Cerita di Balik Pembuatan Patung Jokowi yang Akan Dipajang di Sirkuit Mandalika Lombok
Nyoman menceritakan, awalnya dia mendapat telepon dari Dirjen PU yang memerlukan patung bertema Jokowi mengendarai sepeda motor.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman Nyoman Nuarta adalah sosok di balik pembuatan patung Presiden Joko Widodo yang sedang menaiki sepeda motor.
Rencananya patung itu akan dipajang di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, lokasi balap motor dunia.
Lalu, dari mana ide membuat patung tersebut?
Nyoman menceritakan, awalnya dia mendapat telepon dari Dirjen PU yang memerlukan patung bertema Jokowi mengendarai sepeda motor.
Mendengar hal itu, Nyoman sangat antusias karena jarang ada patung Jokowi seperti yang dimintakan.
"Saya antusiasnya begini, jarang-jarang Presiden naik motor, yang ada kan naik mobil. Jadi ada semangat juga karena unik Presiden kita ini, kayak koboi juga, jadi saya senang," ujar Nyoman seperti dikutip dari Tribun Jabar.
Baca juga: Hoax Bule Fotografer MotoGP Mandalika Dipungut Rp 6 Juta Tes PCR, Ini Penjelasan Satgas Covid-19
Adapun rencananya tinggi patung mencapai 5 meter dengan panjang 6-7 meter
Lalu bagaimana kisah di balik pembuatan patung itu?
Berikut wawanncara eksklusif jurnalis Tribun Jabar, Nazmi Abdurrahman dengan Nyoman Nuarta di NuArt Sculpture Park, museum galeri miliknya di Jalan Setraduta, Kota Bandung, belum lama ini.
Bagaimana ceritanya Anda bisa membuat patung Presiden Joko Widodo naik sepeda
motor?
Begini, itu saya mendapat telepon dari Ibu Dirjen PU, beliau memerlukan patung temanya Pak Jokowi pakai motor.
Saya antusiasnya begini, jarang-jarang Presiden naik motor, yang ada kan naik mobil. Jadi ada semangat juga karena unik Presiden kita ini, kayak koboy juga, jadi saya senang.
Kebetulan, saya juga sudah beberapa kali bikin patung yang naik motor, sekarang kebetulan ada di Beijing, jadi kita hapal bikin buatnya. Cuma, karena ini outdoor, kawasan terbuka di Mandalika, jadi saya harus membuat patung ini agak besar, kurang lebih dua kali dari aslinya.
Ban motornya itu segede ban truklah, supaya tercapai tidak ditelan sama lingkungannya yang besar. Tingginya sekitar lima meter dan panjanganya sekitar enam sampai tujuh meter.
Ide patungnya dari siapa?
Karena itu lokasinya tempat balap motor, dari Pak Menteri idenya ke sana, Pak Jokowi juga sudah pernah pakai motor muter di sana, saya cocok juga tuh dengan ide itu.
Presiden naik motor itu unik banget, saya belum pernah denger tuh.
Di Amerika ada, Presiden naik kuda, kalau naik motor kayaknya baru Presiden kita nih. Kita ingin mengerjakannya dengan tulus, mau dipakai atau tidak, itu tidak masalah.
Presiden Jokowi mengendarai motor melakukan peninjauan kesiapan infrastruktur MotoGP di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kamis (13/1/2022). Dalam kunjungannya Presiden Jokowi mengecek infrastruktur seperti jalan bypass dari bandara menuju Sirkuti Mandalika serta sejumlah fasilitas pendukung lainnya. (Biro Pers Presiden/AGUS SOEPARTO)
Berapa lama pengerjaannya?
Patung ini dikerjakan secara kilat, kebetulan kita menguasai juga teknologinya, biasanya kalau
bikin patung segede itu bisa enam bulan, ini kita baru tiga minggu.
Ini sudah mendekati finishing, sekarang kita sedang meng-esambling komponen-komponennya, motor itukan ada roda, tengki dan lainnya dibuat terpisah-pisah dan itu sedang diesembling, hampir semua sudah bisa, sekarang tinggal naik figur Pak Jokowinya.
Nanti kita cek, apakah sudah cukup puas atau belum, karena kita mendapat data buram dari foto, tapi saya tidak memindahkan foto. Jadi, makanya ada angin-anginnya.
Foto hanya buat peganganlah, orang mengenal ke Pak Jokowi, begitu. Waktunya emang singkat, saya juga bilang kalau nanti kurang bagus, ya sudah jangan dipasang biar aku simpan di museum saja.
Sudah berapa persen?
Sekarang sudah 75 persenan, dalam waktu tiga minggu. Sebenarnya karya seni itu bukan cepat-cepatan, tapi bagus-bagusan.
Nah, ini cepat dan bagus, makanya kalau jelek tidak usah dipasang, daripada bikin malu kan.
Waktu singkat itu bukan halangan, kita sudah terbiasa kerjamaraton seperti ini, jadi yang belum kita hafal ini angkutan ke sana, kalau normal sekitar tiga sampai empat hari, kalau angin besar segala macam kan tidak bisa nyebrang, ini dibawanya lewat jalur darat.
Kita punya langganan yang biasa kita pakai untuk pemasangan dan mengangkutnya, tapi tergantung sekali sama cuaca apalagi sekarang banyak badainya. Itu saja kendalanya.
Berapa pekerja yang dilibatkan?
Kita kan punya patung yang cukup besar yang harus selesai Maret, itu tingginya 18 meter untuk dibawa ke Jawa dan banyak pekerjaan lain yang harus segera selesai, terpaksa kita hentikan dulu yang lainnya, patung motor Pak Jokowi ini harus didulukan, kan balap motornya sebentar lagi, patung motor itu harus diperiksa kalau jelek ya sudah turunin aja lagi.
Dari segi perwajahannya saya sudah senang melihatnya.
Boleh tahu kapan selesai ini patung ini?
Dari sekarang, mungkin satu mingguan lagi. Kita dikasih waktu satu setengah bulan. Nanti
setelah selesai pengelasan ini, harus kita cuci dulu dibersihkan dari borax untuk melihat bentuk, sudah memadai belum, kalau belum dilas lagi.
Mematung ini memakai api, tidak ada cetak- cetakan atau cor-coran. Jadi, membentuknya itu pakai api, staf kita yang mengelas, mengolah materialnya harus menguasai semua.
Bahan apa yang digunakan untuk patung ini?
Bahan untuk patung motor ini strukturnya menggunakan stainless steel yang anti karat,
kemudian kita bungkus dengan kuningan anti karat, karena Mandalika ini posisinya dekat
dengan laut, sebentar pasti berkarat. Kemudian bahan patung yang di luarnya itu kuningan
supaya dia tahan dengan cuaca, nanti alam akan oksidasi, pewarnaan alami dari alam.
Beda sama baja dan besi, begitu korosi akan terus dimakan hancur, kalau kuningan tidak, kemudian
tahan panas. Jadi untuk tahan ratusan bahkan ribuan tahun haruslah pakai bahan itu. Ini sudah
pasti tahan, karena kuningan itu bahan aslinya tembaga dicampur dengan timah, sehingga ke
luar warna kuning seperti emas.
Nanti akan ditempatkan di mana?
Rencananya akan dipasang di gerbangnya, di pintu masuk ke sirkuit itu. Jadi di gerbangnya itu,
satu tulisan Mandalika kalau tidak salah, satu lagi patung ini.
Apakah ada nama khusus untuk patung ini?
Namanya belum ada, nanti dipikir dulu. Barangkali Pak Jokowi mau ngasih namanya.
Apa proyek selanjutnya?
Saya ini sebenarnya lebih banyak mengerjakan proyek kita sendiri, kita punya tempat atau
menyewa tempat untuk dikerjakan di situ.
Sederhana saja, itu patung kuda di Jakarta masih tanggung jawab kita bukan punya DKI, jangan salah. Jadi dulu idenya, daripada iklan bilboard gede-gede di Jakarta itu, saya bilang kenapa tidak bikin sesuatu, mereka (perusahaan) suruh bayarin kasih saya haknya.
Dulu kita berpikir akan dibantu pemerintah DKI, ternyata tidak.
Kemudian saya ngobrol sama Bank Swasta, dia mau logonya ditempel di patung itu, kecil saja tidak ramai ada keindahannya, kalau bilboard kan menghalangi, belum lagi kena angin ada yang roboh.
Gubernur akhirnya setuju, dan Presiden setuju. Jadi, proyek kita lebih banyak sendiri atau kerja sama dengan perusahaan lain untuk proyek pariwisata.(*)