Megawati Singgung Ada Kelompok Tertentu yang Memanfaatkan Pandemi untuk Mendiskreditkan Pemerintah
Ada kelompok tertentu yang memanfaatkan pandemi untuk mendiskreditkan pemerintah, dengan mencari keuntungan materi dalam situasi pandemi Covid-19.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menuding ada segelintir orang yang memanfaatkan kesusahan yang dialami masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Ia menyebut ada kelompok tertentu yang memanfaatkan pandemi untuk mendiskreditkan pemerintah, dengan mencari keuntungan materi dalam situasi pandemi Covid-19.
Layaknya benalu yang merugikan inangnya, Megawati menyebut segelintir orang tersebut telah menghisap yang dalam kondisi sulit pandemi Covid-19.
"Saya melihat masih saja ada kelompok politik memancing di air keruh. Mereka memanfaatkan pandemi untuk mendiskreditkan pemerintah," kata Megawati saat berpidato di acara HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1/2022).
"Ada juga kelompok kepentingan yang bertindak bagaikan benalu yang menginduk pada inangnya, atas nama pandemi mereka masih saja mencari keuntungan materi," lanjutnya.
Namun, Presiden kelima RI itu tak merinci siapa saja pihak-pihak tersebut.
Mega hanya menyebut ada pihak yang sering menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait semua masalah sambil mengolok-oloknya dengan sebutan ’kodok’.
"Saya ingat waktu di Istana penutupan Paskibra. Saya kan ngomong, spontan saja, bayangkan, Presiden kita lho dibilang Pak Jokowi kodok lah, apa lah," tuturnya.
"Tapi saya bilang sama beliau 'sudah bapak, enggak perlu masuk ke hati, saya berada di belakangmu dengan seluruh yang namanya anak-anak dari PDIP'," ujar Mega.
Megawati juga mengaku kesal dengan pihak yang ikut memilih presiden namun tak bertanggung jawab atas pilihannya dalam kondisi apa pun.
"Yang paling saya itu enggak suka, milih-milih presiden kita sendiri, tapi kalau udah enak saja. Lho kan mestinya, siapa suruh kenapa kamu milih dia? Ini kan jadi kan apa ya tidak ada itu tadi dedikasi gitu," cetusnya.
Sebelumnya, beberapa kali Megawati menyebut ada kelompok yang begitu kontra dengan pemerintahan Presiden Jokowi.
Pada Agustus 2021 dia menyatakan tidak terima saat pengkritik menyebut Jokowi sebagai kodok.
Baca juga: Megawati Sapa Ahok Sahabat Saya, Apakah Sinyal Beri Tiket untuk Pilgub DKI? Ini Kata Sekjen PDIP
Mega mengaku menangis mendengar hujatan tersebut. Dia pun melabeli orang-orang anti-Jokowi itu sebagai pengecut dan tak punya moral.
Sejumlah pengamat pun menilai ada beberapa pihak yang mengambil keuntungan saat pandemi misalnya pejabat negara yang diduga berbisnis tes Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan vaksin.
Harga Tes PCR
Terkait pernyataan Megawati itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa pernyataan tersebut merupakan otokritik.
Ia pun menyinggung harga tes polymerase chain reaction (PCR) pendeteksi penularan virus corona (Covid-19) yang membuat Presiden Jokowi turun tangan untuk menurunkan tarifnya.
"Apa yang disampaikan Bu Mega tadi kalau lihat dari pidatonya secara lengkap sebenarnya beliau menyampaikan ini sebagai kritik otokritik sebagai bangsa termasuk bagi PDIP sendiri," kata Hasto dalam konferensi pers yang berlangsung daring, Senin (10/1/2022).
"Dan kita lihat mengapa untuk menurunkan biaya PCR itu harus presiden yang turun tangan. Setelah presiden turun tangan baru itu turun," sambungnya.
Ia mengatakan ungkapan Megawati itu bukan hanya pada pemerintahan saja, tapi juga untuk internal partai, sekaligus mengingatkan untuk tidak mengambil keuntungan di masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, ungkapan Megawati itu juga bisa dilihat sebagai auttokritik terkait bantuan sosial (bansos).
Diketahui korupsi bansos Covid-19 di lingkungan Kemensos membelit kader PDIP Juliari P Batubara saat memimpin lembaga tersebut sebagai mensos.
"Kenapa kemudian ada berbagai persoalan terkait, ini sebagai autokritik, terkait dengan bansos. Sehingga di tengah pandemi ini yang disampaikan Bu Mega tadi kritik autokritik bagi bangsa tapi juga termasuk bagi kader PDIP, sehingga di tengah pandemi ini yang kita kedepankan semua bukan kemudian menggunakan pandemi untuk kepentingan kelompok atau orang per orang kepentingan memperkaya diri," tutur Hasto.
Hasto menegaskan tidak ada maksud politik di balik ungkapan Megawati tersebut. Dia mengatakan pernyataan itu murni pesan untuk internal PDIP.
"Itu kan tadi disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri dengan gamblang sehingga nggak ada muatan politik dalam menyampaikan kritik, kecuali hasrat yang sebenarnya bahwa di dalam HUT partai ini kita ingin mendarmabaktikan seluruh gerak PDIP bagi kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.
Acara peringatan HUT ke-49 PDIP sendiri dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, hingga jajaran menteri kabinet Indonesia Kerja. Mereka hadir secara virtual.
Baca juga: Megawati Sebut Ada Kelompok Tertentu Seperti Benalu, Atas Nama Pandemi Mereka Mencari Keuntungan
Sementara itu Presiden Jokowi yang dalam kesempatan itu ikut memberikan sambutan, memuji PDIP yang berhasil menjadi partai politik yang konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat kecil serta konsisten memperjuangkan kedaulatan negara dan kemandirian bangsa.
"Saya mengucapkan selamat hari ulang tahun 49 PDI Perjuangan, Alhamdulillah saat mencapai usianya ke-49 PDI Perjuangan telah berhasil menjadi partai politik terbesar di Indonesia. Merdeka," kata Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas kontribusi PDIP dalam membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
Di mana, PDIP berkontribusi dalam mendukung kebijakan-kebijakan mengahdapi situasi pandemi.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan PDIP Perjuangan dalam menyiapkan kebijakan-kebijakan dan dalam menghadapi masa yang tidak mudah masa-masa yang sulit akibat pandemi Covid-19," ucap Presiden.(tribun network/yud/mam/dod)