Berisiko Tertular Covid-19: Anak di Bawah 2 Tahun Tak Dianjurkan Memakai Masker
Anak-anak di bawah usia dua tahun tidak dianjurkan memakai masker di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak di bawah usia dua tahun tidak dianjurkan memakai masker di masa pandemi Covid-19.
Meskipun bayi bisa tertular Covid-19, ada alasan untuk tak mengenakan bayi mengenakan masker.
Dokter spesialis anak, dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A, mengingatkan, penting bagi orangtua untuk mempertimbangkan baik-baik agar tak membawa bayi keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
"Bayi tidak perlu dibawa keluar rumah seperti mal, pasar, dan lainnya. Karena tidak direkomendasikan untuk dipakaikan masker, sehingga perlindungan fisik dari penularan virus berkurang," ujar Denta mengutip ulasan medis melalui mailing list atas izin yang bersangkutan, Selasa (8/2/2022).
Pemakaian masker pada bayi akan menyulitkan orangtua melihat keseluruhan wajah si mungil.
Misalnya terdapat kondisi saat bayi tersedak, orangtua akan susah mengetahuinya ketika sebagian wajah bayi tertutup masker.
"Masker juga meningkatkan risiko tertutupnya jalan napas pada bayi, karena bayi belum bisa dengan mudah memperbaiki posisi masker jika terjadi apa-apa," imbuhnya.
Apalagi jika usia bayi menjelang satu tahun, mereka punya hobi mengeksplorasi dunia luar dengan mulut.
"Jadi dipakaikan masker percuma protokol kesehatannya, karena mereka akan cenderung menjilat-jilat masker yang dipakai, karena risih dengan maskernya ya akan dimain-mainkannya masker dengan tangan mereka yang lucu itu," ungkap dokter yang bertugas di Mayapada Hospital ini.
Sehingga, masker yang awalnya bertujuan untuk menghalangi virus masuk, malah jafi meningkatkan risiko terpapar virus.
"Itulah alasannya kenapa pada bayi dan anak di bawah dua tahun tidak direkomendasikan untuk penggunaan masker," kata dia.
Orangtua juga perlu mengetahui bahwa bayi bisa turut menularkan Covid-19 ke orang lain.
Saat tak ada keperluan mendesak, bayi harus di rumah jangan sampai tertular.
Misalnya dengan cara membatasi kontak dengan orang di luar rumah, jika bayinya baru lahir, lebih baik untuk tidak menerima teman atau saudara yang ingin berkunjung melihat bayi baru lahir.
Sementara untuk anggota keluarga yang lain yang tinggal serumah dengan bayi, jika bepergian selalu pastikan protokol kesehatan dijalankan dengan optimal, agar meminimalisir risiko penularan ke bayi.
Jika dirasakan perlu, karena aktivitas di luar rumah yang tinggi risiko penularan, bisa menerapkan protokol kesehatan yang lebih ketat, seperti sepulang dari luar rumah, tidak langsung menyentuh bayi, tapi ganti baju dan mandi terlebih dahulu.(*)