Kini Terjerat Kasus Suap, Cerita Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen Pernah jadi Sopir Bus
Cerita Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen mengaku pernah bekerja menjadi sopir bus, dilakoni ketika dirinya masih muda.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
Kariernya mulai meningkat saat menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bekasi 2004–2008.
Baca juga: Bareskrim Akan Panggil Rachel Vennya Periksa Kasus Dugaan Suap Kabur Karantina
Ia kemudian mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Bekasi pada 2008, berpasangan dengan Mochtar Mohammad.
Pada Pilkada 2018, pria kelahiran 1964 itu kembali menang berpasangan dengan eks ASN di Pemerintah Kota Bekasi yang telah menjadi kader PDI-P, Tri Adhianto.
Posisinya sangat kuat di Bekasi, terlebih dia merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kota Bekasi kala itu.
Terjerat Kasus Suap
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron membenarkan terjadinya OTT KPK kepada Pepen, Rabu (5/1/2022) siang.
"Benar KPK telah melakukan giat tangkap tangan terhadap penyelenggara negara di wilayah Bekasi, Jawa Barat siang hari ini jam 13.30 WIB, 5 Januari 2022 ," kata Nurul Ghufron saat dikonfirmasi Tribunnews.com.
Pepen diduga terlibat praktik suap menyuap bersama dengan sejumlah pihak lain.
KPK juga mengamankan sejumlah uang yang kemuadian akan digunakan sebagai barang bukti.
Baca juga: Anggaran Karangan Bunga Rp 1,1 Miliar, Respons Ketua DPRD hingga OTT Wali Kota Bekasi
"Beberapa pihak kami amankan bersama sejumlah uang. Kami saat ini sedang memeriksa para pihak untuk membuat terang dugaan tindak pidana korupsi yang sedang kami selidiki," ujar Nurul Ghufron.
Terima Suap hingga Miliaran Rupiah
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen diduga menerima suap hingga miliaran rupiah dari proyek pengadaan lahan.
Pepen bahkan dikabarkan terima uang suap dengan dalih "Sumbangan Masjid".
Masjid yang dimaksud adalah milik yayasan keluarga Rahmat Effendi sendiri.