Kepala BNPT: Mari Perkuat Pilar Kebangsaan Cegah Paham Radikal Intoleran
Pencegahan paham radikal terorisme harus terus digiatkan dalam rangka menjaga NKRI tetap rukun, bersatu dan harmoni.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan Pondok Pesantren Nurul Falah menggelar kegiatan Silaturahmi dan dialog kebangsaan BNPT RI dengan FORKOPIMDA, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Provinsi Banten di Pondok Pesantren Nurul Falah, Pasir Malang, Cibadak, Kecamatan Lebak, Provinsi Banten pada Senin (7/2/2022).
Dialog Kebangsaan merupakan agenda rutin BNPT yang bertujuan untuk mengajak seluruh pihak khususnya tokoh agama dan masyarakat dalam mencegah paham radikal terorisme.
Menurut Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, pencegahan paham radikal terorisme harus terus digiatkan dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap rukun, bersatu dan harmoni.
"Masalah kebangsaan ini pekerjaan rumah tugas kita sepanjang negara berdiri. Indonesia merupakan negara kebangsaan, Nation State. Beraneka ragam berkumpul jadi satu, NKRI. Mari kita selalu menjaga kerukunan dan harmoni ini," kata Boy Rafli, dalam keterangannya, Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Minta Maaf Soal Data 198 Pesantren Terafiliasi Terorisme, Kepala BNPT Disebut Bersikap Ksatria
Baca juga: BNPT dan DMI Sepakat Kolaborasi Cegah Radikalisme di Rumah Ibadah
Boy Rafli mengibaratkan paham radikal terorisme sebagai virus yang berbahaya layaknya Covid-19.
Orang yang terpapar paham radikal intoleran bisa saja tidak memiliki tanda-tanda dan sikap tertentu.
Dalam mencegah virus radikal terorisme, nilai-nilai kebangsaan yang ada dalam empat konsensus kebangsaan yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI harus terus digelorakan terutama dalam ruang dialog kebangsaan.
"Kalau masyarakat, anak muda Indonesia tidak kuat aspek ideologinya banyak anak muda akan terpapar," ucapnya.
Boy Rafli mengatakan anak muda merupakan generasi yang harus mendapatkan perhatian serius dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya konten propaganda paham radikal yang secara masif muncul di media sosial.
Anak muda Indonesia sebagai mayoritas pengguna media sosial harus dilindungi agar tidak terpengaruh paham radikal.
Baca juga: Saksi Sebut Munarman Dianggap Sebagai Publik Figur Tegaknya Daulah Islamiah di Indonesia
Sementara itu Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mendukung kegiatan BNPT dalam merawat persatuan dan kesatuan dalam dialog kebangsaan.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres) yang juga menjabat Ketua Kelompok Ahli BNPT ini menjelaskan upaya BNPT dalam merawat persatuan dan kerukunan bangsa harus didukung dan dipelihara sebagaimana leluhur bangsa Indonesia telah mewariskan semangat persatuan dan kesatuan.
"Alhamdulillah BNPT menjaga generasi muda. Keukhuwahan, persatuan dan kesatuan sudah diwariskan bahkan sejak zaman para Walisongo. Jangan kita sampai mengecewakan warisan leluhur bangsa kita untuk terus bersatu," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy, mendukung penuh kegiatan Dialog Kebangsaan di wilayah Banten.
Dia melihat paham radikal terorisme banyak muncul di dunia digital. Untuk itu dirinya membuka lebar kerjasama dengan BNPT dalam rangka peningkatan literasi digital untuk masyarakat Banten agar tidak mudah terpapar paham radikal.
"Masyarakat terus harus dikasih tahu bahaya paham radikal. Paham radikal sudah masuk ke semua sendi-sendi kehidupan. Paham radikal masuk ke ranah digital. Kita mendukung literasi digital," jelasnya.
Baca juga: Gubernur Banten Minta Satgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Perketat Skrining PPLN
Pemimpin Pondok Pesantren Nurul Falah, K.H. Ahmad Rafiudin sebagai tuan rumah kegiatan Dialog Kebangsaan pada hari ini mengatakan segenap keluarga besar Pesantren Nurul Falah mendukung peran BNPT.
"Kita anti paham radikal. Semoga Indonesia tetap jaya, aman dan damai," tandasnya.