Pimpinan MPR: Terus Tingkatkan Optimisme untuk Bangkit dari Pandemi
Lestari Moerdijat menyebut terus meningkatkan optimisme publik sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan di tahun depan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyebut terus meningkatkan optimisme publik sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan di tahun depan dan bangkit dari keterpurukan.
"Optimisme adalah bagian dari daya dorong di dalam setiap masyarakat untuk berbuat lebih baik lagi. Jadi bila optimisme masyarakat meningkat harus terus dipertahankan agar negeri ini selalu memiliki daya dorong untuk tumbuh di tengah pandemi," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/12/2021).
Diketahui, Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan pada 8-16 Desember 2021 terhadap 2.420 responden dan dirilis Minggu (26/12/2021) mencatat sebanyak 72 persen masyarakat optimistis pada prospek ekonomi 2022.
Baca juga: Presiden Jokowi Ingin Stop Impor Obat Hingga Alat Kesehatan: Produksi Sendiri
Optimisme itu sejalan perbaikan dalam ekonomi rumah tangga mereka.
Hasil survei SMRC juga menyampaikan sebanyak 62,2 persen warga menilai ekonomi nasional tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang.
Sementara yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk ada 10,6 persen.
Menurut Lestari, optimisme masyarakat yang terbentuk di tengah pandemi ini harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan lewat aksi-aksi nyata dari pemangku kepentingan berupa berbagai kebijakan yang membuka peluang agar masyarakat mampu mengembangkan ekonomi rumah tangganya.
"Terus memperbaiki kebijakan agar mampu beradaptasi dengan kondisi terkini, sangat diperlukan agar gerak pertumbuhan perekonomian nasional bisa dipercepat," ujar Rerie, sapaan akrab Lestari.
Optimisme masyarakat, jelas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, adalah salah satu energi yang kita butuhkan untuk bangkit dari kondisi terpuruk.
Jadi bila optimisme itu sudah terbentuk di masyarakat, tegasnya, sudah seharusnya para pemangku kepentingan memberikan dukungan yang lebih besar lagi untuk mengkonversi optimisme itu menjadi pertumbuhan ekonomi yang nyata.
"Jangan lagi, optimisme yang terbangun itu dihancurkan dengan praktik-praktik birokrasi yang tidak transparan, korupsi yang meningkat, berita-berita hoax dan berbagai ketidakpastian," tegas Rerie.
Perbaikan sejumlah tata kelola di sejumlah sektor, menurut Rerie, harus dilanjutkan agar mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman dan mengakselerasi gerak langkah masyarakat.
Selain itu, membangun karakter anak bangsa lewat konsistensi menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat harus terus dilakukan.
"Karena, optimisme yang tinggi dan masyarakat yang produktif serta berkarakter kebangsaan yang kuat, diharapkan mampu meningkatkan daya saing anak bangsa di masa depan," kata Rerie.