Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditemukan Kasus Covid-19, 90 Sekolah di DKI Jakarta Tutup Sementara dan Hentikan PTM 100 Persen

Sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta ditutup sementara dan menghentikan aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
zoom-in Ditemukan Kasus Covid-19, 90 Sekolah di DKI Jakarta Tutup Sementara dan Hentikan PTM 100 Persen
Warta Kota/ Junianto Hamonangan
Suasana PTM 100% di SDN Pondok Kelapa 05, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (4/1/2022). Dalam artikel mengulas tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di DKI Jakarta. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta ditutup sementara dan menghentikan aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Pemberhentian PTM 100 persen sementara itu lantaran ditemukan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah tersebut.

Adapun sekolah yang ditutup terdiri atas jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK, hingga Pelatihan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria alias Ariza, mengatakan ada 90 sekolah di DKI yang ditutup sementara dan menghentikan PTM.

"Total sekolah yang ditemukan kasus positif Covid-19, sebanyak 90 sekolah," katanya, dikutip Tribunnews.com dari WartakotaLive.com, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tembus 7 Ribu, Satgas IDI Ingatkan PTM Tak Lagi Aman

Lebih lanjut, Ahmad Riza menyebut, dari kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah, mayoritas yang terpapar adalah siswa.

Namun, tidak hanya siswa saja sejumlah guru dan tenaga kependidikan juga ada yang terinfeksi Covid-19.

Berita Rekomendasi

"Jumlah positif Covid-19 siswa 120, guru 9, dan tenaga kependidikan 6," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menegaskan, siswa yang keluarganya masih positif Covid-19 dilarang untuk ikut pembelajaran tatap muka (PTM).

Larangan tersebut untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dari rumah ke sekolah tempat siswa tersebut menggelar pembelajaran tatap muka.

Begitu pun siswa yang memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang berstatus positif Covid-19.

"Jadi di pengaturan di pembelajaran tatap muka, salah satu yang diatur di situ kalau anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengan murid menjalani isolasi atau siswa menjadi kontak erat dari kasus lain, maka dia tidak boleh mengikuti PTM secara offline."

"jadi dia harus PJJ (pembelajaran jarak jauh) sampai harus selesai masa karantina kalau kontak erat," kata Dwi saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Kamis (27/1/2022).

Ilustrasi sekolah tatap muka.
Ilustrasi sekolah tatap muka. (KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG)

Dwi mengatakan, Dinkes DKI bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta sudah melakukan mitigasi agar klaster rumah Covid-19 tidak menimbulkan klaster baru di sekolah.

Satu di antaranya, memperketat kriteria siswa yang boleh ikut dalam pembelajaran tatap muka yang sudah dibuka dengan kapasitas 100 persen sejak 3 Januari 2022.

Selain melarang siswa yang memiliki kontak erat atau memiliki keluarga positif Covid-19 mengikuti PTM, Dwi juga menyebut kesehatan siswa menjadi perhatian khusus.

"Anak yang ada keluhan kesehatan itu tidak boleh offline (PTM), harus PJJ. Itu juga sudah diatur, tinggal kita edukasi pada orangtua," ucapnya.

Orangtua diminta untuk memahami keluhan kesehatan anak dan tidak memaksa anak untuk melakukan PTM apabila anak dalam kondisi tidak sehat.

Baca juga: 8 Sekolah Ditutup, PTM di Depok Tetap 100 Persen, Kemungkinan PPKM Level 3, Satgas Covid-19 Was-was

Daftar Sekolah yang Ditutup karena Covid-19 di DKI Jakarta

Berikut ini daftar sekolah yang ditutup karena Covid-19 di DKI Jakarta per 25 Januari 2022:

Jakarta Barat 1

SMK PGRI 5 : 1 siswa

Jakarta Barat 2

TK Kinderfield : 1 siswa, TK Kinderland School : 1 tenaga pendidik, SMPN 105 : 1 tenaga pendidik, SMPN 229 : 1 siswa,  SMPN 274 : 1 siswa, SMAN 16 : 2 siswa, SMAN 78 : 2 siswa, SMAS 1 Kristen BPK Penabur : 1 siswa.

Jakarta Pusat 1

SDS Kristen Bethel : 1 siswa, SMA Kanisius : 8 siswa, SMK DA Sekesal Jakarta : 2 siswa

Jakarta Pusat 2

SD Kristen Saint John : 1 siswa dan SD Santo Mikael : 1 siswa

Jakarta Selatan 1

TK Aisyiyah 1 : 1 siswa, TK Islam Al Jabr : 1 siswa, TK Kinderland Jakarta Selatan : 1 guru, SD Bunayya Islamic School : 1 siswa,  SD Islam AL Jabr : 1 siswa, SDI Azhari Lebak Bulus : 1 siswa, SMP Islam Al-Izhar Pondok Labu : 2 tenaga pendidik, SMP Negeri 226 : 1 siswa, dan SMP Negeri 85 Jakarta : 1 siswa.

Kemudian, SMA Cenderawasih I : 1 siswa, SMA Islam Al Jabr : 1 siswa, SMAN 34 Jakarta : 1 siswa, SMAN 86 Jakarta : 1 siswa, SMKS Kharismawita 1 Jakarta : 1 siswa, dan PKBM Candradimuka Special Needs : 1 siswa.

Jakarta Selatan 2

TK Al Azhar 2 : 1 siswa, TK Kinderland School : 1 tenaga pendidik, TPAN RA Kartini : 1 guru, SD Kramat Pela 07 : 1 siswa, SDN Tebet Timur 01 : 1 siswa, SMA Negeri 3 Jakarta : 4 siswa, SMA Negeri 55 Jakarta : 9 siswa, SMA Negeri 70 Jakarta: 1 siswa,  SMA Negeri 8 : 1 siswa, SMA Sumbangsih : 1 siswa, SMP Adik Irma : 6 siswa, dan SMP Negeri 115 Jakarta : 5 siswa.

Kemudian, SMP Negeri 141 Jakarta : 1 siswa, SMP Negeri 227 Jakarta : 1 guru, SMP Negeri 265 Jakarta : 3 siswa, dan SMPN 13 Jakarta : 2 siswa.

Jakarta Timur 1

TKIT Nur Insan Cendekia: 1 guru, SD Islam At Taubah: 1 siswa, SD Laboratorium Jakarta: 1 siswa, SD Negeri Kampung Melayu 01 Pagi: 1 siswa, SDIT Ibnu Sina: 1 siswa, SDN Duren Sawit 18 Pagi: 1 guru, SDN Malaka Jaya 06 Pagi: 1 guru, SDN Utan Kayu Selatan 05: 1 siswa, dan SDS Kristen 4 Penabur: 1 siswa.

Kemudian, SMP IT AR-Rudho 1 siswa: 1 siswa, SMP Kristen 5 BPK Penabur: 1 siswa, SMPN 199: 1 Siswa, SMA Budhaya II Santo Agustinus: 1 Siswa, SMA Diponegoro 1: 1 Siswa, SMA Global Mandiri Jakarta: 1 Siswa, dan SMA Muhammadiyah 11 Jakarta: 1 Siswa.

Lalu, SMA Muhammadiyah 12 Jakarta: 1 siswa, SMAN 12 Jakarta: 2 siswa, SMAN 22 Jakarta 1 Siswa, SMAN 44 Jakarta: 1 siswa, SMAN 99 Jakarta: 4 siswa, dan PKBM Amanah Bunda Tahfidz School: 1 tenaga pendidik.

Jakarta Timur 2

TK Kidea Jl Dewi Sartika: 1 Siswa, SD EMIISc Jakarta: 1 siswa, SDIT Darul Maárif Islamic School 3: 1 Siswa, SDN Kelapa Dua Wetan 03: 1 Siswa, SDN Setu 01: 1 tenaga pendidik, SDN Susukan 04 Pagi: 3 siswa, dan SDS Ignatius Slamet Riyadi II: 1 siswa.

Selanjutnya, SDS Santo Markus I: 1 siswa, SDS Santo Markus II: 1 siswa, SMP Negeri 174: 2 siswa, 1 guru, SMP Perguruan Advent XV: 1 Siswa, SMA ACS Jakarta: 1 Siswa, SMA Budhi Warman 1: 1 Siswa, SMA Global Islamic School: 2 siswa, SMA Katolik Nusa Melati: 1 Siswa, dan SMA PKP: 1 siswa.

SMAN 67 Jakarta: 1 Siswa, SMAS Uswatun Hasanah: 1 siswa, SMKN 24 Jakarta: 1 siswa, dan SMKN 51 Jakarta: 1 siswa.

Jakarta Utara 1:

TK Tzu Chi: 1 guru, SDN Warakas 01: 1 siswa, 1 guru, dan SMAN 40 Jakarta: 2 siswa.

5 Hal yang Harus Ditingkatkan agar Siap PTM 100 Persen

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito membagikan cara agar setiap sekolah atau daerah dapat menerapkan kebijakan tersebut.

Di antaranya menyiapkan Prakondisi, melihat Timing hingga Prioritas.

Hal tersebut, disampaikan Wiku dalam acara Panggung Demokrasi yang disiarkan melalui Kanal YouTube Tribunnews, Rabu (5/1/2021).

Berikut ini lima hal yang harus ditingkatkan agar siap PTM 100 persen:

1. Prakondisi

Menurut Wiku, pada tahap pra kondisi ini, perlu menyiapkan fasilitas Kesehatan di sekolah maupun di rumah.

“Misalnya UKS di sekolah, di rumah sendiri juga ada prakondisi dari orang tua murid dan di perjalanaan,” ucapnya.

2. Timing

Timing ini, kata Wiku, tergantung kesiapan setiap daerah untuk melakukan pembelarajn tatap muka 100 persen.

“Setiap sekolah tidak bisa disamakan, Tapi kalau semuanya menyiapkan sama bisa jadi timingnya sama secara nasional.

3. Prioritas

“Bisa dikaitkan Pendidikan yang levelnya mana atau faktor -faktor tertentu yang dipertimbangkan untuk menjadi prioritas,” jelas Wiku.

4. Koordinasi

Koordinasi dapat dilakukan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau sekolah dengan pemerintah daerah, pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

“Jadi, kalau ada apa-apa sekolah maka pemerintah daerah bisa membantunya, kemudian pemerintah daerah ke pemerintah pusat, jadi koordinasi antara tingkat dilakukan,” kata Wiku.

5. Monitoring dan Evaluasi

Menurut Wiku, jika kondisinya selalu dimonitor dan dievaluasi maka bisa lebih mudah bila terjadi sesuatu.

“Itu yang harus ditingkatkan oleh semua sekolah dan pemerintah daerah,” ungkapnya.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, WartaKotalive.com/Yolanda Putri Dewanti, Kompas.com/Singgih Wiryono)

Simak berita lainnya terkait PTM Terbatas

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas