Bertepatan dengan Tahun Baru Imlek, Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 Rayakan Kebersamaan
Pada Festival Musim Semi tahun ini, menonton Olimpiade Musim Dingin Beijing juga akan menjadi salah satu aktivitas penting di samping beragam tradisi
TRIBUNNEWS.COM - Beragam tradisi Tahun Baru Imlek telah dirayakan secara luas selama ribuan tahun. Makan malam bersama keluarga, menempelkan kuplet, dan menyalakan kembang api merupakan hal-hal yang wajib dilakukan saat Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Musim Semi.
Namun, pada Festival Musim Semi tahun ini, menonton Olimpiade Musim Dingin Beijing juga akan menjadi salah satu aktivitas penting di samping beragam tradisi lainnya.
Festival Musim Semi 2022, yang merupakan Tahun Macan dalam kalender lunar China, jatuh pada 1 Februari, hanya tiga hari sebelum Olimpiade Musim Dingin 2022 secara resmi dibuka di Beijing.
"Olimpiade Musim Dingin dan Festival Musim Semi memiliki konotasi budaya yang sama, karena keduanya merayakan kebersamaan dan harmoni," kata Lou Xiaoqi, seorang akademisi budaya sekaligus pendiri Civilization Magazine.
"Olimpiade Musim Dingin tahun ini bertepatan dengan Festival Musim Semi, sehingga ini akan menjadi pengalaman yang unik bagi semua orang."
Nilai-nilai penting yang ada sejak lama
Sama seperti Natal di negara-negara Barat dalam hal signifikansinya, Festival Musim Semi merupakan waktu yang paling penting dalam setahun untuk kembali berkumpul bersama keluarga di China. Asal-usul tentang Festival Musim Semi tidak diketahui secara pasti, namun menurut cerita rakyat, festival tersebut telah dirayakan selama sekitar 4.000 tahun.
Chen Haiming, Direktur Pusat Tata Pemerintahan Global dan Hukum di Universitas Teknologi Xiamen, mengatakan bahwa Festival Musim Semi mewujudkan prinsip "kesatuan antara manusia dan alam" yang mewakili nilai tertinggi budaya tradisional China dan jiwa Tahun Baru Imlek.
Konsep kesatuan antara manusia dan alam ini sangat memengaruhi segala aspek kehidupan sosial warga China, dan bahkan membentuk gagasan "pembangunan hijau” yang menjadi fokus penekanan China saat ini, tambahnya.
Hal yang lebih penting lagi adalah Festival Musim Semi mewakili nilai reuni keluarga dan mewujudkan hubungan keluarga yang harmonis.
Kerinduan selama setahun untuk berkumpul bersama keluarga saat Festival Musim Semi tercermin dalam arus mudik. Selama musim Festival Musim Semi, periode 40 hari yang dikenal sebagai “Chunyun”, ratusan juta warga China akan melakukan perjalanan, memenuhi kereta, bus, mobil, dan pesawat demi dapat menemui keluarga dan sahabat mereka.
Beberapa dekade lalu, Festival Musim Semi tidak banyak berdampak di luar China. Namun, seiring pertumbuhan ekonomi China, perayaan yang memiliki makna budaya yang sangat besar di dunia penutur bahasa Mandarin ini kian berarti.
Demikian pula dengan Olimpiade, yang penuh semangat dan prestasi luar biasa dari perjuangan atletik, merupakan sorotan olahraga, sosial, dan budaya dari kalender Yunani kuno selama hampir 12 abad.
Salah satu tradisi terpenting dari Olimpiade kuno adalah Gencatan Senjata Olimpiade, sebuah kesepakatan damai yang memungkinkan negara-kota Yunani yang berseteru untuk mengesampingkan konflik, merayakan kebersamaan, dan merasakan perdamaian yang terinspirasi dari olahraga.
Olimpiade modern dihidupkan kembali pada abad ke-19 oleh warga Prancis Pierre de Coubertin, yang sebelumnya membaca tentang Olimpiade Yunani kuno dan yakin bahwa Olimpiade dapat berkontribusi pada perdamaian dunia dan persahabatan internasional.
Seperti yang telah diperkirakan oleh de Coubertin, Olimpiade berkembang menjadi pertemuan umat manusia yang terbesar dan paling beragam. Setiap empat tahun, dunia menyaksikan dengan rasa kagum saat para atlet dari 200 lebih negara dan kawasan bersatu dalam kompetisi di ajang Olimpiade.
Meskipun Gencatan Senjata Olimpiade tidak menghentikan perang, kesepakatan itu berkontribusi penting dalam meningkatkan pemahaman, menurunkan ketegangan, dan menyelesaikan konflik, semuanya untuk kepentingan umat manusia.
"Sejatinya, Olimpiade modern merupakan semacam praktik membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," kata Lou.
Merayakan kebersamaan dan harmoni di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Pada 2021, moto Olimpiade direvisi untuk pertama kalinya dalam lebih dari 120 tahun, dengan penambahan kata "bersama". Moto baru kini berbunyi "Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat - Bersama".
“Di dunia yang rapuh saat ini dengan begitu banyak ketidakpastian, Olimpiade semakin menjadi simbol harapan, perdamaian, dan solidaritas yang kuat bagi semua umat manusia dalam semua keragaman kita," tulis Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach dalam kata pengantar untuk gulungan Manifesto Olimpiade.
Saat dunia terus berjuang tanpa henti melawan virus, sementara antiglobalisasi dan unilateralisme menimbulkan tantangan berat bagi masyarakat internasional, Olimpiade Musim Dingin 2022 hadir pada waktu yang tepat di saat dunia perlu bersatu dan merayakan kemanusiaan.
Mengingat bahwa Olimpiade Musim Dingin tahun ini bertepatan dengan Tahun Baru Imlek, harmoni yang merupakan inti tradisional dari festival tersebut menjadi lebih penting secara global.
"Dunia saat ini sangat membutuhkan inklusivitas, yang dirayakan oleh budaya keselarasan dalam keberagaman yang khas China," kata Chen.
"Mengingat nilai-nilai dan semangat yang tertanam dalam Festival Musim Semi, ini adalah festival yang perlu dirayakan tidak hanya oleh orang-orang di China tetapi juga orang-orang di seluruh dunia," tambahnya.
Penghargaan yang tepat untuk perhelatan ini adalah edisi ketiga dari gulungan Manifesto Olimpiade yang diterbitkan oleh Civilization Magazine.
Gulungan sepanjang 60 meter ini sebagian besar memuat tentang Festival Musim Semi dan Olimpiade Musim Dingin yang menunjukkan integrasi beragam budaya di dunia. Gulungan tersebut juga mencakup budaya festival dari 23 negara tuan rumah dan 43 kota tuan rumah Olimpiade sebelumnya.
"Ini menandakan bahwa budaya Timur dan Barat bertemu di Beijing dan berkembang dengan saling belajar," demikian dijelaskan Lou. (#)