Puan Desak Pemerintah Segera Kendalikan Harga Bahan Pokok
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok di penghujung 2021 ini.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti tingginya harga sejumlah kebutuhan pokok di penghujung 2021 ini.
Dia meminta pemerintah segera mengatasi persoalan lonjakan harga bahan pangan pokok yang akan menyulitkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang belum pulih.
“Pemerintah perlu segera mengendalikan harga bahan pangan pokok di akhir tahun ini. Beberapa bahan pangan pokok seperti minyak goreng, cabai, bawang dan telur ayam harganya sangat tinggi melebih akhir tahun sebelumnya,” kata Puan, Senin (27/12/2021).
“Masyarakat berpenghasilan rendah akan sangat terdampak dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok,” lanjut dia.
Per 24 Desember 2021 lalu, harga minyak goreng di pasaran jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 11.000/liter.
Baca juga: Sebar 2.000 Paket Sembako di Jakarta Utara, Darmadi: Kepedulian Mbak Puan untuk Wong Cilik
Bahkan untuk minyak goreng kemasan sudah ada yang mencapai harga Rp 20.000/liter.
Harga bahan pangan pokok yang melambung tinggi lainnya adalah cabai rawit merah, telur ayam ras, dan bawang merah.
“Ibu-ibu rumah tangga sudah banyak mengeluh, harga cabai rawit merah di sejumlah daerah bahkan sudah ada yang mencapai Rp 140.000/kg. Ini sudah melebihi harga daging,” ucapnya.
Baca juga: Pengamat Sebut PDIP Belum Tentu Usung Puan Maharani Sebagai Capres 2024
Permasalahan naiknya harga-harga bahan pangan di akhir tahun, disebut Puan, juga harus diselesaikan untuk waktu-waktu ke depan.
Fenomena ini selalu berulang dan perlu upaya penyelesaian yang komprehensif.
Perlu adanya sinergi kebijakan antar sektor baik dari sisi hulu maupun hilir, dari sektor produksi dan perdagangan.
Pemulihan ekonomi nasional ditengah situasi pandemi Covid-19, membutuhkan kebijakan yang dapat memberikan perlindungan ekonomi bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan pada saat yang bersamaan mendorong dunia usaha, sektor riil dan UMKM dapat bergerak kembali dalam inflasi yang terkendali.