Minta Kasus Arteria Dahlan Jadi Pembelajaran Kader, Sekjen PDIP: Dalam Politik, Hati-hati Berbicara
Apa yang diucapan kader PDIP Arteria Dahlan yang mempersoalkan kajati berbahasa Sunda dalam rapat, bisa jadi pelajaran besar.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengingatkan seluruh pengurus hingga kader partai agar tak sembarangan dalam berkomunikasi.
Terlebih di ranah publik.
Menurut Hasto, apa yang diucapan anggota DPR sekaligus kader PDIP Arteria Dahlan yang mempersoalkan Kepala Kejaksaan Tinggi (kajati) berbahasa Sunda dalam rapat, bisa jadi pelajaran besar bagi seluruh partai.
"Bagi PDI Perjuangan, ini juga menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota dan kader partai untuk dalam politik itu hati-hati berbicara," kata Hasto di sela-sela peringatan acara HUT ke-49 PDIP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Bali, Sabtu (22/1/2022).
Baca juga: Kompolnas: Polisi Punya Kewenangan Selidiki Kasus Pelat Nomor Dinas Mobil Arteria Dahlan
Baca juga: Pimpinan DPR: Belajar Dari Kasus Arteria Dahlan, Mari Saling Hormati Kearifan Lokal
Hasto juga mengaku DPP PDIP telah menerima permintaan maaf dari Arteria secara langsung.
Bahkan, Hasto melihat kesungguhan Arteria dalam permohonan maaf yang disertai penyesalan tersebut.
"Saya sendiri ketika memanggil yang bersangkutan sudah melihat bagaimana keseluruhan penyesalan itu nampak dalam diri saudara Arteria Dahlan," ungkapnya.
Hasto menyadari bahwa membangun kedisiplinan termasuk disiplin dalam berbicara menjadi tugas partai untuk membina anggotanya.
Melihat persoalan berkaitan Kajati berbahasa Sunda, ia menilai Arteria jelas tidak menampilkan kedisiplinan dalam berbicara.
Untuk itu, Hasto kembali mengingatkan seluruh kader PDIP agar tak melakukan kesalahan yang sama dalam berkomunikasi di publik.
Baca juga: Sekjen PDIP: Presiden Menunjuk Mayjen Maruli Jadi Pangkostrad Karena Mengenal Luar Dalam
Ia pun menegaskan bahwa sikap PDIP selalu membangun kerukunan di tengah keberagaman.
"Kita ini justru selalu mendorong semangat membangun kerukunan sebagai warga bangsa, terus memperbaiki dari berbagai kekurangan-kekurangan yang ada," jelasnya.