Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Sejarah Indonesia Pindah Ibu Kota Negara, Jenderal Sudirman Pernah Berperan

Indonesia baru saja mengesahkan UU IKN untuk perpindahan ibu kota baru. Faktanya hal ini pernah dilakukan pada zaman pasca kemerdekaan RI.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Fakta Sejarah Indonesia Pindah Ibu Kota Negara, Jenderal Sudirman Pernah Berperan
sejarah-tni.mil.id
Presiden Soekarno memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta karena keamanan yang sudah tidak memungkinkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengesahan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru telah dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari ini, Selasa (18/1/2022).

Dikutip dari Tribunnews, pengesahan ini dilakukan setelah Ketua Pansus RUU IKN DPR, Ahmad Doli Kurnia membacakan putusan tingkat I RUU IKN.

Lalu Ketua DPR RI, Puan Maharani sebagai pemimpin Rapat Paripurna DPR meminta persetujuan anggota dewan yang hadir.

Sehingga secara resmi UU IKN pun telah sah dan dijadikan acuan untuk dimulai.

Baca juga: Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Negara, Muhaimin: Punya Makna dan Sejarah Kuat

Baca juga: NEWS HIGHLIGHT: Sosok Kepala Otorita IKN Harus Punya Visi Pemindahan Ibu Kota, Siapa Orangnya?

Namun faktanya, Indonesia tidak hanya kali ini saja pernah memindahkan ibu kota negara dan bahkan dilakukan beberapa kali.

Untuk selengkapnya berikut fakta sejarahnya.

Ibu Kota RI Pindah ke Yogyakarta

BERITA TERKAIT

Dikutip dari sejarah-tni.mil.id, Jakarta pasca kemerdekaan tidak lagi aman karena datangnya tentara Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) dari Belanda yang ingin menguasai kembali kota Batavia.

Akibatnya, pada akhir 1945 situasi kota Jakarta menjadi sangat kacau.

Di bawah kendali HJ Van Mook, Belanda melalui NICA membuka kantor kembali di Jakarta.

Kemudian tindakan penculikan dan upaya pembunuhan terhadap sejumlah pemimpin Indonesia pun kerap terjadi.

Contohnya, mobil Perdana Menteri, Sutan Sjahrir dikejar segerombolan orang bersenjata yang menggunakan truk pada 26 Desember 1945.

Untungnya, Sjahrir selamat karena adanya patroli dari Polisi Militer Inggris.

Selain itu, Presiden Soekarno pun tidak luput dari gangguan seperti ancaman dan teror.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas