IDI Minta Pintu Kedatangan Luar Negeri Diperketat Cegah Lonjakan Kasus Omicron
IDI meminta tenaga kesehatan di daerah tetap bersiaga terhadap lonjakan kasus Corona dan meningkatkan pelayanan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih telah meminta para tenaga kesehatan (nakes) bersiap menghadapi ancaman lonjakan kasus Omicron di Indonesia, yang puncak kasusnya diprediksi terjadi pada awal Februari mendatang.
"Yang kami lakukan adalah mengingatkan kawan-kawan di daerah untuk bersiap-siap," kata Daeng dalam diskusi bertajuk 'Bersiap Hadapi Gelombang Omicron' yang disiarkan secara daring, Sabtu (15/1/2022).
Daeng juga meminta para tenaga medis bekerja mematuhi protokol kesehatan dan berhati-hati.
Dia berharap tidak ada lagi tenaga kesehatan yang gugur dalam peperangan melawan Covid-19.
"Kemudian kawan-kawan di daerah untuk menghadapi ini dengan sangat hati-hati karena kita tidak mau kita sudah berjibaku membantu dan kemudian kita terpapar sakit dan banyak yang gugur," ungkapnya.
Daeng menuturkan, meskipun kasus Omicron telah terdeteksi, tetapi bergejala ringan.
Ia meminta tenaga kesehatan di daerah tetap bersiaga terhadap lonjakan kasus Corona dan meningkatkan pelayanan.
"Meskipun ini sudah terkonfirmasi banyak kasus yang ringan, kesiapsiagaan itu perlu, karena masyarakat ini kan memerlukan kalau sakit dan melonjak cepat akan membutuhkan pertolongan yang maksimal. Nggak bisa, mohon maaf, kadang-kadang dikte masyarakat ya sudah harus di rumah, kadang-kadang masyarakat akan memilih berbondong-bondong datang ke pelayanan," kata Daeng.
"Ini harus diantisipasi, jangan sampai penanganan kasus Delta, meskipun ini akan jauh lebih ringan, itu kepanikan masyarakat akan terulang lagi. Saya kira semua organisasi profesi untuk siap-siap memperkuat layanan di RS, di isoter maupun di tempat yang harus didampingi dengan telemedicine," sambungnya.
Di saat yang sama Daeng meminta pemerintah lebih memperketat pintu masuk negara dari luar negeri.
Menurutnya, langkah itu diperlukan untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
"Jadi data di Indonesia 75 persen (kasus varian omicron, red) dari perjalanan luar. Ini mengisyaratkan seharusnya kita perketat dari luar kalau enggak nanti nambah lagi," kata Daeng.
Menurut Daeng, kalau perlu pemerintah benar-benar menutup pintu masuk ke tanah air dari seluruh negara, tidak hanya dari belasan negara yang telah ditemukan varian baru Covid-19.
"Benar itu dicabut. Tapi seluruh negara dari manapun diperketat baik WNI atau WNA," ungkapnya.
Baca juga: Tiga Hal yang Membuat Varian Omicron Tidak Bisa Dianggap Enteng
Prediksi soal puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada awal Februari sebelumnya disampaikan Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia berkaca pada pengalaman negara lain yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada 40 hari pascapenemuan kasus Omicron.
Luhut mengatakan gelombang Covid-19 varian Omicron telah terjadi di sejumlah negara, sehingga bukan tidak mungkin hal yang sama terjadi di Indonesia, mengingat ada peningkatan kasus beberapa waktu terakhir.
"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut dalam jumpa pers daring, Selasa (11/1/2022).
Luhut meminta masyarakat tidak panik. Dia yakin Indonesia bisa melewati gelombang peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
Mantan Kepala Staf Presiden itu menyebut Indonesia saat ini lebih siap.
Fasilitas kesehatan jauh lebih baik ketimbang saat kasus Covid-19 varian Delta melonjak pada Juli 2021 lalu.
"Saya harapkan kita semua kompak, tidak perlu saling menyalahkan karena ini sesuatu yang tidak bisa dihindari, tapi kita bisa memitigasi sehingga dalam keadaan terkendali atau dampak yang minimal," ujarnya.
Sedangkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 80 ribu tempat tidur yang disiapkan oleh pemerintah untuk merawat pasien Covid-19.
Jumlah itu bisa bertambah menjadi 190 ribu tempat tidur jika diperlukan.
Pemerintah juga telah menyiapkan obat Molnupiravir untuk pasien Covid-19. Kemudian, 16 ribu ventilator juga telah disiapkan.
"Kita juga sudah siapkan obat-obatan 400 ribu Molnupiravir, obat virus yang baru yang sudah datang di Indonesia. Kita juga sudah memastikan protokol kesehatan yang baru untuk perawatan di rumah sakit, belajar dari pengalaman yang sudah kita jalani," ucap Budi.
Budi pun meminta warga untuk tidak panik. Dia mengamini bahwa lonjakan kasus omicron akan terjadi.
Namun, Budi yakin kasus akan turun pula dengan cepat.
Budi juga menyebut pasien omicron akan lebih banyak yang isolasi di rumah karena gejalanya ringan.
"Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini, tidak usah panik, kita sudah menyiapkan diri dengan baik. Dan pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini turunnya juga cepat," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).(tribun network/yud/dod)