Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eijkman Dilebur ke BRIN, PKS: Pemerintah Jangan Gegabah, Riset Vaksin Merah Putih Bisa Mandek

Pemerintah diminta tak gegabah atas pembubaran LBM Eijkman yang digabung ke dalam BRIN, karena bakal berdampak pada proyek strategis.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Eijkman Dilebur ke BRIN, PKS: Pemerintah Jangan Gegabah, Riset Vaksin Merah Putih Bisa Mandek
Freepik
Ilustrasi vaksinasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto, meminta pemerintah tak gegabah atas pembubaran Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang digabung ke dalam BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman. 

Menurut Mulyanto, pemerintah perlu memikirkan soal ini secara saksama. 

Sebab, pembubaran lembaga Eijkman berdampak pada program strategis yang telah berjalan. 

"Jangan sampai program strategis yang menjadi amanat LBM Eijkman, misalnya untuk mengembangkan riset Vaksin Merah Putih menjadi mandeg atau terbengkalai," kata Mulyanto kepada Tribun, Minggu (2/1/2022). 

Baca juga: Lembaga Eijkman Dilebur ke BRIN, Laksana Tri Handoko Angkat Suara Soal Nasib Ilmuwan

Selain itu, Mulyanto mempertanyakan nasib ilmuwan yang menjadi korban. 

Sebab menurutnya, tidak mudah mencari ilmuwan pengganti dalam waktu singkat di tengah riset vaksin Merah Putih yang sedang dijalankan. 

"Dengan diberhentikannya para saintis yang mencapai 100 orang lebih serta dipindahkannya laboratorium LBM Eijkman jauh dari RSCM/FKUI, tentu menimbulkan kekhawatiran kita soal kelanjutkan Riset Vaksin Merah Putih yang dimotori LBM Eijkman bersama BUMN Bio Farma," ucap Mulyanto

Berita Rekomendasi

"Ini akan membuat jadwal produksi Vaksin Merah Putih Eijkman semakin molor," lanjut Mulyanto

Sebelumnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Konsorsium Riset Covid-19 terakhir terungkap, bahwa riset Vaksin Merah Putih, yang dimotori LBM Eijkman, mundur dari jadwal semula. 

Karena Bio Farma, tidak siap untuk memproduksi vaksin berbasis protein rekombinan mamalia dan hanya siap kalau vaksin yang dikembangkan berbasis protein rekombinan ragi (yeast).

"Ditambah lagi dari hasil kunjungan kerja Komisi VII ke Bio Farma juga diketahui, bahwa seed vaksin yang disiapkan LBM Eijkman belum optimal untuk dikultivasi dan dimurnikan, sehingga perlu diteliti ulang oleh LBM Eijkman," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini.

Baca juga: Lembaga Eijkman Koreksi Dua Kasus di Jambi, Bukan Varian Delta Plus

Mulyanto menjelaskan, dengan perubahan kelembagaan LBM Eijkman seperti sekarang ini, maka pengembangan Vaksin Merah Putih ini menjadi semakin tidak menentu nasibnya. 

Karenanya pemerintah harus segera menjelaskan duduk-perkara soal ini kepada publik. 

"Agar harapan publik terhadap produksi Vaksin Merah Putih dari LBM Eijkman ini tidak sekedar menjadi pepesan kosong," tandasnya. 

Untuk diketahui, Pemerintah melalui Konsorsium Riset Covid-19 mengembangkan 11 platform riset vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM.  Yang tercepat, LBM Eijkman bekerjasama dengan BUMN Bio Farma sebelumnya menjadwakan perolehan ijin BPOM dan produksi massal semester pertama tahun 2022.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas