Pameran Mukti Negriku Gelar Acara Puncak Peluncuran Buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono'
Buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' resmi diluncurkan hari ini, Sabtu (22/1/2022).
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' resmi diluncurkan hari ini, Sabtu (22/1/2022).
Acara peluncuran buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' ini digelar di Tumurun Museum, Solo, serta disiarkan dalam bentuk webinar melalui zoom.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabumig Raka memberikan apresiasinya untuk peluncuran buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono.'
Menurut Gibran, Sultan Agung adalah sosok Pahlawan Nasional yang memiliki kepribadian luar biasa dalam membela tanah air.
Baca juga: Pameran Mukti Negeriku! Kupas Perjuangan Sultan Agung melalui Mahakarya Lukisan S Sudjojono
"Saya memberikan apresiasi atas peluncuran Buku Sejarah Perjuangan Sultan Agung. Sosok Sultan Agung merupakan Pahlawan Nasional dengan kepribadian yang luar biasa dalam membela tanah air," kata Gibran dalam acara peluncuran buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' yang digelar secara virtual pada Sabtu (22/1/2022).
Gibran juga menilai Sultan Agung memiliki kepemimpinan yang konsisten, tegas dan pantang menyerah.
Sehingga perjuangan Sultan Agung dalam melawan penjajah patut diteladani oleh generasi muda.
"Kisah kepeminpinan Sultan Agung, semangat yang tinggi pantang menyerah, konsisten pada prinsip dan tegas dalam mengambil keputusan, dalam perjuangannya melawan penjajah yang patut diteladani oleh generasi muda."
Baca juga: Workshop Sketsa Bertajuk Sketch Like Sudjojono, Minggu 23 Januari 2022 di Tumurun Museum Solo
"Ajaran-ajaran beliau sebagai budayawan memperkaya khasanah seni, moral, religius dan filsafat budaya Indonesia," terang Gibran.
Gibran berharap, buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' ini bisa membuka jendela pengetahuan.
Serta memperluas wawasan seni, budaya, dan sejarah.
"Semoga Buku Sejarah Perjuangan Sultan Agung semakin membuka jendela ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan seni, budaya, dan sejarah bangsa Indonesia," ungkapnya.
Baca juga: Pameran Mukti Negeriku! Kupas Perjuangan Sultan Agung melalui Mahakarya Lukisan S Sudjojono
Beri Wawasan Soal Siapa Sultan Agung dan S Sudjojono
Sementara itu pemilik Tumurun Museum, Iwan K Lukminto memiliki harapan besar pada peluncuran buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono.'
Iwan menginginkan buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' bisa memberikan wawasan luas mengenai siapa Sultan Agung dan Sudjojono.
Selain itu buku tersebut juga bisa memberikan referensi sejarah dan literasi seni rupa Indonesia.
"Kami Tumurun Museum memiliki harapan besar dengan adanya peluncuran buku ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk mengnal siapa Sultan Agung dan siapa Sudjojono."
Baca juga: Budaya Betawi Hiasi Ibadah Misa di Gereja Katolik Santo Servatius
"Karena dengan buku ini dapat memberikan referensi sejarah dan literatur seni rupa Indonesia," kata Iwan dalam sambutannya.
Diketahui buku 'Sultan Agung dalam Goresan S Sudjojono' ini mengupas lengkap latar belakang, makna, nilai dan konteks sejarah salah satu mahakarya Sudjojono “Sejarah Perjuangan Sultan Agung” (1974: koleksi Museum Sejarah Jakarta).
Serta memperlihatkan 38 sketsa studi yang dibuat S. Sudjojono (koleksi Tumurun Museum) dalam mempersiapkan pembuatan lukisan tersebut.
Baca juga: Kampung Adat Miduana yang Terlupakan Padahal Terdapat Peninggalan Kebudayaan Sunda 2000 Tahun Lalu
Kupas Perjuangan Sultan Agung melalui Mahakarya Lukisan S Sudjojono
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Lukisan Sultan Agung karya S Sudjojono dipamerkan bersama dengan 38 buah sketsanya untuk pertama kalinya di Tumurun Private Museum, Kota Solo.
Pameran tersebut diadakan oleh S Sudjojono Center bersama dengan Tumurun Private Museum, dan Kompas Gramedia, dalam talkshow Pesona Indonesia, pameran "Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S Sudjojono, Jumat (21/1/2022).
Lukisan Sultan Agung adalah salah satu mahakarya Sudjojono. Dalam lukisan tersebut, menggambarkan pertempuran antara Sultan Agung dan Jan Pieterszoon Coen.
Faktanya, mahakarya tersebut tadinya adalah pesanan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin di masa itu.
Menariknya adalah, selama proses pembuatan lukisan, lahir sebanyak 38 buah sketsa.
Baca juga: SAH Gamelan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Masuk WBTB ke-12 Indonesia
Dalam proses pembuatan lukisan tersebut, S Sudjojono selalu melakukan riset untuk pendalaman karakter. Tidak hanya berdasarkan imajinasi yang dituangkan di atas kanvas.
"Lukisan Sultan Agung, dilakukan secara detil dengan riset akademis mendalam berdasarkan data tidak hanya berimajinasi. Secara runtut dan lengkap di cacatan yang disampaikan oleh bapak (S. Sudjojono)," kata Putri Sudjojono sekaligus perwakilan dari S. Sudjojono Center, Maya Sudjojono, Jumat (21/1/2022).
Hal itu pun dibenarkan oleh Pendiri Tumurun Private Museum, Iwan.
Ia menyadari bahwa Sudjojono sangat serius mendalami riset lewat 38 buah sketsa tersebut.
"Karena riset untuk lukisan ini dilakukan di beberapa Institusi di Jakarta, ada di Solo juga. Beliau menambahkan riset ke negeri Belanda pada saat itu, tahun 70 an," kata Iwan.
Baca juga: Forum Budaya Dunia Heritages Sukseskan Program Indonesia Terang
Riset itu terlihat dari beberapa sketsa Sudjojono yang mempelajari bagaimana cara duduk Sultan, motif batik apa yang digunakan dan siapa saja yang berada di sekeliling Sultan Agung.
Berikut dengan panji-panji di belakang sanggar sultan agung. Itu semua menurut Iwan pastinya melalui proses yang sangat mendalam. Suatu pelajaran bagi generasi muda bahwa menciptakan sesuatu tidaklah instan.
Tidak hanya pameran saja, dalam rangka menyelami karya-karya S. Sudjojono, maka akan diselenggarakan Workshop Sketsa bertajuk “Sketch Like Sudjojono”, pada Minggu (23/1/2022).
Workshop diadakan di Tumurun Private Museum, Kota Solo. Dengan mengahdirkan narasumber Jevi Alba, seorang sketcher yang tergabung dalam Komunitas Solo Sketcher dan Komunitas Cat Air (KOLCAI) Solo.
Baca juga: Pameran Mukti Negeriku! Kupas Perjuangan Sultan Agung melalui Mahakarya Lukisan S Sudjojono
Selain itu, untuk melengkapi rangkaian pemahaman dari karya Sudjojono, akan ada peluncuran buku “Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono” yang akan diluncurkan pada Sabtu, (22/1/2022).
"Istilahnya, dalam buku ini kita mengupas segala sesuatu mengenai lukisan Sultan Agung beserta 38 sktesa tersebut. Everything you want know," papar Kurator Pameran Mukti Negeriku, Santy Saptari.
Di sisi lain, Corporate Communication Director Kompas Gramedia, Glory Oyong, mengungkapkan rangkaian acara ini merupakan kesamaan visi misi dengan Kompas Gramedia dalam kesenian dan kebudayaan.
"Kolaborasi ini langkah awal, yang akan dilakukan secara bersama kembali dengan Tumurun Private Museum, S. Sudjojono Center dan Kompas Gramedia, meski saat ini masih pandemi Covid-19 yang berjalan secara daring dan datang langsung," tutur Glory, Jumat (21/1/2022).
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Aisyah Nursyamsi)