Kornas-Jokowi: 'Jangan Sampai Anggota KPU RI Nanti Orang-orang yang Memiliki Paham Radikalisme'
Akhrom mengingatkan jangan sampai anggota KPU terpilih berlatarbelakang paham radikal, karena akibatnya bisa fatal.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kornas-Jokowi selaku pendukung yang turut berjuang mengawal demokrasi pada pesta pemilihan umum baik Presiden dan Legislatif tahun 2014 dan 2019 memberikan warning kepada panitia seleksi (Pansel) KPU RI.
Kornas-Jokowi mengingatkan jangan sampai kecolongan ada calon anggota KPU RI Periode 2022-2027 adalah orang-orang yang berlatangbelakang paham radikalisme.
Sehingga diperlukan prinsip kehati-hatian dalam proses seleksi sejak awal, baik secara administratif dan wawasan kebangsaan.
"Saya kira penting sejak proses awal rekrutmen untuk menentukan arah bangsa ke depan. Salah satu titik awalnya adalah, ada pada panitia seleksi anggota KPU RI. Sebab kami berpendapat kalau tim Pansel tidak berhati-hati, bisa-bisa salah dalam merekomendasikan. Singkatnya, jangan sampai anggota KPU RI nanti ke depan orang-orang yang memiliki paham radikalisme," ujar Sekjen Kornas-Jokowi Akhrom Saleh kepada Tribunnews, Selasa (4/1/2022).
Maka lanjut Akhrom, proses seleksi bukan hanya kualitas dan kemampuan komisoner KPU dalam menyelenggarakan pemilu.
Namun juga anggota komisoner kelak harus memiliki integritas yang pula memiliki wawasan kebangsaan.
Baca juga: Jika Lolos Verifikasi KPU, Partai Buruh Berencana Gelar Konvensi Capres-Cawapres 2024
Oleh sebab itu pentingnya proses rekrutmen agar tidak salah dalam menentukan rekomendasi siapa anggota komisioner KPU kelak.
"Karena anggota komisioner yang terpilih ini kan nanti punya tupoksi, yang salah satunya menentukan syarat-syarat kriteria pemimpin atau calon legislatif ke depan, baik pada tingkatan Kabupaten, Kota, provinsi hingga nasional," ucapnya.
"Untuk itu, pentingnya Pansel diingatkan untuk meloloskan orang-orang yang memiliki wawasan kebangsaan. Sebab, para anggota KPU yang terpilih akan menentukan para calon pemimpin yang ikut dalam pertandingan demokrasi," sambung Akhrom.
Dia juga mengingatkan jangan sampai anggota KPU terpilih berlatarbelakang paham radikal, akibatnya bisa fatal.
Maka dari itu pihaknya menegaskan, panitia seleksi KPU RI bukan hanya memiliki tanggung jawab tugasnya sebatas panitia seleksi saja, melainkan juga tanggung jawab moral kepada bangsa dan negara untuk menentukan siapa saja Anggota komisioner KPU yang direkomendasikan.
Ppanitia seleksi KPU agar mempertimbangkan keterwakilan daerah, baik dari Indonesia Bagian Barat, Tengah dan Indonesia Bagian Timur.
"Tentu menurut kami Kornas-Jokowi hal itu penting sebagai bahan pertimbangan, Apalagi hemat kami, keterwakilan dari Indonesia Timur selama ini kurang terdengar. Jadi patut sebagai bahan pertimbangan," kata Akhrom.