Mengenal Istilah dalam Susunan Kepengurusan PBNU: Mustasyar, Syuriah hingga Tanfidziah
Stuktur di kepengerusuan PBNU menggunakan beberapa istilah, diantaranya seperti Mustasyar, Syuriah, Rais Aam, Katim Aam, A'wan, hingga Tanfidziyah.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
Syuriah dipimpin oleh seorang rais ‘am.
Baca juga: Profil Singkat 11 Perempuan yang Masuk Jajaran Pengurus PBNU, Alissa Wahid hingga Sinta Nuriyah
Baca juga: Ini 3 Politisi yang Masuk Jadi Pengurus Inti PBNU, Gus Yahya Jelaskan Alasannya
Rais Aam
Jabatan Rais Aam dulunya bernama Rais Akbar, jabatan tertinggi dalam struktur kepengurusan Syuriyyah NU saat pertama kali didirikan.
Jabatan Rais Akbar, jabatan ini hanya pernah diduduki oleh Hadhratusy Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari.
Sepeninggal Hasyim Asy’ari, istilah rais akbar diganti dengan rais ‘am yang berarti ketua umum.
Katim Aam
Penulis atau juru catat, berasal dari kata ‘kataba’ (menulis). Dalam NU, istilah katib hanya diperuntukkan bagi sekretaris syuriah. Sementara itu, dalam tanfidziah digunakan istilah sekretaris.
Katib Aam adalah orang kedua setelah Rais Aam. Adapun Katib, membantu tugas-tugas Katib Aam.
A’wan
A'wan adalah bagian dari syuriah yang bertugas membantu tugas rais, yang terdiri atas sejumlah ulama terpandang.
A’wan adalah bentuk jamak dari ‘awn yang secara bahasa berarti bantuan.
Tanfidziah
Tanfidziah ialah badan pelaksana harian organisasi NU yang menjalankan kebijakan atau keputusan yang telah ditetapkan oleh Syuriah.
Pemimpin tertinggi Tanfidziyyah tidak menggunakan istilah rais ‘am, melainkan ketua umum.
Struktur pengurus harian tanfidziyah terdiri dari ketua umum, wakil ketua umum, beberapa ketua, sekretaris jenderal, beberapa sekretaris, bendahara umum, dan beberapa bendahara.
(Tribunnews.com/Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.