/Slamet Priyatin
KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya 

Update: Baca juga: BREAKING NEWS: Gus Yahya Resmi Jadi Ketua Umum PBNU 2021-2026, Raih 337 Suara

TRIBUNNEWS.COM - KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bersaing untuk menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hal ini setelah keduanya resmi menjadi menjadi calon ketua umum PBNU dalam Muktamar NU ke-34 di Lampung.

Said Aqil dan Gus Yahya menjadi calon ketua umum setelah mengantongi 99 suara dalam pemilihan putaran pertama.

Diberitakan Tribunnews, dari lima nama bakal calon ketua umum yang bersaing di pemilihan putaran pertama, Said Aqil dan Gus Yahya yang mengantongi lebih dari 99 suara.

KH Yahya Cholil Staquf mengantongi 327 suara, sedangkan KH Said Aqil Siradj mendapatkan 203 suara.

Sedangkan tiga bakal calon lain, yakni KH As'ad Said Ali, KH Marzuqi Mustamar, dan Ramadan tidak bisa melanjutkan penghitungan tahap kedua karena perolehan suaranya kurang dari 99 suara.

Berita Rekomendasi

KH As'ad Said Ali mendapat 17 suara, sementara KH Marzuqi Mustamar 1 suara dan Ramadan 1 suara.

Kemudian abstain 1 dan suara tidak sah 1.

Dengan demikian, Gus Yahya dan Said Aqil resmi menjadi calon ketua umum PBNU.

Keduanya memperoleh lebih dari 99 suara.

Untuk diketahui, untuk menjadi calon Ketua Umum PBNU, bakal calon harus mendapatkan minimal 99 suara.

Total ada 587 suara gabungan dari PWNU, PCNU, dan PCINU.

Sebanyak 587 suara tersebut telah disalurkan menggunakan kertas tertulis yang dimasukan dalam kota suara.

Profil Gus Yahya

Dikutip dari Tribunnewswiki.com, KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Timur, 16 Februari 1966.

Gus Yahya merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat sebagai Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ayah Gus Yahya merupakan putra dari tokoh NU di Rembang dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri.

Ibu dari Gus Yahya bernama Muchisnah.

Baca juga: Resmi Jadi Calon Ketua Umum PBNU, Gus Yahya dan Aqil Siradj Siap Lanjutkan Proses Pemilihan

Gus Yahya adalah anak pertama dari delapan saudara dan salah satu adiknya, Gus Yaqut Cholill Qoumas adalah tokoh muda NU, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor yang kini menjadi Menteri Agama. 

Selain itu, Gus Yahya juga merupakan keponakan dari tokoh besar NU dan budayawan, KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Gus Yahya dididik dalam pendidikan yang formal dan spiritual atau pesantrenan dan pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.

Gus Yahya merupakan lulusan fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, dia pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.

Nama Gus Yahya mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pada tahun 2014, Gus Yahya menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Pada 2015, dia juga terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Gus Yahya semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.

Selain dikenal sebagai tokoh organisasi keagaaman, Gus Yahya adalah pegiat ikhwal "rahmah" untuk penyelesaian konflik kemanusiaan dunia.

Said Aqil

Said Aqil Siradj merupakan calon incumbent. 

Ia sudah dua periode menjadi Ketua Umum PBNU

Dikutip dari media NU, Laduni, KH Said Aqil Siroj lahir di Cirebon, Jawa Barat pada 3 Juli 1953.

Ia merupakan putra kedua dari pendiri Pondok Pesantren Kempek di Cirebon, KH Aqil Siroj.

Di masa mudanya, Said pernah menjadi murid Rais Aam PBNU 1981-1984, KH Ali Maksum, saat belajar di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.

Ia juga pernah berkuliah di IAIN Sunan Kalijaga, di mana KH Ali Maksum menjadi guru besar.

Di tahun 1980, Said melanjutkan studinya ke Mekkah ditemani sang istri, Nurhayati.

Di sana, ia menjalin persahabatan dengan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

“Gus Dur sering berkunjung ke kediaman kami. Meski pada waktu itu rumah kami sangat sempit, akan tetapi Gus Dur menyempatkan untuk menginap di rumah kami."

"Ketika datang, Gus Dur berdiskusi sampai malam hingga pagi dengan Bapak,” ungkap anak pertama Said, Muhammad Said Aqil.

Baca juga: Terungkap Situasi Rapat Khusus 9 Kiai Sepuh Hingga Pilih KH Miftachul Akhyar Jadi Rais Aam PBNU

Mengutip Kompas.com, Said sudah menjadi Ketua Umum PBNU sejak 2010.

Sepanjang kepemimpinan Said Aqil, NU sudah mendirikan 43 perguruan tinggi.

Beberapa waktu lalu, Said mengungkapkan sejumlah kiai sepuh memintanya kembali memimpin PBNU.

Kiai sepuh yang dimaksud antara lain Habib Luthfi, Tuan Guru Turmudzi, KH Muhtadi Dimyati, KH Dimyati Rois, KH Agoes Ali Masyhuri, dan Kiai Bustomi.

"Saya terima permintaan atau perintah dari para kiai sepuh," kata Said, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/12/2021), dilansir Kompas.com.

Tak hanya dari kiai sepuh, ujar Said, pengurus wilayah dan pengurus cabang juga mendukungnya untuk mencalonkan lagi sebagai Ketum PBNU.

Selain aktif di NU, Said saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

Namanya tercantum di jajaran Komisaris PT KAI yang ada di situs resmi kai.id.

Said diangkat sebagai Komut PT KAI berdasarkan Salinan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-64/MBU/03/2021 tanggal 3 Maret 2021.

Ia menggantikan Jusman Syafii Djamal yang diberhentikan secara hormat.

Tak hanya Komut, ia juga merangkap sebagai Komisaris Independen PT KAI.

(Tribunnews.com/Daryono/Latifah/Pravitri) (TribunLampung/Kiki Pratama) (Tribunnewswiki.com/Haris Chaebar) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas