Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hati-hati Penularan Covid-19 dari Pasien OTG

Wiku Adisasmito mengatakan orang positif COVID-19 tanpa gejala masih berkemampuan menularkan virus kepada orang lain.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
Freepik
Kehilangan indra perasa dan indra penciuman bisa menjadi tanda bahwa Anda adalah "hidden carrier" atau pembawa virus corona. 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan orang positif COVID-19 tanpa gejala masih berkemampuan menularkan virus kepada orang lain.

Apalagi orang-orang positif tersebut tidak menjalani isolasi mandiri.

Menurutnya orang positif tanpa gejala terlihat sehat-sehat saja dan kadang beraktivitas seperti biasa. 

Baca juga: Kenaikan Kasus Mingguan Covid-19 Terjadi Merata di Seluruh Provinsi Jawa-Bali

Baca juga: Seniman Harap Pertunjukan Seni Budaya di Tanah Air Tetap Berlangsung di Masa Pandemi

Baca juga: 1.140 Warga Sunter Agung dan 55 Warga di Pondok Bambu Tertular Covid-19, PMI Disinfektan Permukiman

Wiku mengatakan bahwa berdasarkan gejala klinisnya, kasus positif dapat dibagi menjadi kasus bergejala dan kasus tanpa gejala (asimptomatik). 

"Hal ini berarti, orang yang tampak sehat-sehat saja, belum tentu terbebas dari infeksi COVID-19," kata Wiku, Kamis (10/2/2022).

Wiku mengatakan  sikap kehati-hatian pada kasus tidak bergejala cenderung lebih rendah daripada yang bergejala.

Karena orang yang tampak sakit akan cenderung mengisolasikan dirinya. Dan yang disayangkan lagi, faktanya tidak semua kasus positif di lapangan dapat terskrining 100 persen.

Berita Rekomendasi

Padahal menurutnya dalam kondisi pandemi, testing menjadi tolak ukur tunggal penentuan diagnostik sebuah penyakit. 

"Dan kenyataannya saat ini tidak semua orang melakukan tes COVID-19 karena merasa sehat-sehat saja," katanya.

Baca juga: Rekor Tertinggi di Kota Bekasi, 3.019 Kasus Baru Dalam Sehari, Ada 7 Kasus Kematian Termasuk Balita

Jika merujuk pada hasil penelitian, secara global jumlah kasus positif tanpa gejala lebih sedikit persentasenya daripada kasus yang bergejala.

Hal ini sebagaimana temuan dari Bymbasuren dkk serta Garcia dkk di tahun 2020.

Selain itu mayoritas ahli sepakat bahwa kasus dengan gejala yang jelas masih lebih infeksius/menular dibandingkan kasus tanpa gejala.

Studi lainnya menunjukkan peluang terpapar pada kontak erat kasus positif tanpa gejala akan menjadi 3 - 25 persen lebih rendah daripada kontak erat kasus positif yang bergejala.

Hal ini disebabkan gejala seperti batuk dan bersin dapat memperbesar peluang penularan dibanding pada orang yang tidak batuk atau bersin.

Walau begitu, lebih sedikit dan lebih tidak menular dibandingkan kasus bergejala.

"Jika tidak diantisipasi dengan baik maka risiko ini akan menimbulkan kenaikan kasus secara signifikan," lanjutnya.

Baca juga: Ramai Kabar Vaksin Anak Berbayar Rp 150 Ribu per Kelas, Dinkes Kabupaten Bogor Beri Penjelasan 

Lalu, dari 8 studi lainnya di Tiongkok, orang tanpa gejala dapat menyumbangkan sekitar 24 persen dari keseluruhan penularan yang terjadi di populasi.

Selain itu tantangan lainnya kata Wiku, teknologi saat ini belum dapat mengukur secara pasti kemampuan orang positif, termasuk OTG, untuk menulari orang lain.

Bahkan dengan metode testing seperti PCR yang dapat mengukur CT Value sendiri, hanya mengukur jumlah virus dalam tubuh seseorang, bukan jumlah virus yang mampu ditularkan dari orang tersebut ke orang lainnya.

"Untuk itu, dengan fakta ini, sikap paling bijak yang dapat dilakukan bersama adalah menerapkan protokol kesehatan 3M secara menyeluruh baik untuk orang sehat maupun sakit," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas