Untar: Ketangguhan Remaja Perlu Dibangun untuk Cegah Pengaruh Negatif
Universitas Tarumanagara berupaya bantu para remaja agar tangguh melalui Pengembangan Resiliensi Remaja di Sekolah Menengah Atas di Era Industri 4.0.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Fransisca Iriani R Dewi mengatakan resiliensi atau ketangguhan menjadi modal untuk menghadapi pengaruh negatif.
Remaja, menurutnya, harus tangguh dalam menghadapi tantangan yang dapat muncul.
"Ketangguhan remaja, merupakan modal dalam menghadapi kesulitan, mengelola stres, terhindar dari kondisi depresi, dan perilaku negatif,” ujar Fransisca melalui keterangan tertulis, Senin (27/12/2021).
Universitas Tarumanagara berupaya membantu para remaja agar tangguh, melalui Pengembangan Resiliensi Remaja di Sekolah Menengah Atas di Era Industri 4.0. yang merupakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).
Baca juga: Dapat Pendanaan dari Kemendikbudristek, Untar Dampingi Ratusan UMKM di Belitung
Baca juga: Rektor Untar: Riset Dosen Harus Bermanfaat untuk Masyarakat
Program PKM ini merupakan implementasi atas hasil penelitian tim yang telah dilakukan selama 2 tahun pada 27 sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di 17 kota di Indonesia.
Dalam program Pengabdian kepada Masyarakat ini, 65 remaja dari SMA Negeri I dan SMA Negeri 2 Tanjung Pandan Kabupaten Belitung Propinsi Kepulauan Bangka Belitung mengikuti program PKM.
Ketua tim Fransisca Iriani R. Dewi didampingi mahasiswa dan tenaga administrasi menggunakan metode intervensi psikoedukasi dan Journal.
"Intervensi bertujuan untuk meningkatkan resiliensi pada remaja," kata Fransisca.
Di SMA Negeri 2, Rita Markus Idulfiastri, dibantu dua mahasiswa dan satu tenaga administrasi melakukan kegiatan yang sama.
Kegiatan PKM diawali dengan pre-test, administrasi kuesioner dari Skala Resiliensi Remaja dan Skala Kepuasan Hidup.
"Resiliensi menjadi penting untuk menghadapi tantangan dan mengontrol situasi," tutur Rita.
"Mengembangkan resiliensi tidak berarti masalah akan berhenti atau menyelesaikan masalah, namun resiliensi akan mengubah cara merespon, berperilaku, dan bertahan saat menghadapi masalah," tambah Rita.
Baca juga: Rektor Untar: Potensi Perguruan Tinggi Harus Dikenal oleh Publik
Baca juga: Jokowi Minta Lulusan Untar Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Tahap selanjutnya, peserta mengisi workbook sebagai bentuk refleksi harian, dalam rangka pengembangan resiliensi.
Workbook dikumpulkan ke guru penanggung jawab kegiatan PKM atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
Pada hari keenam atau tanggal 22 Desember 2021, ketua tim pelaksana PKM menerima workbook tersebut.
Pelaksanaan Kegiatan PKM ini didanai Sekretariat Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek.
Tim Pelaksana diketuai oleh Fransisca Iriani R. Dewi dengan anggota Rita Markus Idulfiastri, Meylisa Permata Sari, Stanis Evande, Hotnida Nethania Agatha, Clara Lilianie yang merupakan dosen dan mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.