Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapan Perayaan Tahun Baru Imlek 2022? Ini Sejarah Imlek dan Tradisinya

Simak tanggal perayaan Tahun Baru Imlek 2022. Beserta sejarah perayaan Imlek dan tradisinya.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
zoom-in Kapan Perayaan Tahun Baru Imlek 2022? Ini Sejarah Imlek dan Tradisinya
freepik
Simak tanggal perayaan Imlek 2022. Beserta sejarah Tahun Baru Imlek dan tradisinya. 

TRIBUNNEWS.COM - Tahun Baru China atau juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek merupakan perayaan penting tahunan orang Tionghoa.

Tahun Baru Imlek 2022 jatuh pada hari Selasa, 1 Februari 2022.

Sementara puncak perayaannya yakni Festival Lentera atau Cap Go Meh pada tanggal 15 Februari 2022.

Sebagai informasi, Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Dikutip dari China Highlights, 2022 adalah Tahun Macan, yang dimulai dari 1 Februari 2022 hingga 21 Januari 2023.

Orang yang lahir di tahun Macan diramalkan memiliki sifat pemberani, kompetitif, tidak terduga, dan percaya diri.

Baca juga: 10 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Tahun Baru Imlek: Menyapu hingga Potong Rambut

Bagaimana sejarah Tahun Baru Imlek?

BERITA TERKAIT

Asal usul Festival Tahun Baru China berawal sekitar 3.500 tahun yang lalu.

Tahun Baru China dapat ditelusuri kembali ke kegiatan pemujaan dalam masyarakat agraris kuno Tiongkok.

Tanggal upacara tidak ditetapkan sampai Dinasti Han (202 SM - 220 M), ketika Kaisar Wudi memerintahkan untuk menggunakan kalender lunar.

Dari asal-usul kuno di Dinasti Shang (abad ke-17 SM - 1046 SM) hingga hari ini, festival ini memiliki beberapa nama seperti Yuanchen, Yuanri dan Yuandan.

Masih mengutip China Highlights, Tahun Baru Imlek penuh dengan cerita dan mitos.

Salah satu yang paling populer adalah tentang binatang mitos Nian (/nyen/), yang memakan ternak, hasil bumi, dan bahkan manusia pada malam tahun baru.

Untuk mencegah Nian menyerang orang dan menyebabkan kehancuran, orang menaruh makanan di depan pintu mereka untuk Nian.

Konon, seorang lelaki tua yang bijak mengetahui bahwa Nian takut suara keras (petasan) dan warna merah.

Kemudian, orang-orang memasang lentera merah dan gulungan merah di jendela dan pintu mereka untuk mencegah Nian masuk, dan meretakkan bambu (kemudian diganti dengan petasan) untuk menakut-nakuti Nian.

Dan monster Nian tidak pernah muncul lagi.

Sejarah Tahun Baru Imlek

Berikut ini sejarah Tahun Baru China atau Tahun Baru Imlek, dikutip dari Travel China Guide:

Asal Mula Dinasti Shang (abad ke-17 SM – 1046 SM)

Sejarah Tahun Baru Imlek sangat erat kaitannya dengan masyarakat agraris di masa lalu.

Orang-orang kuno menyimpulkan disiplin siklus musim dari pengalaman menanam mereka, dan perayaan tahunan muncul dengan hasil kalender di Dinasti Shang.

Kegiatan ibadah paling awal menjadi cikal bakal festival.

Orang-orang menghubungkan makanan, pakaian, dan panen mereka dengan kehendak dewa dan leluhur, sehingga mereka mengadakan upacara pengorbanan untuk berdoa memohon berkah dan kedamaian di akhir setiap tahun.

Munculnya Nama 'Tahun' pada Dinasti Zhou (1046 – 256 SM)

Nama 'Tahun', 'Nian' dalam bahasa Cina, muncul pada Dinasti Zhou, dan pertunjukan pemujaan berubah menjadi praktik sosial untuk mengamati awal pekerjaan bertani di musim semi.

Tidak hanya memuja leluhur dan berdoa untuk panen yang baik, orang-orang juga mulai memuja Dewa Dapur, Dewa Gerbang, Dewa Kegembiraan, Dewa Kekayaan, dan Dewa Sumur.

Tanggal Tetap sejak Dinasti Han (202 SM – 220 M)

Pada Dinasti Qin (221 - 207 SM), pergantian siklus tahun disebut Shangri, Yuanri dan Gaisui, dan bulan ke-10 diambil sebagai awal dari siklus tahun baru.

Di Dinasti Han, festival itu disebut Suidan atau Zhengri.

Orang-orang sebagian telah menghilangkan kepercayaan pada dewa dan leluhur, tetapi lebih menekankan pada asosiasi festival dengan kehidupan.

Tanggal festival akhirnya telah ditetapkan sejak Kaisar Wudi dari Dinasti Han menetapkannya pada hari pertama bulan pertama dalam penanggalan Imlek.

Yang sangat penting dalam sejarah Tahun Baru Imlek, karena tanggal tersebut telah digunakan selama ribuan tahun hingga sekarang.

Saat itu, festival tersebut telah menjadi acara nasional.

Ada karnaval besar yang diluncurkan oleh pemerintah, dan pegawai negeri berkumpul untuk merayakannya.

Kegiatan baru juga muncul, seperti begadang, membakar bambu, yang seperti menyalakan kembang api saat ini, serta menggantung papan persik, yang kemudian menjadi bait Festival Musim Semi .

Perayaan Ditingkatkan dari Wei & Jin ke Dinasti Qing (220 - 1911 M)

Di Dinasti Wei dan Jin (220 – 439 M), perayaan itu masih merupakan pekan raya besar bagi pemerintah, dan orang-orang biasa akan menggunakan suara retakan bambu yang terbakar untuk menaklukkan roh-roh jahat.

Tradisi begadang juga dilestarikan secara luas, dan orang-orang akan berpakaian rapi untuk berlutut di hadapan anggota keluarga senior.

Kata Yuandan dan Xinnian diciptakan untuk menandai pergantian antara dua tahun.

Menjelang Dinasti Tang dan Song, perayaan itu diberi nama Yuanri.

Pada masa Dinasti Tang yang berkembang (618 - 907 M), fungsi Tahun Baru Imlek telah bergeser dari ibadah dan persembahyangan menjadi hiburan sosial.

Orang-orang mendapat hari libur untuk tinggal bersama anggota keluarga.

Pada saat itu, itu berkembang menjadi festival bagi orang-orang biasa untuk berbagi kegembiraan.

Dengan ditemukannya bubuk hitam pada Dinasti Song (960 - 1279 M), petasan juga ikut memeriahkan perayaan tersebut.

Dari Dinasti Song ke Dinasti Qing(1644 - 1911 M), Tahun Baru Imlek diberi nama Yuandan, dan perayaannya lebih bersifat interaksi sosial.

Orang-orang mulai mengunjungi teman, kerabat dan memberikan hadiah untuk berbagi berkah.

Kegiatan yang lebih menarik seperti tarian naga, barongsai, berjalan di atas panggung dan pertunjukan Shehuo semakin populer pada periode ini.

1912 hingga Sekarang: Tahun Baru Gregorian & Tahun Baru Imlek dirayakan

Pada tahun 1912, pemerintah memutuskan untuk menghapus Tahun Baru Imlek dan kalender lunar, tetapi mengadopsi kalender Gregorian sebagai gantinya.

Namun, masyarakat tidak mau mengubah tradisi, sehingga kebijakan tersebut tidak berhasil dijalankan.

Sebuah kompromi dibuat bahwa kedua sistem kalender disimpan, dan kalender Gregorian digunakan di pemerintahan, pabrik, sekolah dan organisasi lain sementara kalender lunar digunakan untuk festival tradisional.

Hari pertama dalam kalender Gregorian, Hari Tahun Baru, disebut Yuandan, sedangkan hari pertama dalam kalender lunar disebut Chunjie (Festival Musim Semi), yang merupakan Tahun Baru Imlek yang dirayakan secara luas.

Baca juga: Ciri Khas Perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia: Ada Kue Keranjang, Angpau Hingga Barongsai

Setelah tahun 1949, Festival Musim Semi terdaftar sebagai hari libur nasional, dan orang-orang mendapat hari libur kerja dan sekolah.

Sekarang, Imlek adalah festival tradisional terpenting di Tiongkok.

Banyak kebiasaan lama yang diwarisi dari sejarah Tahun Baru Imlek yang panjang.

Tradisi Tahun Baru Imlek

Tahun Baru Imlek menjadi kesempatan paling penting bagi keluarga untuk bersatu kembali dan menghabiskan waktu bersama.

Perayaan ini juga diyakini penting untuk memastikan keberuntungan di tahun yang akan datang.

Berikut ini sederet tradisi Tahun Baru Imlek, dikutip dari China Highlights:

1. Membersihkan dan Mendekorasi Rumah dengan Benda Merah

Sambut perayaan tahun baru Imlek 2022, Vihara Nimmala Boen San Bio, di kawasan Pasar Baru, Kota Tangerang, mulai bersolek dengan dipenuhi hiasan dekorasi lampion gantung merah, yang merupakan sumbangan dari umat Tridharma, Jumat (21/1/2022). Kehadiran ribuan lampion berwarna merah menyala ini ikut menambah semarak suasana di tahun Macan Air yang dipercaya sebagai tahun keberuntungan. (Warta Kota/Nur Ichsan)
Sambut perayaan tahun baru Imlek 2022, Vihara Nimmala Boen San Bio, di kawasan Pasar Baru, Kota Tangerang, mulai bersolek dengan dipenuhi hiasan dekorasi lampion gantung merah, yang merupakan sumbangan dari umat Tridharma, Jumat (21/1/2022). Kehadiran ribuan lampion berwarna merah menyala ini ikut menambah semarak suasana di tahun Macan Air yang dipercaya sebagai tahun keberuntungan. (Warta Kota/Nur Ichsan) (Warta Kota/Nur Ichsan)

Orang-orang biasanya akan membersihkan rumah secara menyeluruh sebelum Tahun Baru Imlek.

Membersihkan rumah melambangkan menyapu kesialan tahun sebelumnya dan membuat rumah mereka siap menerima keberuntungan.

Merah adalah warna utama festival, karena merah diyakini sebagai warna keberuntungan untuk Tahun Baru Imlek.

Warna merah menunjukkan kemakmuran dan energi yang mengusir roh jahat dan hal-hal negatif.

Lentera merah akan digantung di jalan-jalan.

Sementara kuplet merah dan gambar Tahun Baru ditempel di pintu.

2. Persembahan kepada Leluhur

Menghormati orang yang meninggal adalah tradisi Tahun Baru Imlek yang dipegang teguh.

Banyak orang Tionghoa mengunjungi makam leluhur pada hari sebelum Tahun Baru Imlek.

Mereka memberikan persembahan kepada leluhur sebelum makan malam reuni.

Hal itu untuk menunjukkan bahwa mereka membiarkan leluhur mereka "makan" terlebih dahulu.

Kemudian mereka menambahkan gelas ekstra dan meletakkannya di meja makan saat malam tahun baru.

3. Makan Malam Keluarga

Simak daftar makanan Tahun Baru Imlek yang memiliki simbol keberuntungan.
Simak daftar makanan Tahun Baru Imlek yang memiliki simbol keberuntungan. (timeoutshanghai.com)

Tahun Baru Imlek adalah waktu untuk berkumpul bersama keluarga.

Semua keluarga diharapkan berada di rumah untuk merayakan festival bersama.

Makan malam Tahun Baru Imlek disebut juga "makan malam reuni".

Keluarga besar dari beberapa generasi duduk mengelilingi meja bundar dan menikmati makanan dan waktu bersama.

4. Berbagi Hadiah

Angpao
Angpao (Freepik)

Hadiah yang paling umum adalah amplop merah (atau bungkusan merah, lìsh atau lai see dalam bahasa Kanton).

Amplop merah berisi uang, dan sering diberikan kepada anak-anak dan yang sudah tua.

Amplop merah (uang) disebut ya sui qian, yang berarti 'menekan' uang Sui (setan).

Baca juga: Resep Kue Keranjang Goreng Lapis, Cocok Disajikan saat Momen Imlek

Mereka yang menerima amplop merah berharap tahun yang aman dan damai lagi.

Jumlah uang berkisar dari beberapa dolar hingga beberapa ratus.

Takhayul Cina menyukai jumlah yang dimulai dengan angka genap, seperti 8 (homofon untuk "kekayaan"), dan 6 (homofon untuk "halus"), kecuali untuk angka 4 karena berima dengan kata yang berarti "kematian".

Hadiah Tahun Baru Imlek populer lainnya adalah alkohol, teh, buah-buahan, dan permen.

5. Petasan dan Kembang Api

Dari pertunjukan publik di kota-kota besar hingga jutaan perayaan pribadi di daerah pedesaan China, menyalakan petasan dan kembang api adalah kegiatan meriah yang tak terpisahkan.

Ini adalah cara untuk menakut-nakuti kejahatan dan menyambut kedatangan tahun baru.

Miliaran kembang api muncul di Tiongkok pada pukul 12 pagi dan di menit-menit pertama Tahun Baru Imlek, paling banyak di mana saja setiap saat sepanjang tahun.

6. Menonton Tarian Singa dan Naga (Barongsai)

BARONGSAI DI HI - Barongsai beratraksi  di tengah keramaian car free day  di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat(26 /1/2020).  Warga  dengan  antusias menonton kesenian  Tionghoa  yang menjadi  bagian merayakan tahun baru Imlek  di Tahun Tikus Logam. (Wartakota/Henry Lopulalan)
BARONGSAI DI HI - Barongsai beratraksi di tengah keramaian car free day di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat(26 /1/2020). Warga dengan antusias menonton kesenian Tionghoa yang menjadi bagian merayakan tahun baru Imlek di Tahun Tikus Logam. (Wartakota/Henry Lopulalan) (Wartakota/henry lopulalan)

Tarian singa dan tarian naga banyak terlihat di China dan Pecinan di banyak negara Barat selama periode Tahun Baru Imlek.

Itu dilakukan untuk membawa kemakmuran dan keberuntungan untuk tahun mendatang atau acara.

Ada lebih banyak tradisi dan adat Tahun Baru Imlek, seperti memakai baju baru, begadang di malam Tahun Baru Imlek, menonton Gala Festival Musim Semi, dan lain sebagainya.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait Tahun Baru Imlek lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas