Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Soal Pasien Minta Dispensasi Karantina, Jokowi Tegaskan Tak Ada Lagi Dispensasi Apalagi Bayar-bayar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para jajarannya untuk memperketat karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
zoom-in Soal Pasien Minta Dispensasi Karantina, Jokowi Tegaskan Tak Ada Lagi Dispensasi Apalagi Bayar-bayar
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para jajarannya untuk memperketat karantina bagi pelaku perjalanan internasional. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para jajarannya untuk memperketat karantina bagi pelaku perjalanan internasional.

Jokowi menegaskan, tak boleh ada lagi dispensasi karantina bagi pelaku perjalanan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rapat evaluasi PPKM di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/1/2022).

"Saya minta betul-betul utamanya yang terkait dengan Omicron ini adalah karantina bagi yang datang dari luar negeri."

"Jangan ada lagi dispensasi-dispensasi apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," tegas Jokowi dikutip dari Kompas.com, Senin (3/1/2022).

Ini dilakukan karena meningkatnya kasus penularan Covid-19 akibat varian Omicron di Indonesia.

Tercatat hingga Senin (3/1/2022), kasus positif Covid-19 akibat varian baru tersebut telah mencapai 136 kasus.

Baca juga: Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin Positif Covid-19

Baca juga: Warga Talang Kelapa Banyuasin Sepakat Ubah Nama Jalan Menjadi Jalan Covid, Ini Penjelasan Ketua RT

Berita Rekomendasi

"Pada rapat terbatas pagi hari ini mengenai evaluasi mingguan terhadap implementasi dari penanganan Covid-19, saya ingin menyampaikan bahwa kasus Omicron sudah mengalami lonjakan," tambah Jokowi saat 

Apalagi, kebanyakan kasus berasal dari para pendatang luar negeri atau imported case.

Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan BIN dan Polri untuk betul-betul mengawasi proses karantina pelaku perjalanan internasional.

Langkah-langkah strategis harus segera dilakukan, terutama mengenai persiapan fasilitas-fasilitas kesehatan yang dimiliki baik di pusat dan daerah. 

Ini karena transmisi lokal Covid-19 akibat varian Omicron telah terdeteksi di Surabaya.

2 Kasus Omicron 

Dua Kasus transmisi lokal Covid-19 varian Omicron telah terdeteksi di Surabaya.

Dengan penambahan dua kasus tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mencatat total kasus Omicron di Indonesia menjadi 138 kasus.

Seperti diketahui, 135 merupakan kasus impor dan 3 kasus transmisi lokal.

Baca juga: Benarkah Covid-19 Bisa Mengubah Kepribadian Penderitanya? Berikut Penjelasan Ahli

Kedua pelaku perjalanan tersebut, kata Nadia, merupakan warga Surabaya yang memiliki riwayat bepergian ke Bali.

“Yang terbaru adalah dua orang warga Surabaya, diketahui keduanya habis berlibur ke Pulau Bali bersama keluarga besar," kata Nadia dikutip dari Tribunnews.com.

Kasus pasien ini menjadi perhatian pemerintah, mengingat mereka terkonfirmasi tanpa gejala.

Nadia mengabarkan kedua pasien tersebut kini sudah diisolasi di rumah sakit.

"Kondisi dua pasien tersebut sudah tertangani dengan baik."

"Keduanya sudah dievakuasi dan dilakukan isolasi di rumah sakit, kondisinya tanpa gejala," jelas Nadia.

Untuk itu, pemerintah saat ini memperketat pemantauan terhadap peningkatan risiko penularan Covid-19 di level provinsi maupun kabupaten.

Pelaku Perjalanan Internasional Meningkat

Mengutip kemkes.go.id, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap jumlah pelaku perjalanan internasional yang masuk ke wilayah Indonesia, meningkat.

Peningkatan ini, kata Menkes Budi terjadi menjelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

''Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk,'' kata Menkes Budi.

Baca juga: Viral Joki Vaksin Covid-19 Sudah 16 Kali Disuntik, dr Tirta Ungkap Efek Sampingnya

Kondisi ini tentunya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.

Pemerintah akan segera memperketat pemeriksaan di seluruh pintu masuk negara.

Baik dari pintu masuk kedatangan darat, laut maupun udara.

Pengetatan dilakukan dengan pengetesan PCR dengan S Gene Target Failure (SGTF) serta Whole Genome Sequencing (WGS) bagi seluruh kasus PCR yang menunjukkan hasil positif.

''Semua sudah kita amati dan dites menggunakan PCR serta WGS."

Baca juga: Mendagri Tito Sebut Perlu Ada Terobosan Kreatif untuk Percepat Vaksinasi Covid-19

"(Dari hasil survei) ternyata pintu masuk laut dan darat jauh lebih tinggi positivity ratenya dibandingkan udara,'' Imbuhnya.

Untuk itu, Kemenkes akan dibantu TNI, Polri dan Kemendagri untuk memperkuat surveilans dan karantina di pintu masuk darat dan laut.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Nuryanti)(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas